"Irene, gimana bisa kan?" tanya gue pada Irene yang sedang berfikir sejenak.
Hari ini gue memutuskan untuk bertemu dengan Irene di salah satu caffe. Tujuannya adalah gue ingin meminta bantuan tentang kuasa hukum.
Ya, karena Irene pernah bekerja disalah satu kantor pengadilan di Jakarta. Dan sudah pasti memiliki banyak kenalan kuasa hukum. Keputusan gue benar-benar sudah bulat, gue harus pisah. Harus.
"(yn), lo beneran?" tanyanya kembali sembari menatap gue gusar. Tapi gue sudah yakin seribu persen kalau keputusan gue ini sudah yang paling baik untuk semua pihak.
Gue mengangguk, "Iya Rene. Gue serius mau pisah" jawab gue mantap membuat Irene menghela nafasnya kasar.
"You have to think twice, (yn)!" katanya. Gue mengangguk dan sekejap menyeruput cola di depan gue.
"Udah, bahkan udah ratusan kali. Dan keputusan gue tetap sama Rene. Pisah" ucap gue.
Irene mengusap wajahnya dan menopangnya dengan kedua telapak tangannya. "Lo punya Cayra sekarang, (yn)! Lo harus lebih bijak, jangan cuma fikirin diri lo sendiri" katanya.
"Rene, mau punya Cayra atau enggak, gue bakalan tetep mau pisah. Lo nggak tau gimana rasanya jadi gue, jadi lo segampang itu nyuruh gue bertahan"
Irene mengangguk pasrah, "Oke, that's your choice. Terserah lo, apapun itu gue harap lo nggak salah pilih" katanya.
"Thanks Rene.."
"Terus gimana? Lo bisa bantu gue kan? Gue mau hak asuh Cayra ada di tangan gue. Bukan Chanyeol" tanya gue melanjutkan.
Irene menatap gue lekat, "Gue usahain" jawabnya dan langsung menyeruput minuman yang sudah dipesannya.
"Dan gue atas nama Sehun, mau minta maaf atas keterlibatan dia dimasalah lo ini" lanjutnya seraya menundukkan kepalanya.
Walaupun Irene masih menjadi pacar Sehun, tetapi Irene sepeduli itu dengan Sehun.
"It's okay. Sehun nggak salah kok, yang salah Chanyeol karena udah minta bantuan Sehun" jawab gue tersenyum dan mengelus lengan Irene yang sedang posisi siap.
"Thanks (yn).."
Seperkian detik, antara gue maupun Irene tidak ada yang membuka suara atau memulai pembicaraan terlebih dulu.
Gue masih sibuk meminum cola milik gue yang belum habis. Gue menundukkan kepala dan sedikit berfikir, apa yang akan terjadi pada diri gue kedepannya adalah konsekuensi dari apa yang gue pilih hari ini.
"Eh, Cayra dirumah sama Chanyeol?" tanya Irene membuka pembicaraan.
Gue mengangguk dan tersenyum simpul, "Iya, kasian sih dia juga harus ngurus Ryon" jawab gue.
"Siapa?"
"Ryon.."
Irene mengerutkan dahinya, "Ryon siapa?" tanya nya lagi sembari melahap kentang goreng di depannya.
"Anaknya Chanyeol lah Rene, siapa lagi?" tanya gue balik sembari diakhiri dengan kekehan penuh maksud.
"Eh (yn) sumpah, sorry gue nggak tau. Gue nggak maksud-"
Gue tertawa hambar dan mengangguk, "Haha. Nggak papa lagi Rene, emang kenapa coba?" kata gue.
Irene menundukkan kepalanya, "Celine sama Cello udah tau lo mau pisah dari Chanyeol?" tanya nya lagi.
"Belum. Gue masih belum bisa ngomong hal ini ke Celine dan juga Cello. Gue, nggak tega Rene" jawab gue sembari mengusap wajah gue dan tersenyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chanyeol as My Husband
FanfictionSeorang single parent, Park Chanyeol menemukan tambatan hati sejatinya. Who is she?