▪Thirteen: Nar?▪

3.5K 173 2
                                    

Alfariel sedikit meregangkan tangannya ke atas saat baru saja masuk kedalam kamarnya. Kemudian pria berumur 24 tahun itu membuka jasnya dan melemparnya masuk kedalam keranjang cucian. Setelah itu, dia sedikit melonggarkan dasi nya namun masih enggan membuka. Bahkan Alfariel duduk di atas kasurnya dengan tangan memegang tab kerjanya.

Sebuang panggilan masuk di ponselnya membuat Alfariel sedikit teralihkan dari kerjaannya. Pria itu mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelpon nya, tapi sedetik kemudian ponsel itu sudah menempel di telinganya.

"Halo, assalamualaikum mas..."

"Adeeva, eh, Waalaikumsalam,"

"Kenapa? Kok kayak gak percaya gitu aku nelpon?"

"Ya, mas cuman sedikit kaget aja,"

"Udah di rumah mas?"

"Udah Dev, kamu? Di hotel?"

"Iya aku di hotel. Mas pulang langsung ganti baju kan?"

Alfariel melirik ke pakaiannya yang masih sama.

"Enggak Dev, mas–"

"Mas, aku kan udah bilang, kalau pulang itu langsung mandi minimal ganti baju. Sekarang ganti baju sana, kalau gak aku matiin ya..."

"Eh– iya Dev, tunggu dulu..." Alfariel langsung loncat dari kasur tapi sebelum ingin berganti baju, dia kembali mengambil ponselnya.

"Dev, mau video call gak?"

"Hah?"

"Ya, siapa tau kamu mau liat mas ganti baju kan..."

"MAS, IH! SANA GANTI BAJU CEPETAN. AKU MATIIN NIH!"

Alfariel melempar ponselnya ke kasur kemudian bergegas mengganti bajunya dengan piyama tidur. Setelah berganti baju, Alfariel kembali duduk di kasur nya dengan bersandar pada head boart kasur. Kemudian dia mengambil ponselnya dan kembali berbicara dengan Adeeva.

"Dev... Kamu masih di sana?"

"Eh, iya mas. Mas bisa masak kan? Jangan lupa makan ya, terus sebelum tidur jangan lupa gosok gigi."

"Kamu kira mas anak kecil ya?"

"Mas kan udah tua, siapa tau aja kadang amnesia kan?"

"Oh udah berani ngejek mas ya kamu, oke liat aja nanti kamu pulang ya..."

"Terserah, bye mas. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Alfariel menghela nafas. Setidaknya Alfariel sudah mendengar suara Adeeva walau dari telpon dan itu sedikit membuat hati dan pikirannya tenang. Tapi tetap saja dia khawatir.

Gimana kalau Adeeva ketemu cowok yang seumuran dengan dia? Terus dia...

Alfariel menggeleng, dia seharusnya percaya dengan Adeeva, lagipula tidak ada yang akan lebih tampan darinya. Kemudian pria itu kembali fokus ke tab-nya, mengerjakan berkas-berkas.

▪▪▪▪

"Nak, berhentilah mengerjakannya. Kamu sudah tau kan kalau Alfariel sudah punya Istri? Kamu tidak akan bisa memilikinya." ujar seorang wanita paruh baya itu. Mencoba memberi nasihat kepada anaknya.

"Gak! Aku gak bakalan berhenti mengejar Alfariel sampai dia jadi milikku. Aku lebih cocok jadi istrinya dari pada cewek gak jelas itu! Kenapa waktu itu Mama gak tetap maksa aku di jodohin sama Alfariel, Kenapa?! Kenapa yang harus di jodohin sama Alfariel itu dia! Aku juga bisa! Itu kan perjanjian kakek, kenapa tidak aku saja!" bentak wanita itu kemudian langsung pergi keluar rumah entah kemana. Padahal hari telah gelap, bahkan jam sudah menunjukkan pukul 12 yang berarti sekarangs sudah tengah malam.

Arranged MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang