BaG #4 Rafa (and) Fathir

84.8K 5.1K 142
                                    

Pemandangan macam apa ini? Rafa merasa ada gempa dahsyat dan kepalanya dijatuhi beberapa runtuhan beton rumah. Ia lemas sekaligus tercengang melihat live show hot kissing! Jika hanya kecupan biasa saja mungkin tak apa. Tapi masalahnya, sang wanita sampai meremas rambut pria itu.

Walaupun Rafa tak melihat bibir mereka secara langsung, karena pria itu membelakanginya, namun Rafa bukan wanita polos. Ia sering melihat adegan seperti ini di film western. Ia tahu betul apa yang terjadi. Rafa membayangkan kedua mulut mereka yang merapat dan lidah mereka yang pasti bermain di dalam. Dan tak lupa tangan laknat sang pria yang ke sana-kemari meraba sesuatu.

Argh, Sungguh! Kenapa dua manusia itu tidak mengenal tempat untuk melakukan hal bejat seperti ini?

Setelah sepasang kekasih itu selesai, keterkejutan Rafa semakin bertambah berkali-kali lipat. Pria yang tadi membelakanginya kini menatap lurus ke arahnya.

"Logan?" sebut Rafa spontan sambil melotot. Suaranya tidak keras. Hanya sekedar gumaman.

Ternyata begini kelakuan siswa populer yang terkenal karena kepintaran dan rendah hatinya? Rafa tak habis pikir. Selain tengil, PDOD, suka merendahkan, suka tebar pesona di mana-mana, ternyata Logan juga penjahat kelamin playboy kelas kakap. Sungguh Rafa makin muak dengan pria itu.

Tadinya Logan juga terkejut melihat kehadiran Rafa, namun bukan Logan namanya kalau dia tidak bisa bersikap tenang dan santai.

Walaupun ketangkap basah, Logan bersikap biasa saja. Malah kini tersenyum manis ke Rafa sambil mengedipkan sebelah matanya.

Rafa semakin melongo. Bisa-bisanya pria tengil sialan itu santai-santai saja. Urat malunya masih kesambung atau dari lahir emang gak punya urat malu? Ih!

Sebelum pergi Logan menekan klakson mobil untuk menyadarkan Rafa dari lamunan keterkejutannya.

Tiiiinn!

"Awas kesambet Neng," tegur Logan sebelum berlalu.

Rafa menatap belakang mobil Logan yang sudah pergi menjauh dengan jengkel, ia menghentakkan kakinya kasar sambil merutuk gemas. "Arg, asem!"

♠♠♠

Rafa mengeluarkan motornya dari area parkiran masih dengan perasaan kaget yang tersisa akibat dari ketidaksengajaan melihat adegan hot kissing secara langsung. To be honest, itu pertama kalinya bagi Rafa. Dan dia menyesal.

Jika boleh memilih, Rafa lebih baik tidak pernah melihat adegan itu. Ternyata ciuman itu tak seromantis seperti dalam film western yang ia nonton. Malah kini kesannya malah menjijikan. Rafa masih terus membayangkannya. Walaupun dalam keadaan berkendara seperti saat ini. Sungguh sialan!

Drrtt... drrrtt... drrrt...

Khayalan Rafa buyar seketika. Sebab ponsel yang berada di saku kemeja sekolahnya bergetar. Tapi Rafa membiarkannya. Ia bukan tipe cewek yang suka menerima panggilan ketika berada di atas motor.

Drrtt... drrrtt... drrrt...

Rafa menarik napas berat. Ia memelankan laju motor matic-nya dan menyetir dengan satu tangan, sepertinya tak ada pilihan lain selain menerima panggilan itu. Karena sedari tadi tidak berhenti bergetar. Rafa jadi jenuh sendiri.

"Halo Zak?" sapa Rafa sambil berseru, setelah mengangkat dan melihat nama yang muncul di layar ponsel ternyata sahabatnya sendiri.

"Lo kenapa kaga ngangkat dari tadi bege? Lo di mana sekarang? Udah pulang belom? Kalo pulang jangan lewat jalan Mawar, di sana anak-anak Kerta Jaya lagi pada tawuran sama anak STM. Bahaya," jelas Zaki sedikit panjang. Ia panik, takut jika Rafa akan terlibat dalam tawuran. Karena ia yakin, kelakuan sahabatnya itu belum hilang.

Bad and GoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang