▪Twenty Seven: About Past part 1▪

2.1K 118 4
                                    

"Tunggu, maksudnya Nari ada di camping gabungan dengan sekolah lain waktu Alfariel dan gue SMA? Seingat gue gak ada deh cewek yang deket-deket sama Alfariel yang mirip sama Nari." sanggah Damar. Karena memang dia sangat ingat camping campuran itu, karena dia sempat mendapat kejadian horor karena teman tendanya. 

Nara melipat kedua lengannya di dada. " Nari ikut, gue yang enggak. Nari dulu anaknya sangat-sangat pemalu. Kata temennya, waktu itu emang dia gak keluar-keluar dari tenda kecuali makan atau sedang ada kegiatan. Bicara sama teman setendanya saja tidak. Belum lagi, penampilannya berbeda 180 derajat dari Nari yang sekarang. Dia dulu sangat benci rok dan make up, mejanya penuh buku dan laci perhiasannya berisi kacamata. Berbanding terbalik dengan sekarang. Lemarinya hampir di penuhi rok dan baju-baju kekinian, meja riasnya penuh make up dan lacinya penuh dengan perhiasan macam-macam." 

"Kalau begitu, sebenarnya Alfariel dan gue udah ketemu waktu itu tapi gak sadar karena penampilannya yang berubah?" Nara mengangguk mendengar pertanyaan memastikan dari Damar. 

"Tapi kapan, dan apa yang bikin dia 'suka' sama gue? Sampai terobsesi seperti ini." tanya Alfariel yang sama sekali tidak mengerti dan tidak ingat sesuatu yang berhubungan dengan camping gabungan di akhir tahun sekolahnya itu. 

Nara menghela nafas pelan, "Gue bakal jelasin, tapi mungkin lebih baik kalau sambil kita jalan ke Bandung. Kita sudah membuang banyak waktu." Alfariel mengangguk kemudian bangkit. Begitu pula dengan Damar dan Nara. Mereka menaiki mobil yang tadi di naiki. 

Damar duduk di kursi samping sopir dengan Alfariel dan Nara di belakang. Mobil mulai melaju ke tempat semua pasukan pencarian berkumpul. 

"Jelasin semuanya yang lo tau." perintah Alfariel kepada Nara. 

"Oke. Waktu itu..."


Flashback on

7 tahun yang lalu di suatu pegunungan di daerah Bandung. 

"Baik anak-anak sekalian. Baris sesuai kelompok yang sudah di bagikan tadi. Walau kalian berasal dari sekolah yang berbeda, tetap menjaga keakraban dan saling menjaga. Kemudian, setiap perwakilan kelompok maju dan mengambil peta yang ada. Jangan berebutan, petanya pas untuk semua."

Perwakilan tiap kelompok mulai mengambil peta mereka masing-masing. 

"Al... Kita harus berpisah. Sebenarnya aku tak mau tapi... WOI! GUE BELUM SELESAI!" Damar mengucapkan kata-kata perpisahan secara dramatis namun langsung di tinggal oleh Alfariel yang diminta tolongi untuk mengambil peta. Makanya Damar berteriak karena Alfariel langsung pergi begitu saja tanpa mendengar kata-kata alay Damar. 

Seorang gadis dengan kacamata dan rambut yang terkepang menjadi satu tertawa kecil melihat tingkah Damar dan Alfariel yang menurutnya lucu.

Gadis itu langsung kembali menunduk saat melihat Damar menoleh karena mendengar gadis itu tertawa. Karena tidak melihat seorangpun yang tengah tertawa, Damar jadi merinding dan pergi bergabung dengan kelompoknya. 

"Karena semuanya telah mengambil peta yang di sediakan, kalau ada apa-apa segera tiup peluit sekencang-kencangnya agar tim penolong akan datang menghampiri kalian. Mulailah penjelajahan kalian. Jaga diri dan teman kalian semua..." kemudian kelima kelompok itu berjalan sesuai tanda yang mereka dapat. 

Kelompok Nari adalah kelompok Hijau, mereka beranggotakan 10 orang dengan Alfariel sebagai pemimpin kelompok. 

Suasana hutan di sore hari ini terasa sejuk dan pemandangannya membuat Nara terkagum-kagum. Sangking terbawa suasananya, Nari berjalan sendiri di bagian belakang, sedangkan semua temannya berada di depannya. 

Arranged MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang