Hey yo guys! I'm back...
Ku harap kalian semua sehat-sehat. Jaga kesehatan dan #JANGANKELUARUMAH kecuali emang sangat-sangat perlu seperti beli bahan makanan. Ya kalo kalian gak keluar terus makanan di rumah habis nanti mati kelaparan sama aja mati konyol.Menurut kalian, enakan sekolah/kuliah/kerja online atau kayak biasa?
Sorry kalau ada Typo dan mungkin kata-kata tak nyambung. Dan di chapter ini ada orang marah jadu mungkin ada kata umpatan.
But anyway, i hope you guys will enjoy this chapter, jangan lupa beri vote dulu dong biar gue semakin semangat. Komen juga ya kalau bisa, hehehe...
Happy reading
****
Adeeva menghela nafas jengah entah untuk keberapa kalinya. Dia merasa sangat bosan. Bahkan ponsel nya sudah terasa tidak menarik, televisi menyala namun tak di tonton, capek mengunyah, tidur pun lelah. Mungkin ini lah yang di rasakan Patrik. Yah, Adeeva sekarang merasakan apa yang kamu rasakan Pat, ternyata hidup seperti ini juga sangat melelahkan. Terlebih dia yang kakinya tak boleh bergerak banyak.
Seandainya saja kakinya boleh di gerakkan setidaknya untuk memakai kursi roda, mungkin sekarang dia sudah tidak berada di kamar. Yah, kalau keluar dan pergi ke taman mungkin saja bisa sedikit menghilangkan kejenuhan dengan menghirup udara segar. Lah ini? Gerak gak bisa, mau melakukan aktivitas lain juga terasa membosankan.
Bagaimana tidak bosan? Sudah hampir 2 minggu Adeeva di rawat, yang dia lakukan hanya makan-minum obat-tidur-main hp-tidur. Begitu terus berulang. Kalau kalian jadi Adeeva, apa kalian tidak bosan?
Belum lagi berada di dalam kamar terus menerus. Ayolah, sudah bosan, pengap pula. Ya memang kamar Adeeva besar, tapi tetap saja! Tidak ada udara segar yang masuk, hanya ada udara dari AC. Dan udara dari AC itu sama sekali tidak segar!
Mungkin kalau ada seseorang yang menemaninya, misalnya Nara, atau mungkin Alfariel, Adeeva tidak akan sebosan ini. Masalahnya sekarang ini semua orang pergi mengurus kasusnya termasuk dua orang itu, karena sudah 2 minggu sejak Nari kabur dan masih belum ada jejak sama sekali. Well, atau itulah yang di ketahui Adeeva.
Nara juga ikut membantu, mau bagaimanapun, pelakunya adalah adiknya, mungkin dia bisa membantu walau sedikit. Adeeva juga sebenarnya ingin ikut membantu, tapi Alfariel dengan cepat melarangnya dan memberikan alasan yang tidak dapat di bantah oleh Adeeva. Padahal semua orang mendapat peran masing-masing bahkan kedua orang tuanya dalam kasus ini. Bahkan Azka!
Mau tau apa yang di katakan Alfariel sampai Adeeva tidak bisa mengatakan apapun?
Jadi 2 hari yang lalu, Adeeva menawarkan diri untuk bisa membantu karena Alfariel terlihat sangat lelah tetapi memaksakan matanya untuk tetap on menatap laptop di depannya. Yah, perkerjaan Alfariel bertambah 2× lipat karena harus mengurus perusahaan dan kasusnya ini walau ayah mertunya sedikit membantu Alfariel dengan mengambil beberapa perkerjaan pria itu namun tetap saja dia sibuk. Dan Adeeva tidak tega juga melihat suaminya yang sudah sangat kusut itu.
Tapi Alfariel malah berkata begini, "kamu cukup istirahat saja, itu sudah sangat membantu. Aku gak mau dengan kamu ikut membantu malah menjadi boomerang untuk diri kamu sendiri. Nari pasti akan tertangkap, percaya padaku." Setelah mengucapkan itu Alfariel tersenyum semanis mungkin. Bahkan senyuman itu terlihat sangat menawan walau wajahnya sangat kusut. Dan itu berhasil membuat Adeeva tersipu. Dasar ABG!
Jadi yah, Adeeva gagal ingin membantu mereka dan berakhir sendirian kebosanan di rumah sakit. Berdiam diri, tak tau harus melakukan apa. Bahkan televisi seakan-akan yang menonton Adeeva melamun sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Married
Teen FictionPernikahan adalah sebuah acara sakral yang melibatkan dua orang yang saling mencintai. Setidaknya begitulah definisi umum yang diketahui orang-orang. Pasangan yang menikah tentu memiliki rasa suka dan cinta, tapi apa akibatnya jika hanya di dasari r...