Dua Puluh Lima

7.9K 775 154
                                    

"Chanyeol.."

Suara gue memekik nama Chanyeol bener-bener kayak wanita penggoda yang sedang memanggil pelanggannya. Chanyeol yang masih berkutik di depan laptop dan kertas-kertas kerjaannya, "Apaa?" tanyanya lembut tanpa menoleh ke arah gue.

"Chanyeol!" bentak gue yang membuat nafas Chanyeol terhela kasar dan menoleh ke arah gue. Gue mencebikkan bibir cemberut, sekan mengerti mood Ibu hamil nya ini Chanyeol segera menutup laptopnya dan membereskan berkas-berkas di depannya.

Chanyeol berjalan ke arah gue dan gue pun langsung menepuk-nepukkan tangan ke bagian kasur di samping gue. Chanyeol menurutinya dan duduk tepat disamping gue, "Kenapa?" tanyanya.

Tanpa basa-basi gue memeluk dirinya dan menyibakkan kaos coklat polosnya sehingga membuat bagian perut hingga ke dada terlihat. Gue meletakkan kepala gue disana, semenjak hamil gue selalu suka bagian tubuh Chanyeol manapun. Dan gue selalu over protektif, possesif, cemburuan, dan segala hal lainnya. Yang gue mau hanya Chanyeol di samping gue tiap detik. Walaupun perbuatan gue kadang bikin dia pusing tujuh keliling.

"(yn).."

Gue yang masih tenggelam di dada Chanyeol hanya berdehem menjawab pekikannya memanggil nama gue. "Ngapain sih?" tanyanya mengerutkan dahi.

"Inget nggak kata dokter?" tanya gue pada Chanyeol.

"Apa?"

"Trimester pertam masih bisa pake gaya apa aja loh, pah" ucap gue yang langsung merubah posisi menjadi duduk di pangkuan Chanyeol. Ya, kemarin saat gue dan Chanyeol check up Chanyeol sempat bertanya pada dokter boleh atau enggak buat melakukan hubungan pada saat hamil gini? Dan dokter bilang boleh, apalagi di trimester pertama ini masih bisa pakai gaya apapun mulai dari posisi woman on-top, misionaris, saling berhadapan, doggy style, melakukannya di kursi, hingga posisi spooning. Dan voilaaa! Itu membuat Chanyeol tersenyum penuh arti kepada gue.

Chanyeol menatap gue heran, "Tapi yang, baru juga semalem" ucap Chanyeol yang berusaha menolak ajakan gue untuk bermain siang ini.

"Semalem kamu curang, pake tisu magic jadi aku berapa kali keluar kamu belom keluar juga" ucap gue sebal menggerutui Chanyeol di depan wajahnya. Ya, semalem gue berhubungan dengan Chanyeol tapi sayangnya gue udah berkali-kali mencapai puncak dan Chanyeol mencapai puncaknya bisa gue hitung jari.

Chanyeol terkekeh mendengar gue menggerutu, "Yaa aku mana tau, itu dikasih sama Kai. Katanya suruh pake sebelum main, kata dia kamu bakalan suka soalnya rasa stroberi" jawabnya sambil menumpukkan telapak tangannya di kedua sisi kasur.

"Kamu aja bodoh mau dikasih-kasih gituan! Kalo dikasih tuh yang aku juga make biar aku nggak kalah sama kamu" kata gue yang bener-bener sebal. Chanyeol tertawa geli mendengar ucapan gue, "Besok aku pinta sama Kai" jawabnya sambil mencium pipi gue.

Gue mengalungkan kedua tangan gue pada leher jenjang putihnya, wajah gue semakin gue dekatkan dengan wajahnya dan hampir tidak ada jarak. Chanyeol menatap gue dalam, namun gue balas dengan senyuman nakal. "Kyaaaa! Chanyeol!" pekik gue sedikit tertawa saat Chanyeol seperkian detik membawa tubuh gue ke atas ranjang bersprei abu-abu.

Chanyeol membanting tubuh gue dan dengan rakusnya menciumin bibir gue, melumatnya kasar dan membuat gue sedikit terengah-engah. "Mmpphh ce mpphh yee" pekik gue saat pukulan gue di bahunya di hiraukan oleh Chanyeol.

Chanyeol melepaskan pagutannya dan membiarkan gue sedikit bernafas, "Who make me like this? You are babe! Lets finish it!" ucapnya yang kembali melumat bibir gue kali ini tanpa ampun. Lidahnya berusaha menerobos masuk kedalam mulut gue, saling meliuk-liukkan. Chanyeol is a good kisser!

Chanyeol as My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang