Sembilan

8.8K 889 67
                                    

"Bagus nggak?" tanya gue pada Chanyeol yang duduk di kursi depan fitting room.

Hari ini gue dan Chanyeol berada di butik salah satu teman Chanyeol, Ji Hyo. Sesuai yang di rencanakan, bahwa hari ini gue dan Chanyeol akan mencari gaun.

Chanyeol masih menatap gue menganga, "Fix sih Hyo, ini bagus!" ucap Chanyeol sembari menggeleng-gelengkan kepala.

"Iyalah, emang calon lo aja yang cantik" kata Ji Hyo tertawa. Gue hanya ikut tertawa canggung.

Ji Hyo meraba-raba sisi dari gaun yang gue pakai. Membenarkan posisi gaun, "Lo kan minta yang model ketutup gini kan? Gue kasih ini, soalnya walaupun ini ketutup masih bisa keliatan tulang leher calon lo. Soalnya, tulang lehernya cantik, Yeol" ucap Ji Hyo melanjutkan.

"Ya lo gila aja masa ngasih calon gue yang seksi kayak tadi. Bisa puasa gue pas resepsi, nahan makan dia" protes Chanyeol yang membuat Ji Hyo menatapnya dan mendecih. "Dih, najong dah gue mah!" seru Ji Hyo.

Chanyeol hanya tertawa dan melirik gue. "Gue ambil ini Hyo, sama tuxedo yang gue coba tadi ya" ucap Chanyeol yang beranjak berdiri dari kursi.

Ji Hyo mengangguk, "Oke, Yeol!" jawab Ji Hyo.

Selesai fitting gown, gue dan Chanyeol bergegas pulang. Udah cukup lama kita di butik Ji Hyo, karena Chanyeol selalu nggak setuju dengan gaun yang gue kenakan. Entah itu terlalu pendek, terlalu banyak motif, terlalu nerawang, bahkan dia bilang salah satu gaun yang gue coba tadi terlalu seksi.

"Yeol, laper" rengek gue.

Chanyeol melirik gue sebentar, "Mau makan apa?" tanya nya tanpa menhilangkan fokusnya menyetir.

"Hm, bakso yuk!" kata gue berseru. Udah cukup lama juga gue nggak makan bakso. Kayaknya enak.

Chanyeol mengangguk, "Siap, Ndoro" ledeknya sambil tertawa dan menoleh ke arah gue.

"Tadi Mama nanyain kamu" ucap Chanyeol.

Gue menoleh ke arahnya, "Nanya apa?" tanya gue. Chanyeol berdehem, "Kapan punya dedek katanya" jawab Chanyeol yang kemudia tertawa keras.

"Halah, itu sih kamu yang ngarang!" kata gue sinis, mencebikkan bibir dan menyilangkan kedua tangan gue di depan.

Chanyeol tertawa keras dan tidak berhenti. "Chanyeol ih!" tukas gue.

"Hm?" tanya nya berdehem yang masih tertawa. Gue mendecak sebal melihat kelakuannya, "Udah sih, ngetawainnya. Orang nggak ada yang lucu juga" ucap gue. Chanyeol orangnya receh, gitu aja bisa lama berhenti ketawanya.

"Haha iya iya" ucap Chanyeol yang mulai menetralkan ketawanya.

Sampai di pintu masuk mall gue mengerutkan dahi, "Lah kan mau makan bakso, kok kesini?" tanya gue.

"Ya di dalem kan ada tukang bakso, cinta" katanya lembut.

"Ya ribet amat sih, depan komplek juga ada" kata gue membantah. Juh-jauh ke mall cuma makan bakso? Huh.

Chanyeol membuka seat belt karena udah sampai di parkiran. "Ya sekalian jalan-jalan mumpung nggak ada Celine sama Cello" jawabnya sambil senyum melet-melet. Entah lah gue juga nggak ngerti maksud dia melet-melet.

 Entah lah gue juga nggak ngerti maksud dia melet-melet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chanyeol as My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang