▪︎Thirty Eight: You Wrong▪︎

1.5K 111 5
                                        

Yey, gue double up guys... 

Semoga kalian suka chap nya.

JANGAN LUPA BUAT VOTE AND KOMEN!


Happy reading...

**** 


Boom...

Suara ledaka terdengar dari belakang Vlo dan Adeeva. Namun suara itu lebih seperti sebuah ledakan petasan kecil didalam kotak. 

Keempat orang itu terlihat terkejut dan melihat ke arah kotak khusus itu. Tidak ada yang terjadi selanjutnya selain suara tadi. Karena hal itupula akhirnya Adeeva mengerti mengapa Jin menyuruhnya untuk memasukkan gelang dan ponselnya kedalam kotak itu, sepertinya kotak itu memiliki sistem pereda ledakan. Seandainya dia tidak memasukkannya mungkin sejak tadi nyawanya telah melayang. 

"Apa yang lo lakukan? K-kenapa hp lo gak meledak?!" tanya Nara dengan suara tinggi. 

Ponsel Adeeva yang berada di kantong gadis itu tidak berfek apa-apa dan malah kotak yang tadi di masukkan gelang oleh Adeeva yang ada suara ledakan namun seperti ledakan petasan. Ada apa ini?

"Kak Nara, kakak pasti gak menyangka kan kalau ada orang yang bisa mengintip rencana kakak? Well sebenarnya emang gak ada cuman ada orang yang berhasil menebak dan buat pengalihan perfect ini spesial untuk kakak." ucap Adeeva sembari melipat kedua lengannya di depan dada. 

Sebenarnya sekarang ini Adeeva sedang mencoba menahan ringisan karena kakinya yang di perban terasa berdenyut kencang setelah dia menendang Nari dengan kakinya yang terluka itu, namun ini bukan saat yang tepat untuk menjadi lemah, jadi dia akan berusaha sekuat mungkin menahan sakit yang dia rasa sekarang. 

"LO!" geram Nara kemudian mengambil senjata Nari dan menodongkannya ke arah Adeeva. Sedangkan Nari langsung menahan Vlo hingga tak bisa bergerak dan mundur kebelakang mendekati pagar pembatas bahkan kotak tadi tertendang dan jatuh kebawah. 

"Gue gak tau apa yang udah lo lakuin. Tapi, hari ini akan tetap menjadi hari kematian lo dan mau bagaimana pun rencana gue akan sukses." ucap Nara yang sudah siap untuk menembakkan peluru tepat ke arah Adeeva. 

"Kematian aku hanya akan membuat kalian makin sengsara. Harus nya kak Nara sadar itu. Afsheen dan Agler akan menghancur kan kalian, bukan memuja kalian. Bukannya mendapat kebahagiaan kalian hanya akan mendekam di penjara selama sisa hidup kalian. Itu yang kak Nara mau?" ucap Adeeva dengan nada tegas dan raut wajah datarnya. 

Nara berdecak sebal. "Selama lo udah mati, itu udah menjadi sebuah kebahagiaan bagi gue. Gue gak perduli mau masuk penjara atau gimana kelanjutan hidup gue karena pada dasarnya hidup gue itu gak ada apa-apanya! Lo gak usah sok tau dan mau nyeramahin gue, karena semua kesengsaraan ini itu karena lo hidup!" tukas Nara menyalahkan Adeeva atas segala hal yang terjadi dalam hidupnya. 

"Itu bukan salah aku kak! Aku gak pernah bahkan gak tau kalau ternyata kakak setersiksa itu karena aku hidup. Tapi hidup itu pilihan, apa yang kita pilih itulah yang kita dapatkan. Dan mungkin sejak awal pilihan seseorang lah yang membuat semua ini terjadi termasuk pilihan kakak sendiri." sekarang Adeeva tidak perduli lagi kalau kata-katanya tambah membuat Nara marah. 

Dia tidak perduli kalau hari ini adalah hari terakhirnya hidup, karena baginya ini bukan saatnya untuk memohon karena dia tahu Nara tidak akan pernah melepaskannya kecuali tubuhnya itu sudah tak berjiwa. Yang akan dia lakukan sekarang setidaknya menyelawatkan Vlo dan menuntaskan masalah keluarganya ini. 

Disini semua orang salah. Entah itu Keluarga besarnya, dia ataupun Nara dan Nari. Keluarga besarnya salah karena memperlakukan keduanya berbeda dan melampiaskan kemarahan mereka pada Nara dan Nari hingga memiliki dendam. Adeeva salah karena tidak tau apa-apa dan selama ini sangat masa bodo dengan masalah keluarganya. Nara dan Nari salah karena mengambil pilihan seperti ini untuk menyelesaikan masalah. 

Arranged MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang