Part 04

914 151 19
                                    

Ketiga sahabatnya pun memandang heran pada Jaehwan yang duduk diam dengan wajah lesu.. Dan hari ini, Minhyun pun terus berdiri di belakangnya untuk mengawalnya..

"Tumben Minhyun hyung disini.." gumam Daniel

"Jae.. kamu sakit??" tanya Jihoon namun tatapannya masih berada pada Minhyun

Jihoon tahu betul, Minhyun memang jarang sekali terlihat mengawal Jaehwan karena Jaehwan juga yang selalu menolaknya.. Sesekali Minhyun ada di belakangnya, itupun hanya saat Jaehwan sakit atau butuh sesuatu..

"Jaehwan... kamu sakit??" tanya Seongwoo

"Sakit hatiii..." jawab Jaehwan sambil menopang dagunya

"Sakit hati?? jadi sudah ditolak sama Sewoon?? tertolak mentah-mentah??" tanya Daniel

"KAPAN AKU BILANG AKU DITOLAK SEWOON!!"

"Ya nggak usah ngebentak gitu juga..!!" gretak Daniel

"Kenapa kamu? Kelihatannya kusut sekali..." ucap Daniel lagi sambil mengelus kepala Jaehwan penuh sayang

"Aku belum bilang Sewoon kalau aku mengundangnya ke acara ulang tahunku..." kata Jaehwan

"Loh kenapa?? Tinggal seminggu lagi.. Masih belum bilang juga.. besok Sewoon akan ijin kelas selama dua hari untuk persiapan konser.. Setelah konsernya, belum tentu dia langsung ikut kelas.. Pasti lelah.. Sabtu depan perayaan ulang tahunmu.."

"Yah aku harus bagaimana?? Sewoon susah ditemui.. dua hari lalu aku sudah menunggunya tiga jam lebih di depan ruangan musik.. Tapi dia nggak keluar-keluar.. Kemarin juga sama.. Dia nggak keluar juga..  Aku sudah nggak tahu harus bagaimana lagi..."

"Cari saja managernya kalau mau cepat..."

"Masalahnya aku mau memberikan undangan ulang tahunku juga untuknya..."

"Kamu saja belum kasih kita undangan ulang tahun.." kata Seongwoo

"Iya nih Jaehwan...!! Kenapa kita nggak dikasih??" tanya Jihoon

"Biar kamu nggak bisa ajak tukang roti itu ke pesta ulang tahunku!!! Aku nggak mau rumah mewahku didatangi tukang roti..."

"Ya ampun sombongnya.. Woojin juga nggak akan mengotori lantai rumahmu..!!!" omel Jihoon

"Bodo!! Siapa yang peduli!!!" jawab Jaehwan

"Kamu sih ngeselin Jae.. Untung saudara!!! Biarin!! Ada undangan atau nggak ada, aku tetap bawa Woojin..."

"Ya sudah, bawa saja kalau kamu mau aku menghina tukang rotimu..." jawab Jaehwan seenaknya

"Kalian ini.. kakak adik ribut terus..." oceh Daniel yang merasa heran

"Ya itu... Anak sombong itu!! Selalu bikin aku naik darah!!"

"Memangnya aku kenapa?? Aku nggak kenapa-kenapa.."

"Apanya nggak kenapa-kenapa??!!"

"Haahh.. Sudahlah.. Hanya Daniel yang mengerti aku seperti apa.."

Seketika Seongwoo menoleh ke arah Jaehwan setelah mendengarkan perkataannya, karena hubungan Jaehwan dengan Daniel selalu saja membuatnya merasa curiga

"Kamu nggak menonton konser Sewoon, Jae??" tanya Seongwoo yang berhasil membuat Jaehwan tersedak minumannya

"Kamu kenapa, Jae??" tanya Daniel yang dengan segera mengusap punggungnya

"Niel.. Sepertinya kamu berlebihan.. Dia kan cuma tersedak minuman.." kata Seongwoo

"Yah.. kebiasaan.. Aku kan sayang Jaehwan.." kata Daniel dengan cueknya

[END] Meet & FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang