Saat Seulgi berucap seperti itu, Chanyeol hanya mengangguk dan terkekeh. Gue rasanya mau jambak rambut Seulgi, dan mau jewer kuping Chanyeol sampe putus.
"Gue udah nikah Gi" ucap Chanyeol saat Seulgi menulis resep. Dirinya menatap Chanyeol dengan mata yang sedikit terbuka lebar, "Eh iya? Maaf gue nggak tau" jawabnya.
Chanyeol terkekeh, "Iya. Sorry nggak ngabarin" ucap Chanyeol. Seulgi mengangguk santai, "Istri lo nggak ikut?" tanyanya.
"Ini istri gue, Gi. Lo kenal kan?"
Mata Seulgi membelalak seakan kedua bola matanya akan keluar dari kelopak matanya. "Eng.. Eh i-iya lah kenal gue" jawab Seulgi.
"Ngh, ini Chanyeol ngerokoknya tolong dibatasin ya. Ganti aja sama es krim dia suka kok, atau sama permen" ucap Seulgi yang bertujuan pada gue.
Gue cuma berdehem dan sedikit menganggukan kepala. Gue istrinya, lebih tau luar dalem dia daripada lo Gi, batin gue.
"Kalo Chanyeol masih bandel nggak mau ngurangin rokoknya, ancem aja, dia takut kok" ucap Seulgi sedikit terkekeh.
"Bedalah, kan dulu diancem nya mau disuntik mati, haha" jawab Chanyeol.
Gue rasa-rasa beneran mau jambak ini orang berdua, gue jadi nyamuk diantara kedua mantan kekasih yang bernostalgia.
Sekarang, di dalam mobil hanya ada keheningan diantara kita semua. Chanyeol fokus dengan kemudi stirnya, sedangkan gue di jok belakang masih setia memijat-mijat kening Celine.
Perihal di klinik tadi, gue masih sebel sama Chanyeol dan juga mantan pacarnya itu. Bodo ah, pusing gue.
"Ayok kak turun" ucap gue pada Celine sambil berdiri di depan pintu mobil sembari menggendong Cello.
Tangan Chanyeol bersiap mengambil alih Cello dari gue, tapi dengan cepat gue tepis kasar tangannya. Chanyeol hanya mengerutkan dahi menatap gue bingung.
"Bisa kan kak?" tanya gue memastikan tubuh Celine.
Celine mengangguk, "Bisa kok bun" jawabnya yang langsung gue tuntun masuk ke rumah.
"Udah tiduran, bunda ambilin air buat minum obat" ucap gue yang baru aja keluar dari kamar anak-anak.
Gue melangkahkan kaki ke arah dapur, mengambil minum dan pisang di kulkas. "Yang, kata Seulgi obat lambungnya kakak minum duluan" ucap Chanyeol yang kini sudah berada di belakang gue.
Gue hanya berdehem tanpa menoleh ke arahnya. Gue langsung pergi meninggalkannya dan mengarah ke kamar anak-anak
"Kak, minum dulu ini" ucap gue sambil mengeluarkan strip obat dari papper bag.
Gue mengambil obat punya Cello dan mengocok botol obat sirupnya. "Adek, nih minum dulu" ucap gue menyodorkan satu sendok obat.
"Bunda pait" rengek Cello.
"Ya namanya juga obat, yang manis mah permen tuh. Udah tidur, udah malem" ucap gue sambil menarik selimut Cello.
Cello menarik leher gue sehingga membungkuk di depan wajahnya, pipi gue dicium sempurna oleh Cello. Gue tersenyum dan kembali mencium keningnya, "Udah, bobo" ucap gue.
"Bunda, mau uwek" ucap Celine yang sedang memegangi perutnya. Gue beranjak berdiri mengarah keluar kamar, "Nanti dulu bunda cari kantong plastik" ucap gue.
"Yangg, Celine muntah!" suara teriakan Chanyeol dari kamar anak-anak terdengar jelas di telinga gue.
Gue berdecak dan langsung menghampirinya. Gue liat Chanyeol sedang memijat tengkuk Celine lembut. "Bundaa..." pekik Celine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chanyeol as My Husband
FanfictionSeorang single parent, Park Chanyeol menemukan tambatan hati sejatinya. Who is she?