▪Twenty: Panic▪

2.5K 167 2
                                    

Adeeva gelisah. Saat tadi pagi dia terbangun, kasur di sampingnya terasa dingin dan masih sangat rapi. Dia mencoba positif thinking mungkin Alfariel telah bangun duluan. Tapi saat kebawah, dia tidak menemukan siapapun kecuali Bibi. Saat bertanya pada Bibi dia juga tidak tau karena belum bertemu sama sekali padahal bibi telah bangun dari jam 4 subuh. Adeeva sudah sangat panik, pikirannya kosong tak tau harus berbuat apa sampai akhirnya dia memutuskan untuk menelpon Damar, namun saat baru saja ingin menekan tombol panggil, Alfariel terlihat memasuki rumah.

Alfariel terlihat kacau. Dasinya tidak terpasang dengan rapi dan rambutnya kusut. Entah apa yang terjadi pada pria itu. Adeeva langsung saja menghampiri Alfariel yang berjalan mendekatinya juga. Namun ternyata pria itu hanya melewatinya dan langsung berjalan menaiki tangga, sepertinya menuju kamar mereka. Adeeva langsung mengikuti Alfariel dari belakang sampai masuk kedalam kamar. Pria itu terlihat langsung membuka jasnya dan menyimpannya di keranjang cucian kemudian pergi ke kamar mandi. Karena Adeeva butuh penjelasan, dia memilih untuk menunngu Alfariel selesai mandi. 

Alfariel merasa dirinya segar kembali karena menyiram kepalanya dengan air dingin tadi. Setidaknya pikirannya tidak sekacau tadi dan suasana hatinya mulai sedikit tenang. Saat ingin berjalan ke walk in closet, Alfariel tak sengaja melihat Adeeva yang tertidur menghadap kearahnya. Pria itu berjalan mendekati Adeeva yang terlihat tertidur pulas dengan tangan menggantung ke bawah. Sedikit di dorong saja mungkin bisa membuat Adeeva terjatuh dari kasur. Alfariel duduk di lantai dengan posisinya berhadapan langsung dengan wajah Adeeva. Dengan lembut, Alfariel mengelus rambut Adeeva dan menyelipkan beberapa helai rambut yang terjatuh dan menutupi wajah istrinya itu. 

Adeeva sedikit menggeliat karena merasa seseorang mengelus wajahnya. Matanya yang tadinya terpejam mulai terbuka dan cukup terkejut karena melihat wajah Alfariel tepat di depannya. Karena terkejut, posisinya yang memang sudah di ujung membuatnya terjatuh kebawah. 

'Bug...

Adeeva tidak merasakan dinginnya lantai. Gadis itu membuka matanya dan terkejut karena posisinya berada di atas Alfariel sekarang ini, dengan lengan pemuda itu dia rasa berada di pinggangnya. Adeeva terdiam. Dia baru sadar Alfariel terlihat seperti baru selesai mandi. Rambutnya basah dan bahu? Alfariel tidak memakai baju...

"M-mas." Adeeva ingin bengkit namun ada lengan Alfariel yang menahannya. 

"Adeeva, jangan banyak gerak..." Adeeva langsung terdiam sedangkan Alfariel terlihat terkekeh. 

"M-mas gak sakit aku tindis begini?" Alfariel hanya terdiam. Kemudian pria itu menggeleng kecil. Bukannya bangkit, Alfariel malah memeluk gadisnya itu. Adeeva tetap diam dan menyangga dagunya di bahu Alfariel. 

"Dev..." Adeeva mendongak dan menatap tepat dimata Alfariel. 

"Kalau kita lanjut di atas aja gimana? Tapi mas yang diatas." 

"IH! MAS MESUM!" Adeeva menyiku pinggang Alfariel membuat pria itu sedikit meringis namun geli.

"Adu-duh Dev. Jangan gerak sayang. Udah-udah, mas bercanda." Tapi Adeeva tidak mendengar dan masih menyiku pinggang Alfariel. Mungkin karena tidak ada pilihan lain, maka Alfariel melepas lingkaran lengannya di piggang Adeeva dan membuat gadis itu bisa beranjak dari atas tubuhnya. 

Adeeva langsung bangkit dan merapikan pakaiannya, namun saat Alfariel ikut bangkit Adeeva melihat handuk milik Alfariel yang menutupi setengah tubuh pria itu akan terlepas. Reflek dia menutup matanya dan berbalik. Karena panik juga dia malah berteriak. 

"Mas itu handuknya! Ya Allah..." Alfariel hanya terkekeh. Sebenarnya dia mengenakan celana hanya saja dia tetap menutupnya dengan handuk. 

"Mas pake celana kok Dev."

Arranged MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang