"She is a crazy women Dev..."
Adeeva mengernyit bingung, baru saja dia bertanya tentang wanita yang sering mengganggu ketenangan Alfariel kepada Azka sang adik. Dan Azka langsung bilang bahwa wanita itu gila.
"Kemarin, dengan tidak tahu malunya dia datang ke rumah gue. Lo tau? Dia udah di usir sama mama gue dan masih tetap anteng-anteng bercerita segala macam. Bahkan astaga... Gue mandi 3 kali cuman gara-gara dia meluk gue terus bilang 'eh calon adik iparku baru bangun.' anjir jijik gue."
Adeeva sedikit terkekeh mendengar cerita Azka apalagi saat pemuda itu mencoba meniru suara wanita 'gila' itu.
"Terus lo tau, mama gue udah berkali-kali ngusir dia dan dia tetap pura-pura gak dengar. Dan karena kayaknya kesabaran mama habis...
Dia manggil bodyguard buat nyeret wanita itu." diakhir kata sebenarnya Azka ingin sekali tertawa apalagi membayangkan adegan kemarin saat para bodyguard mamanya datang dan menyeret sang 'wanita gila' itu. Tapi karena sekarang sedang serius, dia mencoba menahan tawanya.
"So... Dia bener-bener pernah ngelakuin hal gila? Masih ada yang lebih gila lagi gak?" sebenarnya untuk pertanyaan terakhir Adeeva hanya bercanda tapi Azka malah mengiyakan semua pertanyaan membuat Adeeva membelalak karena terkejut.
"Ya untung kemarin bang Al gak ada di rumah, so... Kejadian gila 4 tahun lalu gak terjadi."
"Maksudnya?"
"4 tahun lalu, wanita itu pernah masuk ke dalam rumah dengan sifat ya sama. Semaunya. Waktu itu, Bang Al lagi ada di kamarnya kerja sesuatu kayaknya skripsi nya, dia langsung masuk kedalam rumah dengan cara yang sama dengan kemarin, dan raut wajah nyonya Agler sama saja. Bedanya, dia langsung lari kearah kamar bang Al sebelum mama sempat mengusirnya.
Dan? Waktu itu, bang Al keluar dari kamarnya malah di sambut sama nenek sihir yang memeluknya dari belakang. Bang Al yang kaget langsung dorong tuh orang. Jadilah dia pulang atau lebih tepatnya di usir~ dengan keadaan pingsan. Salah dia juga malah buat kaget Bang Al. Bang Al kan kalo kaget kalo gak dorong ya nonjok. Gue aja pernah di tonjok."
Adeeva mengangguk mengerti. Ada kepribadian Alfariel yang secara tidak langsung baru saja terungkap. Niat awal hanya mencari tau tentang wanita gila itu berubah menjadi mencari tahu kebiasaan Alfariel.
"By the way, abang lo punya rahasia gak?"
Azka nampak seperti berpikir, tapi sedetik kemudian pemuda tampan itu menggeleng. Lagipala Alfariel orang yang terlalu tertutup, bahkan dia bahkan tidak bisa menebah apa yang dirasakan kakaknya itu walau sering bertemu.
"Bang Al terlalu tertutup. Lagipula gue rasa dia bukan tipe orang yang suka cari masalah dan bermasalah. So apa kemukinan yang akan dia rahasiakan?"
Adeeva setuju dengan pemikiran Azka. Lagipula , sepertinya Alfariel sangat tidak bisa berbohong. Bahkan dia sangat mudah ditebak jika sedang ada masalah. Tapi setidaknya dengan itu Adeeva sedikit bersyukur karena suaminya kemungkinan besar tidak bisa menyembunyikan sebuah rahasia.
"Woi Az! Pdkt mulu lo. Kekantin gak?" ujar seseorang yang datang menghampiri Adeeva dan Azka.
Adeeva memutar kedua bola matanya malas, dia tidak habis pikir Azka bisa bersahabat dengan orang seperti pemuda yang sedang merangkul adik iparnya itu.
"Rick udah gue bilang, gue gak lagi pdkt oke? Yok, kekantin gue udah lapar. Bye Dev..." Adeeva hanya mengagguk kemudian memainkan ponselnya,
Sekilas dia mendengar percakapan Azka dan sahabat gilanya.
"Jadi kapan lo mau nembak Adeeva?"
"Gila!"
Adeeva menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Mengapa di dunia ini sangat banyak orang tidak waras?
▪▪▪▪
Sepulang sekolah, Adeeva tidak langsung pulang kerumah. Dia menghampiri sebuah gedung apartemen mewah yang jaraknya lumayan dekat dengan sekolahnya.
Adeeva turun dari mobil dan masuk kedalam lobi, menuju ke arah lift kemudian memencet tombol yang tertera angka 12. Lift itu bergerak naik menuju ke lantai 12.
Saat lift itu berdenting, pintunya juga bergeser terbuka. Adeeva langsung keluar dan berbelok ke arah kanan, mencari nomor apartemen 1401 B. Setelah dapat, dia memencet bel yang ada di samping pintu.
Seorang wanita membuka pintu tersebut.
"Adeeva!" ujar wanita itu kemudian memeluk Adeeva dengan erat, begitu pula dengan Adeeva yang membalas pelukan wanita itu tidak kalah erat.
"Ayo masuk..."
Adeeva duduk di sofa menunggu sang tuan rumah yang sedang menyiapkan teh untuk tamu. Wanita itu terlihat datang dengan nampan berisi dua cup teh dan sebuah toples berisi cookis.
"Mbak Nara sejak kapan kembali ke Indonesia? Kenapa gak bilang sama aku?" tanya Adeeva saat wanita itu sudah kembali dari dapur.
"Karena mbak tau kamu pasti sekolah Adeeva. Apalagi kamu udah nikah kan? Cie..." goda wanita itu membuat Adeeva sedikit tersipu.
"Apaan sih mbak! Oh iya, kenapa mbak tidak datang ke pernikahan ku?" tanya Adeeva sembari mengambil gelas tehnya dan meminumnya.
"Bukannya mbak bilang kalau waktu itu mbak ujian ya?" Adeeva menyengir baru mengingat pesan wanita di hadapannya itu saat tidak bisa hadir saat pernikahan nya dengan Alfariel.
"Tapi sekarang mbak udah lulus dan bebas..."
"Bebas ndas mu-, tantangan hidup masih panjang Dev. Kamu kuliah mau ambil jurusan apa?" tanya wanita itu sembari ikut menikmati teh buatannya sendiri.
"Kedokteran dong mbak. Siapa yang bakalan nerusin rumah sakit keluarga kalau bukan aku? Ya kan? Mbak juga ambil desain dan nerusin butik mama mbak." wanita itu tersenyum mendengar jawaban Adeeva.
"Kalau mau kuliah cepat selesai, kuliah dengan sungguh-sungguh. Kumpul tugas dan segala macam tepat waktu, dan selalu berdoa ya. Jangan lupa juga, berbakti dengan suami kamu. Kamu bukan lagi seorang yang bebas walau kamu masih remaja. Kamu sudah bersuami Dev, jadi rawat dan berbaktilah kepada suamimu. Oke?"
Adeeva mengangguk mantap mendengar perkataan wanita itu. Kemudian dia pamit pulang karena sudah jam 17.39 besok dia ulangan lagi dan harus belajar.
"Kalau kamu mau diajar pelajaran apa kah, terutama seni, datang aja oke? Atau tanya mbak." Adeeva mengangguk kemudian pergi meninggalkan apartemen itu. Pulang menuju ke rumahnya.
Saat memasuki gerbang, dia melihat mobil Alfariel yang sudah terparkir manis, berarti Alfariel sudah pulang. Adeeva turun dari mobil kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum!"
"Wa'alaikumsalam. Kamu sudah pulang Dev?"
Alfariel berjalan menghampiri Adeeva yang baru saja datang. Pria berusia 24 itu terlihat berjalan dari arah ruang makan atau mungkin dapur. Bahkan dia memakai celemek.
"Mas lagi masak?" Alfariel mengangguk, dia kemudian membuka celemeknya kemudian mengajak Adeeva ke ruang makan.
"Anaknya bibi lagi sakit, jadi dia tadi harus pulang dulu kerumahnya. Jadi karena kamu juga tadi izin ketemu sepupu kamu, Mas berinisiatif buat masak." Adeeva berdecak kagum melihat masakan Alfariel yang bahkan dari hal seni saja sudah dapat 100.
"Ayo kita makan!"
▪▪▪▪
Yo! What's up!
aku up tapi gak tau ini bagus apa gak...
Ide ku terasa lenyap begitu aja 😥😣😥😣
Semoga kalian suka dan gak ngebosenin ya...
See yu next
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Married
Novela JuvenilPernikahan adalah sebuah acara sakral yang melibatkan dua orang yang saling mencintai. Setidaknya begitulah definisi umum yang diketahui orang-orang. Pasangan yang menikah tentu memiliki rasa suka dan cinta, tapi apa akibatnya jika hanya di dasari r...