BaG #55 Pasangan

52.2K 3.2K 614
                                    

Selain pengurus osis, para siswa Tunas Bangsa sengaja dipulangkan lebih awal, agar mereka bisa mempersiapkan segala yang diperlukan untuk party pada malam nanti.

"Lo berdua tunggu di mobil. Gue ke toilet dulu, gak lama," ujar Rafa pada Logan dan Fathir.

Setelah kedua pria itu pergi, Rafa dengan lekas menuju toilet yang ada di pojok kanan koridor. Ketika ia membuka pintu, matanya melebar saat melihat ternyata ada Aqila juga di dalam.

"Eh, hai Raf? Ngapain?" tanya Aqila tersenyum semringah.

"Makan," jawab Rafa. "Ya buang air lah, Qil. Masa lo nanya sih."

"Hehe iya sih. Yaudah buang air sana."

Rafa masuk ke dalam bilik tengah. Setelah selesai melakukan kegiatannya. Ia keluar kembali dan masih mendapati Aqila yang sedari tadi berkaca depan wastafel.

"Udah cantik, Qil," kata Rafa seraya berdiri di samping Aqila dan mencuci tangannya.

"Hehe, makasih. Kamu juga cantik, Raf."

"Lo doang yang bilang gue cantik."

"Ih enggak kok. Kamu emang cantik. Serius."

"Yaudah, makasih," kata Rafa ada jeda. "Btw lo sombong yah, sekarang. Mentang-mentang lagi deket sama ketos." Rafa tak berniat apa-apa selain bergurau dan mengejek Aqila.

Aqila adalah satu-satunya teman perempuan Rafa, walaupun jarang bersama tapi hubungan mereka cukup dekat. Tak jarang mereka saling mencurahkan isi hati satu sama lain.

Aqila mencubit bahu Rafa malu-malu. "Ih, apa sih, Raf. Jangan gitu deh."

3 bulan belakangan ini memang banyak hal yang sudah terlewatkan salah satunya kedekatan Aqila dan Dandi. Tak jarang keduanya sering terlihat bersama, entah itu sedang makan di luar, belajar di perpustakaan, ngobrol di ruang osis atau pulang sekolah. Intinya, Dandi sekarang menghabiskan waktunya lebih banyak dengan Aqila dibandingkan Rafa. Rafa tak pernah sama sekali cemburu, sebab ia pun merasa bahagia melihat keduanya sama-sama. Bagi Rafa mereka pasangan ideal.

Aqila pun kini sudah move on dari Fathir. Ia bercerita pada Rafa kalau mulai membuang jauh-jauh hatinya dari pria badboy itu saat terakhir kali Fathir membuang brownies-nya di kantin waktu itu. Sampai sekarang pun, Aqila bahkan masih takut-takut untuk bertemu Fathir karena masih trauma dengan tindakannya.

"Oh iya, Raf. Jadi gimana, entar malem kamu dateng bareng siapa ke party? Fathir?"

Rafa terdiam. Ia lalu berbalik badan dari cermin lalu menyandarkan bokongnya di wastafel seraya menatap Aqila yang berdiri di samping kanannya.

"Iya Fathir. Tadi waktu selesai makan di kantin dia ngajak gue. Tapi anak-anak pada gak tau sih."

"Kalian masih backstreet?" tanya Aqila. Hanya wanita itu yang tahu kedekatan hubungan antara Fathir dan Rafa. Karena Aqila perempuan, maka Rafa hanya berani curhat padanya.

"Ya gitu."

"Inikan udah 3 bulan. Hubungan kalian kenapa gak diresmiin aja sih? Emang, kamu masih ada kontrak sama Ayahnya Fathir?"

"Udah gak ada."

"Terus apa yang kamu tunggu Raf? Kasian dia. Jangan digantungin lama-lama."

Rafa mengangguk membenarkan kalimat Aqila. "Iya juga sih. Jadi menurut lo, gue harus gimana?"

"Kamu mau hubungan kalian gak terlupakan ga?"

Rafa mengernyitkan dahi. "Maksud lo?"

"Maksud aku, kalian berdua harus resmiin hubungan kalian malam nanti. Mumpung ini lagi party, kalian berdua harus manfaatin momennya dengan baik. Nah, biar kalo kalian pacaran, kalian bakal ingat terus sama malam ini."

Bad and GoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang