Bis yang mengantar Adeeva ke tempat pertandingan waktu itu sekarang sudah berhenti kembali di depan pintu utama rumahnya. Mengantarnya pulang tentu saja. Adeeva menarik kopernya kemudian memencet bell. Dan saat pintu terbuka, terpanpanglah wajah bibi yang terlihat terkejut melihat Adeeva sudah pulang kembali ke rumah.
"Nona Adeeva... Wah kamu sudah pulang nak."
Adeeva tersenyum kemudian masuk kedalam rumah.
"Apa Tuan Al sudah tau?"
"Belum bi, aku mau kasih kejutan buat dia. By the way, aku dapat medali loh bi. Mau liat gak?"
Bibi menggeleng membuat Adeeva menyerengit bingung. "Anak bibi juga kemarin dapat medali kok. Jadi udah pernah liat medali." Adeeva tertawa geli mendengar jawaban bibi.
"Bibi udah mulai sombong ya... Kalau gitu aku naik duluan ya bi."
Adeeva melangkah kan kakinya menaiki tangga menuju kekamarnya. Dia langsung saja merebah tubuhnya ke kasur karena merasa sedikit lelah. Tapi satuhal yang Adeeva rasakan, dia dapat mencium aroma tubuh Alfariel dengan baik di kasur itu, mencium aroma itu membuat Adeeva tersenyum sendiri.
Adeeva bangkit dari baringnya karena ingin membereskan barang-barangnya. Kalau Alfariel pulang dan melihat kopernya pasti dia sudah tau kalau Adeeva sudah ada di rumah. Jadi dia ingin merapikan barang-barangnya. Kemudian memasukkan ketiga medalinya kedalam lemari yang berisi semua medali dan sertifikatnya. Sebagai orang yang sering juara, Adeeva memiliki banyak box untuk medali agar medalinya tetap bagus dan rapi. Setelah selesai, Adeeva berjalan kearah kamar mandi ingin membersihkan dirinya yang sudah merasa lengket karena keringat.
Selesai mandi, Adeeva memilih langsung memakai piyama karena hari juga telah malam. Saat selesai memakai pakaiannya, Adeeva mendengar suara Alfariel. Dia langsung bergegas bersembunyi di balik papan kayu di walk in closet Alfariel. menunggu sampai suaminya itu datang.
Adeeva memperbaiki posisinya saat mendengar Alfariel telah masuk kedalam kamar. Dia menebak sekarang Alfariel tengah melempar jasnya ke kasur. Kemudian Alfariel berjalan kearah walk in closet karena ingin mengambil handuk dan piyamanya agar langsung berganti di dalam kamar mandi.
Saat Alfariel berdiri di depan lemari pakaiannya, dan sedang melonggarkan dasinya. Adeeva keluar dari tempat persembunyiannya dan langsung memeluk Alfariel dari belakang. Alfariel terkejut tentu bahkan hampir mendorong Adeeva karena terkejut, tapi dia mencium aroma sabun kesukaan Adeeva yang malah membuatnya membeku bukan ingin mendorong atau meninju seperti biasa jika terkejut.
Alfariel sedikit menolehkan kepalanya dan melihat Adeeva tengah menatapnya sambil tersenyum. Pria itu membalikkan badannya agar menghadap ke gadisnya, bahkan dia melingkarkan tangannya kepinggang Adeeva dan menatap lembut manik mata gadisnya itu. Tapi tiba-tiba Alfariel menjitak dahi Adeeva.
"Mas, ih! sakit tau!" ujar Adeeva sembari cemberut karena Alfariel menjitaknya.
"Kenpa pulang gak bilang-bilang?" Adeeva hanya menyengir mendengar pertanyaan Alfariel. Kemudian pria itu langsung merangkup Adeeva kedalam dengkapannya. Dan Adeeva membalas dekapan Alfariel.
"Kenapa lama sekali di Bandung? Kamu tidak rindu dengan Mas?"
"Rindu dong... Oh iya mas, aku punya oleh-oleh."
Alfariel mengerutkan dahinya bingung. "Kamu emang sempat jalan-jalan?"
Adeeva tidak menjawab, dia melpas pelukan Alfariel kemudian berlari kearah lemarinya dan membuka laci lemarinya, mengambil 3 kotak berwarna biru kemudian menaruhnya di atas lemari laci susun berbahan kayu yang berisi semua perlengkapan Alfariel. Alfariel hanya melihat dengan bingung apa yang dibawa Adeeva, kemudian Adeeva menyuruhnya membuka ketiga kotak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Married
Teen FictionPernikahan adalah sebuah acara sakral yang melibatkan dua orang yang saling mencintai. Setidaknya begitulah definisi umum yang diketahui orang-orang. Pasangan yang menikah tentu memiliki rasa suka dan cinta, tapi apa akibatnya jika hanya di dasari r...
