Note : Cerita ini tidak sesuai dengan waktu yang ada. Jadi jangan tanya kenapa cepet banget ya.
Usia kandungan gue sudah menginjak 8 bulan, dan di bulan kemarin tepatnya saat kehamilan gue berusia 7 bulan gue dan Chanyeol mengadakan pengajian.
Tapi mam ini Chanyeol nggak ada dirumah sudah 3 hari, dia bilang ada tugas ke Malang untuk beberapa hari ini. Gue percaya, karena Irene bilang Sehun juga pergi bareng Chanyeol. Hanya saja Sehun menyusul satu hari lebih lambat.
Gue, Irene, Krystal dan juga Taeyeon jadi sedekat ini. Entah, hanya berjalan seiring waktu, dan jadi senyaman ini. Mereka tahu betul cara membuat gue nyaman ketika berada di dekat mereka.
Sudah selarut ini gue rasanya nggak bisa memejamkan mata, entah kenapa rasanya kepengen Chanyeol ada di samping gue. Karena selama beberapa bulan ini, Chanyeol sering banget dinas luar dan membuat gue sering sendiri.
Kayak malam ini, gue tidur hanya dengan Celine dan Cello diatas kasur kamar gue. "Bunda, Papa kapan pulang sih?" tanya Celine yang meringkuk menghadap gue.
"Kata Papa sih hari minggu. Coba aja kamu telfon sana" jawab gue yang langsung dibalas anggukan kepala dari Celine.
Tubuh Celine beranjak dari kasur mengambil ponsel gue di nakas, karena hamil gue sudah terlalu besar, rasanya untuk gerak berlebih itu susah banget, berat kayak rindu.
"Bunda, ada panggilan tak terjawab!" kata Celine yang sudah memegang ponsel rose gold milik gue.
Celine menyodorkan ponsel ke gue, dengan cepat gue membukanya dan melihat panggilan tak terjawab itu yang ternyata dari Chanyeol.
"Papa" kata gue seraya memberitahu Celine siapa yang menelfon. Celine mengangguk mengerti, "Telfon balik bun, Celine kangen Papa" kata nya.
Gue akhirnya mencari nama Chanyeol di kontak, dan melakukan sambungan telfon dengan Chanyeol.
"Nggak diangkat kak. Udah tidur kali papa" kata gue. Mengingat Chanyeol tadi menelfon tapi tak ada jawaban, mungkin dia berfikir kalau gue dan anak-anak udah tidur jadi dia ikut tidur.
Celine menatap gue, "Coba lagi bun.." pintanya. Gue pun mengangguk dan menuruti permintaannya untuk menelfon Chanyeol, lagi.
"Nyambung nih kak!"
"Halo?" sapa gue saat panggilannya terangkat. Tapi yang gue denger bukan jawaban dari Chanyeol, tapi..
"Sehun?" tanya gue dengan mengerutkan dahi bersama Celine.
"Iya ini gue. Bang Chanyeol udah tidur tuh, ntar gue bilangin deh" kata Sehun dengan suara paraunya.
Gue berdehem dan dengan reflek memberi anggukan. "Oh gitu ya? Yaudah deh, nanti tolong sampein ya Hun. Celine kangen katanya" jawab gue sedikit terkekeh yang membuat Celine memukul gue pelan.
"Bunda ih..." ucap Celine dengan sangat pelan, gue hanya terkekeh melihat wajag malunya dia.
"Oh, iya ntar gue bilangin deh ke Bang Chanyeol"
"Oh yaudah, makasih ya, Hun"
"Oke sama sama"
Selesainya gue langsung memutuskan panggilan telfon tersebut dan meletakkan ponsel di samping gue. "Papa udah tidur, bun?" tanya Celine.
Gue mengangguk, "Udah. Kata Om Sehun nanti di bilangin ke Papa. Yaudah kakak bobo, udah malem. Adek aja udah bobo tuh" kata gue.
Celine langsung mengikuti perintah gue, dirinya memeluk tubuh gue. "Bunda, dedeknya cewek ya, biar bisa Celine ajak main boneka" kata Celine sambil dengan mata terpejam.
"Terus nanti namanya harus mirip sama Celine ya, bun?"
Gue mengangguk dan berdehem tanpa mengeluarkan kata kata apapun. Gue mengelus-elus rambut panjang nya.
"Udah tidur, udah malem" kata gue yang langsung memejamkan mata. Begitu juga Celine.
Pagi ini gue mendapat pesan dari Irene yang bilang mau main kerumah bareng Krystal dan juga Taeyeon. Dan jadilah gue harus bersih-bersih rumah dan merapikannya serapi mungkin.
Setelah menunggu beberapa lama, bel rumah gue berbunyi. Dan sudah gue pastikan kalau itu adalah Krystal, Irene, dan juga Taeyeon. Gue berjalan membukakan pintu.
"Halooo bumil!" pekik Taeyeon yang menatap perut besar gue. Gue hanya terkekeh dan mempersilahkan mereka masuk.
"Sini duduk!"
"Si Tiffany nggak ikut Tae?" tanya gue pada Taeyeon yang berlenggang kangkung. Karena biasanya Tiffany anak pertamanya ikut, tapi ini dia sendiri.
Taeyeon menggeleng, "Enggak, ribet juga kan bawa anak. Kayak lo sama Krystal tuh, bawa anak kemana-mana" katanya.
"Gue juga pengen cepet-cepet keluar sumpah, udah pegel banget" kata Krystal sambil mengelus perut besarnya. Kehamilan gue dan Krystal hanya beda 3 bulan, gue lebih dulu.
Gue terkekeh, "Resiko lah Tal" jawab gue. Krystal mencebikkan bibirnya, "Laki mah enak, nancepin nya doang. Kita bawa-bawa nya setengah mati" ucap Krystal.
"Ye, laki lo kan emang paling kenceng Tal kalo nojos" kata Taeyeon yang langsung disambut gelak tawa dari gue juga yang lainnya.
"Eh pada makan yuk, gue masak banyak tuh" kata gue.
"Eh rujak di depan komplek gue enak banget sumpah!" kata gue merespon ucapan Krystal.
"Dimananya? Ih mau dong mau!"
"Itu loh, depan komplek. Dari pos satpam lurus terus belok kanan. Pinggir jalan, rujak mas bewok. Asli enak banget sambelnyaa!" pekik gue.
Krystal mendesah membayangkan kenikmatan rujak di siang hari yang panas seperti ini. "Eh beli dong, beli!" katanya.
"Beli gih sono!"
"Beliin kek Rene, gue pegel banget jalan jauh-jauh" kata Krystal mencoba merayu Irene.
Sebenernya emang iya, jalan jauh buat ibu dengan kehamilan dibulan tua kayak gini emang capek banget. Apalagi, kaki nya sudah pada mulai membengkak.
"Sama Taeyeon ah. Gue nggak mau sendiri!" kata Irene menolak.
"Yaudah sono, berdua"
Irene mendecak sebal, "Duitnya?" tanya Irene. Krystal membuka dompetnya, "Pelit banget lo, Rene" kata Krystal yang membuat Irene tertawa.
"Gue bercanda anjai!" jawa Irene yang langsung mendapatkan pukulan dari Krystal.
Belum sempat menjawab ucapan Krystal, gue dan yang lainnya beralih pada suara pintu terbuka yang jaraknya hanya beberapa meter dari sofa ruang tamu yang saat ini gue, Irene, Taeyeon dan Krystal duduki. Semua mata tertuju pada objek di ambang pintu, dengan mata yang penuh tanda tanya.
"C-chanyeol?"
Bonus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.