▪Ten: Who?▪

4.4K 216 4
                                    

Hari ini, entah perasaan Adeeva saja atau memang Alfariel terlihat selalu emosi saat membuka ponselnya.

Adeeva berpikir bahwa mungkin ada masalah di kantor. Tapi entah kenapa hatinya malah mengatakan hal yang berbeda.

Alfariel juga akhir-akhir ini terlihat lebih pendiam. Ya... Walau memang pria itu pendiam, maksudnya dia biasa lebih sering tersenyum pada Adeeva sekarang seperti banyak beban pikiran.

Ah, dan ada satu lagi yang bagi Adeeva aneh.

Setiap pagi, kenapa selalu ada kiriman buket bunga mawar merah untuk Alfariel. Dan itu terjadi sejak seminggu yang lalu. Dimana hari pertama Alfariel bertingkah seperti ini.

Sekarang, Adeeva sedang membaca buku pelajaran Matematika nya karena besok kelas Adeeva akan mengadakan ulangan tengah semester atau UTS. Jadi karena tidak ingin mendapat nilai yang jelek, Adeeva benar-benar fokus belajar dengan baik.

Di sisi lain, Alfariel yang baru saja pulang dari kantor langsung berjalan dengan sedikit melakukan peregangan pada lehernya karena merasa lelah, bahkan dia juga merasa lesu. Dia langsung berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya dan Adeeva, dan saat masuk dia hanya melempar jasnya ke kasur kemudian berjalan mendekati Adeeva yang tengah belajar di meja belajar nya.

Alfariel berjalan mendekati Adeeva kemudian memeluk leher gadisnya itu dengan dagu yang berada di puncak kepala Adeeva.

Adeeva reflek berhenti berhitung karena sedikit terkejut merasakan ada seseorang yang memeluknya, tapi saat beberapa saat kemudian dia tau bahwa itu adalah suaminya.

Alfariel melepas neck hug-nya dari Adeeva karena merasa Adeeva akan berdiri. Adeeva berdiri karena ingin membuka dasi Alfariel dan mengambil jas yang pasti hanya di lempar ke kasur untuk taruh di keranjang cucian.

Saat Adeeva mau membuka dasi Alfariel, pria itu malah mengambil kesempatan dan langsung membawa Adeeva kedalam pelukannya dengan kepala yang berada di leher Adeeva. Adeeva sedikit tersentak karena perlakuan spontan Alfariel bahkan dia seperti merasa pipinya memanas.

"Mas ngapain sih? Aku mau buka dasi mas dulu." celutuk Adeeva. Bukannya melonggarkan pelukannya, Alfariel malah mempererat dan membuat jarak antara dirinya dan Adeeva menipis. Sebenarnya bukan itu yang terlalu dipusingkan Adeeva. Yang sekarang Adeeva pikirkan adalah hembusan nafas Alfariel yang begitu terasa di tengkuknya.

"Mas pergi mandi sana~ gak gerah apa baru pulang..." Alfariel tetap melingkarkan lengannya di pinggang Adeeva, tapi sekarang dia sedang menatap gadisnya itu dengan tatapan yang tidak bisa di deskripsi kan.

"Kamu temanin mas mandi yuk~" Adeeva langsung melotot dan reflek memukul lengan Alfariel.

Alfariel sedikit meringis karena tak di sangka pukulan Adeeva itu cukup menyakitkan. Kemudian dengan kecepatan bagai kilat, Alfariel menyium Adeeva kemudian berlari ke kamar mandi.

Sedangkan Adeeva yang hampir saja berteriak kesal, tidak jadi karena Alfariel sudah masuk kedalam kamar mandi duluan. Malahan gadis itu sedikit tersipu dan reflek memegang bibirnya yang baru saja di cium Alfariel.

Padahal hampir tiap hari di cium, masih aja malu-malu. Dasar ABG!


▪▪▪▪

Alfariel Membaca berkas-berkas perusahaan yang berada di tab-nya, sedangkan Adeeva berada di samping Alfariel dengan kepala menyender ke bahu suaminya itu sembari membaca dan terkadang terlihat menghafal dan mencoba mengerti.

"Kamu belajar apa sih? Tadi perasaan matematika?" Adeeva mendongak saat mendengar Alfariel bertanya kepadanya.

"Harusnya sih cuman matematika, tapi tadi ketua kelas aku bilang besok ulangan Sejarah Indonesia juga, dan itu lisan. Jadi karena belajar Matematika sudah selesai, sekarang aku mau belajar Sejarah Indonesia." Alfariel mengangguk mengerti kemudian membiarkan Adeeva kembali menghafal.

Arranged MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang