▪Twenty Four: Bad News▪

2.2K 138 4
                                    

Terlihat tumpukan berkas di atas meja besar itu yang membuat meja itu nampak kecil. Dibelakangnya terdengar suara rintikan hujan yang sedang mengguyur kota Jakarta sekarang ini tidak terlalu terdengar keras karena adanya peredaman suara yang di pasang. 

Pria dengan setelan jas lengkap itu terlihat sibuk membuka lembar demi lembar berkas yang diberi kepadanya. Menjadi seorang CEO perusahaan besar bukanlah hal yang mudah. Dia harus membaca berkas-berkas kerja sama, kontrak dan lain-lain dengan seksama agar keputusan yang dia ambil tidak salah langkah, tidak menimbulkan kerugian dan kekecewaan. Terutama kepercayaan ayahnya yang telah mempercayakan perusahaan itu padanya. 

Alfariel terlihat sangat fokus, bahkan kopi yang dibawakan oleh Damar tadi telah dingin. Kopi itu bahkan masih di posisi yang sama dan tak bergerak sama sekali. Bisa di tebak bahwa Alfariel bahkan tidak sadar kalau Damar tadi membawakannya kopi untuk diminum. Tadi bahkan dia hampir melewatkan makan siang namun di paksa Damar untuk segera makan dengan mengancam atas namakan Adeeva. 

Ruangan yang tadinya hanya terdengar suara hujan yang itupun terdengar samar-samar tiba-tiba di kejutkan dengan kedatangan seseorang yang masuk secara tiba-tiba. Bahkan pintu ruangan Alfariel terbuka lebar dengan keras dan menabrak tembok hingga menimbulkan bunyi yang keras pula. 

Alfariel mendongak dengan ekspresi kaget (datar) karena suara pintu yang menabrak tembok. Terlihat Damar yang masuk dengan ekspresi panik dan nafas tersendat-sendat, seperti sehabis lari. Tapi Damar memang baru saja lari dari ruang istirahat dengan secepat kilat ke ruangan Alfariel. Jaraknya memang tidak jauh tapi dia berlari dengan sekuat tenaga makanya sekarang Damar sedang ngos-ngosan. 

"Kenapa?" tanya Alfariel yang kembali fokus ke berkas di hadapannya. 

"Al, gue-huh... T-tadi... D-dapat... Telpon." ujar Damar dengan nafas tersenggal-senggal.

"Atur nafas dulu baru bicara." tegur Alfariel dengan mata menatap sekilas Damar namun kembali fokus ke berkas di hadapannya. 

Damar terlihat mencoba mengembalikan deru nafasnya agar kembali normal, kemudian pria berusia 25 tahun itu berdiri dengan tegap di hadapan meja Alfariel. 

"Gue barusan dapat telpon dari Rano." ucap Damar dengan tidak formal membuat Alfariel mendongak. Antara ingin menegur dengan bingung kenapa Azka menelpon Damar. 

"Adeeva diculik!" 

'deg

Seketika, pikiran Alfariel terasa kosong. Semua yang ada di pikirannya tentang berkas di hadapannya langsung hilang dan berubah menjadi pemikiran tentang Adeeva. Dia masih sedikit tidak percaya jadi mencoba bertanya lebih lanjut. Namun belum ia bertanya, Damar langsung menjelaskan apa yang dikatakan  Azka. 

"Adeeva di culik, tadi saat lagi nungguin supirnya di halte. Rano liat sendiri, pas dia baru keluar dari gerbang Adeeva di bekam terus di bawa masuk ke mobil sedan hitam. Rano sekarang lagi di kantor polisi bareng keluarganya Adeeva. Dia sempat foto plat mobil yang bawa Adeeva tadi."

Alfariel terlihat bangkit dan menggebrak mejanya dengan cukup kuat, bahkan Damar sedikit terkejut. 

"Antar gue ke kantor polisi. Dan suruh yang lain ikut cari mobil yang bawa Adeeva. Minta platnya di Rano dan suruh orang lacak SEKARANG!" Damar mengangguk kemudian berjalan keluar dan diikuti Alfariel di belakangnya. Sembari berjalan, Damar terlihat menelpon dan berbicara serius dengan seseorang. Tentu itu untuk mengikuti perintah Alfariel tadi. 

Alfariel? Di pikiran pria tu hanya ada satu, menemukan Adeeva. 





▪▪▪▪






Seorang gadis terlihat tengah dipapah di punggung seseorang dan dipindahkan dari sebuah mobil sedan hitam ke sebuah mobil sport yang berwarna hitam pula. Gadis itu terlihat seperti tertidur atau lebih tepatnya pingsan karena telah di beri obat bius. Tangannya diikat dan mulutnya di beri lakban hitam. Orang-orang di sekitarnya terlihat sangat mencurigakan, semuanya berpakaian hitam bahkan memakai topeng dan sarung tangan dan sekarang mereka sedang berada di dekat sebuah danau. 

"Cepat pindahkan dia, kemudian kita langsung pergi sebelum ada yang liat. Jangan sampai ada yang tertinggal di mobil itu sehingga meninggalkan jejak kalau kalian tidak ingin mati di tangan bos!" ujar seseorang yang duduk di kursi kemudi mobil sport itu. 

Setelah merasa tidak ada lagi yang tertinggal di mobil sedan, 3 orang dari mobil itu terlihat mendorong mobil sedan yang memang sengaja di parkir lurus mengarah ke danau dengan rem yang tidak terpasang. Kemudian setelah mobil itu mulai tenggelam ke dalam danau, ketiga orang itu langsung naik dan duduk di kursi bagian tengah mobil sedangkan Adeeva di baringkan di kursi bagian paling belakang. 

Kemudian mobil itu kembali melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Mereka menuju ke tempat dimana bos mereka telah menunggu.





▪▪▪▪




Alfariel hari ini pulang bersama Rano. Sebenarnya, pria itu tidak ingin pencarian diakhiri sementara karena sudah malam, dia ingin segera menemukan Adeeva dan memastikan gadisnya baik-baik saja. Kalau begini juga dia tidak akan tenang di rumah. Pihak polisi tetap melakukan pencarian begitu pula orang-orang suruhannya, hanya saja dia dipaksa untuk beristirahat. Ingin menolak, tapi tubuhnya tidak bisa di ajak kompromi. 

Sudah dua hari Adeeva hilang dan itulah kenapa Alfariel dipaksa untuk beristirahat, karena pria itu selama 2 hari ini juga tidak berhenti mencari keberadaan Adeeva. Tidak tidur maupun makan, makanya Ibunya memaksa agar setidaknya Alfariel tidur walau hanya sebentar. 

Pencarian 2 hari ini belum menuaikan hasil. Terakhir mobil itu terlihat di cctv tol dan setelah itu mereka kehilangan petunjuk, namun mereka pasti tidak akan menyerah, terutama Alfariel. DIa akan mencari Adeeva sampai dapat dan tidak akan membiarkan pelakunya lolos dengan mudah. 

Pria itu selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Adeeva selalu di beri pertolongan dan perlindungan. Bahkan waktu istirahatnya ini dia lakukan hanya memikirkan dimana Adeeva sebenarnya. Alfariel sama sekali tidak bisa tertidur karena cemas dan kesal. Dia sangat takut terjadi sesuatu pada istrinya itu.




▪▪▪▪




Hello kawan sekalian. 

Gila gue gak up ini lama banget jir... 

Gue minta maaf yang sebesar-besarnya kepada kalian semua. 

Ide gue mapet kawan, belum lagi ini kan mau klimak gue gak bisa sembarang nulis, ini aja kayaknya hancur! Ya pokoknya gue minta maaf yak!

And thanks for reading....

btw, udah mau selesai nih....


Arranged MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang