▪︎Thirty Seven: Boom!▪︎

1.3K 107 7
                                    

[Gue tau lo takut, tapi saat di atap nanti gue butuh kerja sama dari lo. Denger aba-aba dari gue abis itu langsung buka gelang yang lo pake dan masukin di buku gue. Gue gak tau gimana keadaan di atas dan bagaimana keadaan kita sebentar tapi jangan takut. Kita pasti bisa]

Itu adalah kata-kata yang di ketik Adeeva di hpnya tadi untuk Vlo. Mungkin rencananya masih belum matang tapi dia tidak tau keadaan sebentar.

Mengingat Vlo lolos pemeriksaan berarti gadis itu tidak membawa senjata apapun. Adeeva juga punya virasat Nari ingin melenyapkannya dengan tangannya sendiri. Wanita gila itu bisa saja ada di atas sekarang. 

Setelah di culik waktu itu, Adeeva tau seberapa gila Nari sebenarnya. Jalan pikiran wanita itu benar-benar tak tertebak dan sangat licik. Rencananya kali ini pun pasti telah dia susun dengan matang dan Adeeva harus bisa mencari cela dengan tepat. Satu kesalahan saja bisa membuat mereka tamat. 

Tujuan pertamanya adalah melepaskan gelang di Vlo. Tapi dia tidak bisa melakukannya sekarang karena kalau dia membukanya sekarang semuanya akan terbongkar. Dan lagi di lift jaringan terganggu, akan sedikit lebih rumit dan beresiko. 

Saat sampai ada di atas, ada dua orang yang menjaga di depan lift. Kedua gadis itu keluar menuju ke pintu di ujung koridor. Pintu ke Rooftop memang ada dua, satu yang dari lift dan satu lagi dari tangga darurat yang langsung tembus. Tangga darurat ada di belakang lift makanya pintunya saling membelakangi. 

Salah seorang pria berbadan besar di situ mengantar mereka kedepan. Berbelok sedikit dan sampailah di bagian taman rooftop.

Di sana ada Nari berdiri membelakangi mereka tengah memandang penjuru kota besar itu yang telihat dari atas sana.

Ada sebuah pistol di tangan gadis itu. Dan itu adalah hal yang harus dia waspadai kalau tidak ingin masa di rumah sakitnya bertambah atau mungkin tidak ada kesempatan melihat esok.

Adeeva menghirup nafas panjang, mencoba menyemangati diri dan berpikir positif serta optimis.

"Nona, mereka telah sampai." Ucap bawahan Nari.

Nari menoleh dengan seringai licik di wajahnya. Kedua lengannya disilangkan kemudian menatap Adeeva dengan tatapan remeh.

"Hai sepupu. Kita ketemu lagi..." ucapnya dengan tenang dan seringai licik itu tidak pernah hilang dari wajahnya.

Adeeva menatap Nari dengan raut wajah datar nan dingin sedangkan Vlo terkejut karena baru mendengar fakta mengejutkan itu. Dia tidak habis pikir kenapa sepupu Adeeva ingin membunuh sepupu sendiri.

"Karena lo udah di sini, gue cuman ingatin satu hal. Hari ini adalah hari terakhir lo bisa melihat mentari." Ucap Nari.

Genggaman Adeeva pada tongkatnya makin erat. Dia juga diam-diam menempelkan sidik jadinya di bagian kunci buku agar sebentar bisa langsung di buka.

"Tapi sebelum itu, kita tunggu seorang lagi..." Adeeva menyerengit bingung, begitupula dengan Vlo.

Dari pintu, masuklah seorang gadis yang berlari kecil mendekati Adeeva dan Vlo.

"Adeeva kamu gak papa?" Tanya Nara yang datang dan langsung menghampiri Adeeva. 

Adeeva sedikit terkejut dengan keberadaan Nara yang tiba-tia muncul. Bagaimana Nara bisa melewati para pria besar yang menjaga tanpa terluka sedikitpun?

"Kak Nara kok bisa di sini?" Tanya Adeeva.

Bukannya menjawab, Nara malah mengambil paksa tongkat Adeeva dan melemparnya ke belakang.

Adeeva sedikit oleng namun di tahan oleh Vlo yang sigap menolongnya agar tidak terjatuh. Untung saja dia masih bisa berdiri dengan normal. Hanya jalan saja dia masih pincang dan sedikit memerlukan bantuan.

Arranged MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang