"Maaf, ada Mas Chanyeol?"
Baru aja gue membuka mulut ingin menjawab, tapi sambungan itu sudah terputus.
Gue kembali ke meja makan dengan pemandangan Chanyeol yang masih setia memeluk anak-anaknya.
Gue memegangi perut gue yang berisi calon janin gue dan Chanyeol. Batin gue berkata, bahwa anak gue sangat beruntung punya ayah yang bertanggung jawab seperti Chanyeol, right?
"Siapa?" tanya Chanyeol yang kini berjalan ke arah gue dengan tangannya yang masih sibuk mengusap sisa airmata nya di pipi.
Gue menggidikkan bahu gue, "Nggak tahu" jawab gue sembari melahap kembali potongan pizza milik gue.
"Lah gimana? Kan kamu yang angkat"
"Dia nanya katanya mas Chanyeol ada, baru aku mau jawab eh mati" jawab gue santai. Chanyeol hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
Dia berjalan kearah gue yang duduk di kursi meja makan, dan berdiri di belakang gue. Dagunya diletakkan diatas kepala gue dengan kedua tangannya memeluk leher gue dari belakang. "Ngapain sih, yeol?" tanya gue.
Chanyeol nggak menjawab melainkan hanya menciumi puncak kepala gue. "Makan yang banyak biar dedeknya sehat" ucap Chanyeol. Gue mengerutkan dahi menatpnya, "Apaandeh!" kata gue.
Bel rumah gue berbunyi, tapi Celine udah jalan duluan ke arah depan untuk membukakan pager. "Assalamualaikum" ucap seseorang dari pintu. Gue beranjak dari kursi dan menghampiri sumber suara.
"Kak Yoora!"
"Haiii"
"Lah kak, nggak kerja?" tanya Chanyeol yang kini berdiri di samping gue.
Kak Yoora menggelengkan kepala, "Libur, terus mau main kesini abis kangen" ucapnya.
"Sama Celine kan?" tanya Chanyeol yang senyam-senyum sendiri. Kak Yoora menganggukan kepalanya, "Ya sama kamu juga lah, sama (yn), sama Cello, eh Cello mana?" jawab Kak Yoora.
Chanyeol menunjuk ke arah ruang makan, "Tuh lagi makan" kata Chanyeol. "Jangan kangen sama aku deh kak. Soalnya bumilnya aku lagi sensian" lanjut Chanyeol sembari senyum meledek ke gue.
Gue menatapnya lalu merolling eyes sebal, "Lah, udah isi nih? Tokcer juga mantap! Haha" ucap Kak Yoora heboh yang membuat gue tersenyum canggung sembari menggaruk-garuk tengkuk gue.
"Iyalah, aku masih tokcer biarkata anak dua!" tukas Chanyeol.
Kak Yoora berdecih mendengar ucapan adik laki-lakinya ini, "Ah itu sih karena (yn) nya aja yang daun muda" jawabnya. Seperti tak terima ucapan kakaknya, Chanyeol berdecak, "Ck, kan benih aku itu. Kalo aku nggak tokcer mana jadi?!" serunya.
Gue cuma tertawa aja melihat Chanyeol dan juga Kak Yoora yang membahas ke-tokceran gue dan Chanyeol. "Yaudah masuk yuk kak!" kata gue mempersilahkan masuk. Gue berjalan ke dapur membuat minuman.
"Minum dulu kak" ucap gue yang menyodorkan satu gelas air sirup merah. Kak Yoora mengangguk, "Makasih adik ipar. Haha" jawabnya yang membuat gue juga ikut tertawa.
"Aunty, bawa cokelat?" tanay Cello yang berada disamping Kak Yoora.
Kak Yoora mengangguk, "as always" jawabnya sambil merogoh sesuatu didalam kantung tas nya. "Nih, kak Cel satu, adek satu" ucap Kak Yoora yang memberikan dua batang cokelat.
"Makasihh, aunty!"
"Gitutuh, dari dulu emang manjanya sama aunty nya" ucap Chanyeol yang langsung menyeruput segelas air di depannya. Gue terkekeh dan mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chanyeol as My Husband
FanfictionSeorang single parent, Park Chanyeol menemukan tambatan hati sejatinya. Who is she?