'Yang namanya gosip, kalo gak aneh ya gak bener. Mana ada gosip yang bener? Kalaupun bener gue yakin 1% kebenaran, 99% bumbu kehebohannya.'
▪▪▪▪
Adeeva membenarkan sedikit letak dasi Alfariel yang baru saja selesai dia pasangkan. Menjadi kebiasaan baru bagi Adeeva untuk memasangkan dasi Alfariel, walau sebenarnya Alfariel bisa pasang dasi sendiri, tapi katanya biar mereka makin dekat, dan Adeeva hanya setuju-setuju saja.
Salah satu kebiasaan baru adalah morning kiss. Setelah Adeeva selesai memasangkan dasi Alfariel, suaminya itu akan secara spontan menyambar bibir milik Adeeva, memberi kecupan ringan kemudian tersenyum kecil. Tapi fakta sebenarnya morning kiss bagi Alfariel itu tidak sekali, tapi hampir berkali-kali. Entahlah dia seperti kecanduan dengan bibir istrinya itu.
Adeeva saja tidak habis pikir, mengapa suaminya itu sangat suka menciumnya? Memangnya ada yang menarik dari bibirnya itu? Itu masih menjadi sebuah misteri bagi Adeeva. Dia mau saja bertanya tapi sayangnya Adeeva memiliki urat malu yang terlalu tebal.
"Mas mau roti atau kopi aja?" tanya Adeeva sambil berjalan menuju ke dapur.
"Kopi aja Dev." Adeeva mengangguk kemudian menyajikan secangkir kopi di hadapan Alfariel sedangkan pria itu sibuk mengecek tab nya.
"Mas aku berangkat duluan ya, Assalamualaikum." Adeeva menyalimi tangan Alfariel kemudian mencium pipi suaminya itu, setelah itu dia pergi berangkat ke sekolah.
"Waalaikumsalam." Alfariel memandangi Adeeva sampai gadisnya itu telah hilang di balik belokan, kemudian Alfriel kembali fokus ke tabnya, menunggu supirnya yang pergi menjemput damar terlebih dahulu untuk sampai dirumahnya.
15 menit kemudian, supir dan Damar telah datang. Mendengar suara klakson mobil dari luar membuat Alfariel langsung beranjak dari duduknya dan berjalan keluar menuju ke mobilnya.
Hal pertama yang dilihat Alfariel saat ingin masuk kedalam mobil adalah muka aib Damar yang terlihat sedang menguap karena masih mengantuk. Bagaimana tidak aib, saat menguap Damar membuka muluatnya dengan sangat lebar, kemudian lubang hidungnya seperti membesar dan matanya yang menyipit sebelah. Kurang sabar apalagi Alfariel sampai punya tangan kanan se-konyol dan se-setres itu? Kalo bukan sahabatnya mah dari dulu juga sudah dia buang ke rawa-rawa.
"Al, kok lo jemput gue pagi-pagi sih? Gue itu tadi masih tidur enak-enak, mimpi ketemu jodoh gue terus kit-, ya pokoknya gue lagi mimpi indah deh, eh supir lo malah nelpon kalo udah ada di parkiran apartemen, gila kali ya!" celetuk Damar yang kesal karena di jemput pagi-pagi.
"Kita ada meeting." Damar menyerengit bingung. Karena seingatnya tidak ada meeting pagi hari ini.
"Sembarangan lo! Kapan ada di jadwal ada meeting sepagi in-, ah gue baru ingat, Pak naharendra kemarin bilang majuin meeting. Hehehe…" Damar yang sudah ingat bahwa memang ada meeting pagi hanya menyengir tanpa dosa. Alfariel hanya menatap sinis Damar dan lebih memilih untuk fokus ke tabnya.
Entah dosa apa yang di perbuat Alfariel sampai punya tangan kanan kayak Damar. Alfariel saja tidak tahu. Bahkan Adeeva juga mempertanyakan hal itu.
▪▪▪▪
30 menit perjalanan menuju ke kantor (karena meetingnya di kantor), akhirnya mobil yang berisikan Alfariel, supirnya serta budaknya itu telah sampai. Para bodyguard yang berjaga di depan pintu masuk membukakan pintu untuk Alfariel dan Damar, Damar keluar kemudian memutari mobil menuju ke seberang sambil membawakan tab milik Alfariel, sedangkan Alfariel keluar sambil memperbaiki jasnya, kemudian mereka berjalan masuk kedalam gedung bersama dengan dikawal 4 bodyguard.
Saat berjalan memasuki gedung pancar langit itu, secretarisnya datang sambil menjelaskan sedikit tentang rapat seebentar dan memberitahu bahwa tamu meeting mereka sudah ada di tempat rapat. Alfariel mengangguk mengerti dan langsung berjalan memasuki lift bersama Damar dan Diandra sang sekretaris.
Saat mereka bertiga telah menghilang karena pintu lift yang tertutup, para karyawan yang tengah menunggu lift umum malah berbisik-bisik tetangga.
"Enak ya jadi Diandra, tiap hari dekat mulu sama pak bos. Kita mah apa, liat bos sedetik aja udah puji syukur kita mah." ujar seorang karyawan yang sering di panggil Mira.
"Yaiyalah, dia kan sekretaris. Tiap jam juga pasti ketemu. Ujung-ujungnya nanti mereka nikah." ucap seorang karyawan berambut pirang.
"Kebanyakan nonton drama ya kek gini nih. Denger-denger nih, katanya sih Diandra itu cuman ketemu sama pak bos kalo pagi untuk kasih tau jadwal dan pas malam cuman buat kumpul tugasnya. Selebihnya mah si Damar yang handle." ujar seorang wanita di samping Mira.
"Tapi katanya sih, pak bos emang gak suka deket-deket sama cewek. Bahkan katanya dia itu 'homo' dan rumornya pak bos itu pacaran sama Damar." celutuk Mira yang membuat ke 5 wanita di sana memekik kaget.
"Dapat gosip darimana? Sumpah gue baru tau, gue cuman tau gosip kalo pak bos homo, gak sampe dia pacaran sama Damar." ujar wanita berambut pirang dengan name tag bertuliskan Riska.
"Serius! Lagian pak bos cuman mau Damar doang yang bantuin dia dan ketemu dia secara langsung untuk semua masalah bahkan pergi rapat aja bareng Damar bukan Diandra. Dan yang gue denger, katanya sekretaris sebelum Diandra dipecat gara-gara mencoba menggoda pak bos." kelima wanita disana kembali kaget dan memekik heboh, membuat beberapa karyawan yang berada di sekitar sana memperhatikan mereka.
Ya, begitulah kantoran, orang-orang yang sudah punya jiwa emak tukang gosip jadi satu. Bukan kerja malah urusin urusan orang lain. Kayak hidupnya bener aja dah.
Tapi, ya, begitulah manusia. Sok benar, sok yang paling tau, padahal mah cetek.
▪▪▪▪
"Al, lo gak berniat buat membenarkan atau menghalau gosip yang lagi betredr sekarang di kantor?" Alfariel mengalihkan pandangannya dari berkas yang tengah dia baca ke arah Damar yang sedang menatapnya dengan penuh keyakinan.
"Enggak, yang ada cuman buang-buang waktu." Damar menghela nafas kesal. Inilah sahabat, terlalu santai. Lagian apa susahnya sih tinggal bilang 'saya tidak homo' sudah selesai. Berkata seperti itu saja seperti akan memakan waktu seratus tahun.
Damar memang tidak akan pernah mengeti jalan pikiran seorang genius.
"Setelah jam makan siang, kita ada janji temu dengan Mr. Song In Joon dari SJ company, dan setelah itu kita ada meeting untuk persiapan even tahunan bersama para dewan dan panitia penyelenggara, setelah itu free." Alfariel mengangguk mengerti, setelah itu Damar langsung berjalan keluar dari ruangan Alfariel.
Damar berjalan ke arah dapur khusus untuk mengambil makanan. Tapi saat ingin membuka pintu, samar-samar Damar mendengar namanya dan Alfariel disebut, dan sesaat kemudian kedua orang wanita yang bergosip didalam dapat memancing emosi Damar.
Alfariel memang tidak perduli, tapi berbeda dengan Damar.
▪▪▪▪
What's p?!
Adakah yang masih bangun dan membaca cerita ini?
Maaf baru up, kemarin-kemarin pengen banget dan aku bahkan udah tulis sampai hampir selesai chap ini tapi sayangnya ada kegiatan di sekolah. Pas mau lanjut di ganggu lagi, ide pun melayang 😂😂
Gue emang sekali menulis kagak boleh di ganggu sampai gue berhenti sendiri, karena klo gue di ganggu itu ide-ide semua langsung melayang ke angkasa.
Untunglah malam ini setelah semua kgiatan selesai, gue pun bisa melanjutkan dengan tenang, wkwkwkw
Maaf untuk kesalahan dan kelamaan nya, jangan lupa vote and comment guys.
Buat ini sampai 80 VOTE
BYE, SEE YOU NEXT CHAPTER!
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Married
Novela JuvenilPernikahan adalah sebuah acara sakral yang melibatkan dua orang yang saling mencintai. Setidaknya begitulah definisi umum yang diketahui orang-orang. Pasangan yang menikah tentu memiliki rasa suka dan cinta, tapi apa akibatnya jika hanya di dasari r...
