Dua Belas

8K 794 54
                                    

"Kamu masih sayang sama istri kamu?"

Chanyeol membelalakan matanya kaget dnegan pertanyaan gue. "Kok kamu nanyanya gitu?" tanya nya balik.

"Jawab kali" suruh gue. Mood gue saat ini bener-bener ancur, mau nangis aja rasanya. Semoga jawaban Chanyeol bisa membuat mood gue baik lagi.

Chanyeol menghela nafasnya, "Kamu ragu ya buat nikah sama aku?" tanya nya yang melepaskan pelukannya dari pinggang gue.

Rasanya gue mau nangis aja pas Chanyeol melepaskan tangannya dari pinggang gue. Gue salah, gue tau itu.

"Eng-nggak kok. Aku cuma butuh jawaban jujur kamu" ucap gue tanpa menoleh ke arahnya. Chanyeol menoleh ke arah gue, "Maaf kalo aku belum bisa jadi calon yang baik buat kamu" ucapnya yang langsung berdiri dan meninggalkan gue yang tak bergeming.

Chanyeol masuk ke dalam kamarnya, mood gue makin ancur saat ini. Karena kesalahan gue, semua kacau. Gue mau Chanyeol disini nemenin gue sekarang, tapi gue egois.

Gue berdiri mengetuk pintu kamar Chanyeol, tanpa bersuara karena gue nggak mau suara gue jadi nggak stabil karena menangis.

TOK TOK

"Ke-" belum selesai Chanyeol berkata, gue berhamburan dalam pelukannya. Gue memeluk dirinya erat, gue salah kali ini. Gue nggak mau, kesalahan gue ini bikin Chanyeol pergi.

Gue sesegukan di dalam pelukan, "Kenapa? hey?" tanya Chanyeol. Gue tak menjawab melainkan menangis sekuat mungkin.

"M-maaf yeol, hiks" kata gue tak dapat menahan sesegukan. Chanyeol mengelus puncak kepala gue. "Aku sayang sama kamu, dia masa lalu cukup aku kenang" ucapnya.

Gue mengangguk, "M-maaf yeol, hiks. Maafin aku, hiks hiks" suara gue makin nggak stabil. Chanyeol mengangguk dan mencium puncak kepala gue, "Sst, ntar anak-anak denger. Diem udah!" suruhnya.

"Kita obrolin ya berdua, bentar" kata Chanyeol yang ingin melepaskan pelukannya. Tapi gue tahan sekuat tenaga, "Aku mau tutup pintu dulu, ntar anak-anak denger" katanya.

Gue menggeleng, "Nggak. gini aja" kata gue. Chanyeol berdecak, "(yn)! Lepas dulu, aku tutup pintu terus abis itu peluk lagi deh bebas mau ngapain juga" kata Chanyeol.

"Tutup pintunya gini aja, yeol" kata gue merengek tak mau dilepaskan Chanyeol. Tunggu, kenapa gue manja gini?

Chanyeol menghela nafasnya, berjalan menutup pintu kamar sambil membawa gue yang masih memeluk tubuhnya erat. "Manja banget dah istri gua" kata Chanyeol bermonolog sendiri.

"Calon!" tukas gue yang masih dalam pelukan Chanyeol.

"H-14 yang!" kata Chanyeol meledek.

"Ya tetep aja calon!"

"Yaudah, calon ku sayang" katanya sambil mencium pipi gue. Gue berani taruhan, sekarang pipi gue memerah akibat Chanyeol.

Chanyeol duduk di kasur, gue sebenernya mau melepaskan pelukan gue. Tapi, gue malu sama Chanyeol, gimana dong? Huaa.

"Duduk sini" kata Chanyeol menepuk bagian ujung kasur disebelahnya. Gue menggeleng cepat, "Nggak mau!" kata gue.

Chanyeol berdecak, "Berat bat yang kamu!" katanya karena sekarang gue duduk dipaha Chanyeol sambil mengalungkan tangan gue di lehernya dan menenggelamkan wajah gue disana.

"Ahhh, gini dulu sih pelit banget!" rengek gue manja. Chanyeol masih berusaha supaya gue melepaskan. "Yang, sumpah sesek banget kamu berat" ucapnya mendumel.

Gue geregetan juga jadinya sama Chanyeol, gue gigit kuping caplangnya yang berdiri tegak. "Aduuh duh!" ucapnya meringis.

"Sukurin!" kata gue. Chanyeol berdecak lagi dan lagi, "Kamu tuh ya astaga, berat yang sumpah. Kalo enteng mah bodo amat dah kayak Seulgi contohnya. Kamu berapa kilo sih?" ucapnya yang nyerocos kayak petasan kretek.

Gue eratkan tangan gue yang mengalungi lehernya, dia merasa tercekek. Abis gue gereget, ngapain coba bawa-bawa Seulgi? Btw, kalian tau kan Seulgi siapa? hm.

"Aaarrkkk aarrrkk, yang uhuk uhuk" katanya yang merasa tercekek. Gue menjulurkan lidah dan melepaskan tangan gue. "Sukurin!" ucap gue lagi.

Chanyeol sampai terbatuk-batuk, tapi kok gue merasa bahagia ya? Haha. "Turun napa, duduk tuh disitu" katanya. Gue menggeleng dengan cepat, "Gini aja maunya" kata gue mencebikkan bibir genit.

"Mau pindah atau kayak kemaren?" tanya Chanyeol. Gue berfikir keras, lah emang kemarin ngapain ya? Dan gue baru inget, maksudnya itu kejadian waktu gue pijitin kepala dia yang pusing.

Dengan cepat gue berpindah tempat duduk di ujung kasur, "Dih. Ogah!" kata gue menggidikkan bahu.

"Ogah, tapi nggak marah. Suka itumah namanya" kata Chanyeol dengan wajah meledek.

Gue menghentakkan kaki sebal, "Chanyeol ih. Sekali lagi dibahas, awas aja!" kata gue mengancam dia balik.

Gue aja nggak habis fikir, kenapa bisa ya gue mau di telanjang dada kan oleh Chanyeol? Bodoh.

"Awas kenapa, hm?" tanya nya yang tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke gue. Gue reflek menghindar dan menutup mata.

Chanyeol ketawa, "Pengen banget dicium apa?" tanya nya yang masih setia tertawa menepuk-nepuk tangannya.

"Ah tau ah!" kata gue yang udah males banget sama ledekannya Chanyeol, gue berniat meninggalkan Chanyeol keluar.

Chanyeol menahan tangan gue, "Ampun deh, ambekan bat. Sini sini cium" katanya memajukan bibirnya, dan yash kena dengan bibir gue.

"Aduh yang! kasar amat sih maennya" katanya saat bahunya gue pukul. Apaan? Main? Main apaan coba? Hih, sebel deh.

Gue duduk kembali di samping Chanyeol, "(yn)?" panggilnya. Gue berdehem sambil membenarkan anak rambut gue, sebenernya canggung.

"Maaf kalo aku belum bisa jadi calon yang baik buat kamu" katanya memegang tangan kiri gue, karena posisi dia di sebelah kiri gue.

Chanyeol mengarahkan gue supaya saling berhadapan mengikutinya, "Maafin aku udah nanya gitu" kata gue menunduk. Walaupun gue sebenernya menyesal udah nanya seperti itu, tapi gue masih kepo dengan tulisan itu.

"As always, karena aku sayang kamu" katanya yang menarik bahu gue kedalam pelukannya.

Chanyeol mengelus kepala gue, "Aku emang sayang sama dia, tapi sebagai masa lalu buat aku simpen di hidup aku. Bukan berarti disaat sekarang aku masih mengharapkan dia, enggak. Bahkan sekarang aku yakin, dengan kamu aku bisa lebih bahagia dari dia. Biarin dia bahagia dengan caranya sendiri, walaupun pernah nyakitin aku. Tapi aku harap kamu nggak gitu, nggak akan nyakitin aku kedua kalinya. I'm so lucky while i got you! Please be happ in any condition, together. Yaa?" Ucapnya yang bikin air mata gue mulai keluar dari penjagaannya.

"Chanyeolll!" rengek gue yang langsung menghadap ke arahnya dan mengalungkan tangan gue di lehernya, gue nggak bisa berkata-kata lagi sekarang.

Chanyeol tersenyum, gue mencium bibir Chanyeol yang merah dan melumatnya lembut. Saat ini, gue nggak peduli walaupun gue yang memulainya duluan.

Gue dan Chanyeol sama-sama melumat lembut, saling menyapu rongga mulut. Cukup lama sampai akhirnya gue merasa tangan Chanyeol menyentuh dada gue. "Mmpphhh" erang gue dengan maksud supaya Chanyeol berhenti memegang dada gue.

Tapi nihil, Chanyeol masih melakukannya. Gue tepis tangannya kencang, tapi nihil tangannya kembali lagi ke dada gue. Sampai gue akhirnya kehabisan nafas dan melepaskan pagutan itu, "Huuhh haah, yeol ih jangan kesitu!" kata gue sebal dengan nafas tak beraturan

Chanyeol cuma ketawa "I love you, babe" ucapnya.

"I love you too, ceye!" kata gue memeluknya.

Chanyeol melepaskan pelukan gue dan memegang kepala gue, Ia mencium bibir gue dibarengi dengan tangannya yang meremas kedua payudara gue gemas.

"CHANYEOL!!!!!!!!"



Aduh gue double update yg jelek bgt ini wkwkwk, maafin yaaa😂😂
Sudah mau menuju wedding nih gengs haha.

Okay deh, kalo mau dilanjut banyak-banyak komen deh shay biar daku semangat😂😂😂

see you❤❤

Chanyeol as My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang