The Ending

520 49 25
                                        


Minhyun Hyung...

Hmmm....

.......

......

....

..

......

...

.............

Apa yang harus kutulis??? Aku bingung sampai hanya bisa mencoret coret kertas dengan tidak bergunanya..

Haha... Sama seperti diriku yang tidak berguna ini...

Sudah beberapa jam aku menggenggam pena ditanganku...

Tapi aku masih bingung,...

Awalan apa yang harus kutulis???

Atau.....

Haruskah kutulis inti yang ingin ku katakan saja....

Minhyun hyung,...

Benarkah Minhyun hyung akan menikah....??

Seperti inikah yang harus kutulis agar aku bisa mengutarakan isi hatiku???

Aku tidak menyukainya....

Aku tidak ingin Minhyun hyung menikah dengan siapapun selain aku...

Tapi,...

Apa aku sudah menjadi yang terbaik, sampai aku bisa berkata seperti itu??

7 tahun aku pergi meninggalkan Hyung seorang diri..

7 Tahun aku tidak pernah menghubungi Hyung...

7 Tahun aku seperti memusuhi Hyung...

7 tahun aku terus menolak Hyung...

Kurasa kamu pantas dan berhak memakiku Kim Jaehwan yang tidak tahu diri...

Aku mencintai Minhyun Hyung..

Sangat....

Menulis kata-kata seperti itu saja, aku butuh waktu lebih dari setengah jam..

Lalu, bagaimana aku bisa mengutarakannya dengan mulutku...

Aku yang pernah jahat pada Hyung...

Aku yang begitu kotor...

Aku yang tidak seperti pria normal lainnya..

Aku yang tidak pernah berhenti bergantung pada obat-obatan...

Apa aku pantas berdiri disamping Minhyun Hyung ??

Jelas aku tidak pantas.... Aku tahu itu...

Meski banyak harta yang kumiliki, apakah aku bisa membeli hati Minhyun hyung saat ini..??

Bisa kah aku memberikan nominal yang pantas untuk membayar cinta Minhyun Hyung yang mungkin sudah beralih pergi dariku...

Pernikahan itu....

Pernikahan impianku....

Hyung, kenapa kamu tega memberikannya pada orang lain??

Hyung, apa kamu benar-benar mencintainya??

Jaehwan itu...

Atau...

Apa kamu hanya menjadikannya pengganti diriku??

Hyung, apa dia tidak punya pernikahan impiannya??

Aahh.. Mungkin dia orang yang tidak banyak mau dan tidak banyak menuntut seperti diriku...

Dia pasti pria yang sangat baik sampai hyung juga ingin memberikan kesempurnaan untuknya...

Apa pernikahan impianku terlalu indah?

Tapi apa wajar, Hyung... Memberikan calon pendampingmu pesta pernikahan yang bukan keinginannya??

Kue pengantin itu, aku yang merancangnya... Untuk pernikahan kita suatu saat nanti..

Design undangan itu, bukankah Hyung bilang untuk pernikahan kita??

Setelan jas yang kamu berikan untukku...

Bukankah itu hasil gambaranku...

Aku ingin memakai setelan jas itu untuk hari pernikahanku, bukan untuk menjadi tamu di pernikahan orang lain, apalagi di pernikahan orang yang sangat aku cintai...

Nama kami sama.. Tapi aku dan dia berbeda, Hyung...

Itu semua keinginanku.. Bukan Jaehwan itu...

Ya sudah, Hyung... Tidak apa...

Lagipula .. Aku tidak pernah berpikir untuk menikah dengan orang lain..

Jika bukan denganmu.. Aku merasa apa yang aku rancang juga tidak akan ada gunanya lagi...

Anggaplah, semua itu doa untuk kebahagiaanmu dengannya...

Hyung,...

Untuk beberapa waktu... Jangan mencariku meski sejujurnya hatiku tak ingin jauh darimu...

Aku akan pergi.. Tapi bukan berarti aku membencimu, Hyung...

Selama aku masih bernafas... Aku selalu mencintaimu... dan akan kusimpan cinta ini baik-baik, sampai aku mati....

Cintaku... Hidupku... Nafasku.... Semua itu, Minhyun Hyung...

Haaaahhh....

Betapa aku berharap ini semua adalah mimpi untukku...

Namun jawabannya sudah sangat jelas tiap kali ku tampar kedua pipiku dan kucubit beberapa kali lenganku sampai kulit ini membiru...

Sakit yang kurasakan adalah jawaban yang jelas kalau ini semua bukan mimpi kan, Hyung??

Yaaa...

Ini kenyataan...

Minhyun hyungku akan menikahi pria lain yang jauh lebih baik dariku....

Hyung... Aku harus bahagia kan???

Tapi hidup ini tidak pernah sedikitpun membuatku bahagia, Hyung...

Apa kematian yang akan membuatku bahagia??

Haruskah aku mati saja??

Jika saat aku hidup, dunia ini adalah neraka.. Harusnya, saat aku mati nanti... Aku bisa mendapatkan surga kan, Hyung??

Hyung... Jika suatu saat nanti.. Aku mati dan terlahir kembali ke dunia ini... Bolehkah kita bertemu kembali??

Aku berjanji akan kujaga baik-baik tubuh ini...

Aku bersumpah, tidak akan pernah kutanam kesalahpahaman seperti dulu..

Aku akan menjadi Jaehwan yang baik.. Sangat baik...

Aku akan pastikan, aku layak untukmu, Hyung...

Hyung,...

Maaf... aku hanya bisa mengatakannya lewat tulisan...

Aku mencintaimu, Hyung...

Sangat... Sangat mencintaimu, Minhyun Hyung-ku...


Dari adikmu yang sangat mencintaimu
Kim Jaehwan

.

.

.

.

.

"Jaehwan-ah..."


Air mata penyesalan yang membasahi wajahnya semakin tak kunjung berhenti..

Ia renggut surat yang sudah berulang kali dibacanya bersamaan dengan kemeja putih yang masih dipenuhi noda dari muntahan Jaehwan..

"Jae-.. J-Jaehwan.. Jaehwan-ah, Maafkan Hyung... M-Maafkan Minhyun Hyung, Jaehwan-ah.. J-Jaehwan..." ucap Minhyun ditengah isak tangisnya



"Jaehwan-ah... Sedang apa??" Tanya Minhyun

"Huhhh???"

Seperti biasa, sepulangnya bekerja, Minhyun langsung mencari keberadaan Jaehwan di kediaman megahnya... Biasanya ia akan menemukan Jaehwan di istana esnya atau di kamarnya, namun kali ini, ia menemukan Jaehwan di halaman belakang rumahnya...

"Tumben kamu disini..." ujar Minhyun yang tidak mendapat jawaban apapun dari Jaehwan

"Kenapa hyung selalu saja bisa menemukan keberadaanku??" Tanya Jaehwan yang hanya dibalaskan dengan senyuman

Minhyun mengambil salah satu kursi taman dan duduk dihadapan Jaehwan... Minhyun mengusap wajah Jaehwan yang terlihat murung dan terus menunduk seakan ia sedang menyembunyikan sesuatu...

"Kemana saja hari ini???" Tanya Minhyun yang langsung dijawab dengan gelengan kepala dari Jaehwan

"Di rumah saja, Hyung..."

"Jaehwan-ah..." panggil Minhyun sambil menggenggam kedua tangan Jaehwan

"Uhh???"

"Mau makan es krim bersama Hyung??" Tanya Minhyun yang tidak langsung dijawab oleh pria yang selalu ia anggap seperti adik kecil untuknya

Dengan wajah sedikit terkejut, Jaehwan menatap ke langit gelap lalu kembali menatap mata Minhyun..

"Kenapa terkejut seperti itu? Belum terlalu malam untuk menikmati gelato atau.. kamu mau pancake?? Waffle??"

"Hyung tidak pergi bersama-.."

Lagi-lagi Minhyun tersenyum menjawab pertanyaan yang tak lagi dilanjutkan oleh Jaehwan..

"Setelah menikah, Hyung bisa pergi dengannya setiap waktu.. Tapi denganmu kan tidak... Ayo.." Ajak Minhyun yang langsung menarik Jaehwan

"AAHH!"

"Kenapa, Jaehwan-ah..?? Hyung melukaimu..??" Tanya Minhyun dengan memasang wajah terkejut

"Ng-.. Nggak..."

Melihat wajah kesakitan Jaehwan, Minhyun pun tidak dapat menyembunyikan kekhawatirannya... Ia meraih tangan Jaehwan dan menyingsingkan lengan kemejanya...

"Lenganmu kenapa?? Kenapa banyak luka biru seperti ini..?"

"Nggak apa-apa, Hyung.."

"Ada yang menyakitimu, Jaehwan-ah...?? Siapa yang menyakitimu, Jaehwan-ah..??"

"Ng-nggak.. Nggak ada, Hyung..."

"Jangan bohong.."

"Nggak adaaa.. Nggak ada yang melukaiku.."

"Lalu..?"

"APA PEDULI HYUNG???!! HYUNG BERTANYA UNTUK LUKA KECIL SEPERTI INI!! HYUNG SADAR TIDAK KALAU HYUNG JUGA MELUKAIKU?? BAHKAN HYUNG MEMBUAT LUKA BESAR DALAM DIRIKU!!!" Marah Jaehwan yang langsung pergi meninggalkan Minhyun

"Jae-..." panggil Minhyun yang tidak lagi dihiraukan oleh Jaehwan yang sudah menjauh

[END] Meet & FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang