▪Seven: First Kiss▪

6.8K 332 8
                                    

Adeeva menatap setiap gerak-gerik Alfariel. Bahkan saat suaminya itu menyuapkan sesendok nasi kedalam mulut pun tetap tak luput dari lirikannya. Adeeva bingung, kenapa suaminya itu jadi sangat pendiam sejak kepulangan Damar tadi.

Adeeva tau, biasanya mereka makan tetap dalam diam, tapi biasanya Alfariel akan mengajaknya bicara walau sekedar menanyakan tentang sekolah ataupun yang lain. Tapi sekarang, Alfariel bahkan tidak menatap atau melirik ke arah Adeeva sama sekali sejak tadi.

Apa yang terjadi?

"Mas... Mas kok agak aneh ya?" Alfariel tiba-tiba berhenti memakan makanannya dan menatap ke arah Adeeva.

"Ah, Mas gak kenapa-kenapa kok." ujar ALfariel kemudian kembali melanjutkan makannya walau sekarang dengan tenpo menyuap yang agak dicepatkan(?). Adeeva tidak bertanya lagi, walau sebenarnya dia masih merasa ada yang aneh dengan Alfariel tapi sayangnya sifat cueknya malah muncul.

"Dasar gak peka." gumam Alfariel.

"Kenapa Mas?"

"Ah, gak papa." Adeeva kembali tidak perduli kemudian melanjutkan makannya, membuat ALfariel mengendus kesal.

Mereka makan dengan keadaan hening bahkan sampai makanan mereka telah lenyap dari piring berpindah ke perut.

Tanpa kata-kata, Alfariel berdiri dari duduknya dan langsung berjalan pergi begitu saja ke kamarnya. Lebih tepatnya kamar mereka. Alfariel dan Adeeva memang sekamar, seperti yang Adeeva dan Alfariel sepakati, mereka akan membuka hati satu sama lain jadi mereka tidak pisah kamar, tapi tetap di kasur ada bantal yang jadi pembatas.

Adeeva yang melihat Alfariel pergi begitu saja, cepat-cepat menghabiskan susu hangatnya kemudian berjalan menyusul Alfariel.

"MAS!" teriak Adeeva saat Alfariel hampir masuk kedalam kamar. Alfariel menoleh, melihat ke arah Adeeva tapi kemudian tetap berjalan masuk kedalam kamar. Karena di cuekin Adeeva mengendus kesal kemudian ikut masuk kedalam kamar.

Saat Adeeva berbalik, sehabis menutup pintu. Alfariel tengah berdiri di hadapannya sambil menatapnya intens, membuat Adeeva tiba-tiba gugup.

"Kenapa tadi manggil mas?" tanya Alfariel dengan nada datar.

Adeeva menarik nafas kemudian menghembuskannya. Dia menatap tepat ke manik mata Alfariel dengan tatapan sungguh-sungguh. "Kenapa sejak sore tadi mas cuekin aku terus? Sejak bang Damar pergi tadi, Mas kelihatan beda, kayak sedang kesal dan bad mood, tapi malah aku yang di cuekin. Kenapa? Apa yang bikin mas kesal?"

Alfariel masih terdiam, kedua tangan pria itu di masukkan kedalam kantong piama tanpa melepas tatapannya dari Adeeva.

Tiba-tiba, tanpa aba-aba Alfariel maju mendekat ke arah Adeeva, dan secara reflek Adeeva mundur perlahan mengikuti ritme langkah maju Alfariel yang semakin dekat ke arahnya. Sampai akhirnya punggung Adeeva menubruk pintu kamar, dan tidak bisa mundur lagi tapi Alfariel tetap maju mengikis jarak diantara mereka berdua.

Alfariel menempatkan tangan kanannya ke pintu kamar kemudian sedikit menunduk untuk menyamakan tingginya dengan Adeeva, tanpa memutuskan kontak matanya dengan Adeeva.

"Dev, kamu tadi nanya kan apa yang buat mas kesal?" Adeeva menggaguk kecil. Alfariel tersenyum kecil.

"Mas cemburu."

Deg

Adeeva terkjut mendengar jawaban yang keluar dari mulut Alfariel. Jantungnya berdetak tidak karuan dan pikirannya tiba-tiba kosong begitu saja.

"M-maksud M-mas?"

"Aku cemburu Adeeva. Mas cemburu karena mas sayang sama kamu. Mas gak suka liat kamu dekat dengan cowok lain selain mas, karena kamu sudah jadi bagian dalam hati Mas." mata Adeeva membelalak. Dia terkejut, Alfariel bisa seperti ini. Bahkan sangking kaget dan senangnya Adeeva tidak bisa berkata apa-apa. Bibirnya terasa terkunci rapat.

Arranged MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang