BaG #27 Insiden Club

56.8K 4K 122
                                    

Suasana lantai dansa berubah jadi ricuh. Orang-orang yang tadinya sibuk berjoget dan lompat-lompat, kini sudah membentuk lingkaran, menonton aksi saling memukul, antara Fathir dan pria yang telah melecehkan Rafa tadi.

"Jangan sembarangan lo, bangsat!" Geram Fathir.

Tidak hanya sekali menjotos, Fathir juga sampai mendudukinya di perut, dan melayangkan pukulan berkali-kali ke wajahnya hingga babak belur, tanpa sedikit saja pria itu dapat membalas pukulannya.

Rafa kehabisan kata. Ia shock atas apa yang dilihatnya. Baru kali ini Rafa melihat Fathir berkelahi, dan tidak menyangka jika Fathir bisa seberingas itu.

Kesadaran Rafa baru kembali terkumpul, saat para pengawal turun tangan menangani kegaduhan tersebut. Kedua pengawal menarik Fathir agar terpisah dengan pria itu, dan menyeretnya kasar keluar dari club.

Dengan langkah cepat, Rafa bergegas menyusul keluar.

♠♠♠

"Lepasin gue. Dia harus dihajar, brengsek!" Fathir meronta, berusaha melepaskan genggaman para pengawal di kedua lengannya.

Fathir hampir tersungkur saat para pengawal itu mendorong kuat badannya, ketika sampai di depan club.

''Dasar bocah! Kalau mau ngerusuh, jangan di sini!'' Ketus Salah satu pengawal, sebelum kembali masuk ke dalam.

Fathir mengepal kuat tangannya menahan amarah, ia berniat menyerang para pengawal itu dari belakang, tapi niatnya terhenti saat tangan seseorang terasa menyentuhnya dari samping.

''Lo gak papa?'' Rafa langsung memegang Fathir agar tidak terjatuh. Karena sedikit mabuk, Fathir tidak bisa menyeimbangkan badannya berdiri tegak.

Fathir menoleh ke samping kanan, melihat Rafa menyentuh kedua bahunya. Seolah tersihir dengan mata Rafa, Fathir menatap wajahnya sedikit lebih lama. Namun segera tersadar saat suara Rafa kembali terdengar.

''Lo kenapa sih, nyari masalah di tempat kek gini?" Rafa langsung melepaskan tangannya dari bahu Fathir, karena merasa risih dengan pandangan intens pria itu. "Terus nonjok orang gak pake kontrol, kalo tuh orang mati lo gebukin gimana?''

''Lo tuh ya! Udah tau cewek, tapi mainnya ke tempat kayak gini. Kalo sampe cowok itu apa-apain lo, lo bisa apa?!''

Rafa tersentak di tempatnya berdiri mendengar cerocos Fathir. Sejak kapan pria ini memiliki akses untuk memarahinya? Hubungan mereka tak lebih dari orang yang saling kenal, bahkan teman saja bukan.

"Sok tau banget lo tentang hidup gue! Kata sapa gue main di sini? Emangnya lo, yang mikirnya cuma seneng-seneng doang, sampe mabuk-mabuk gak jelas gini?"

Niatnya, Rafa tidak ingin berkata ketus, karena Fathir sudah membantunya. Namun mendengar perkataan Fathir yang tiba-tiba memarahinya tanpa alasan, membuat Rafa mengurungkan sikap baiknya itu.

"Lagian gue gak minta ya, lo bantuin gue. Gue bisa bela diri sendiri!" sambung Rafa.

"Lo-" Ucapan Fathir terputus, saat lagi-lagi denyutan sialan itu menyerang kepalanya tiba-tiba. "Shh, argh..."

Alis Rafa berkerut kebingungan, melihat Fathir spontan meremas erat kepalanya dengan kedua tangan. "Heh, lo kenapa?"

Rafa menunduk, kembali memegang bahu Fathir yang sudah duduk terjongkok di sampingnya. "Jangan bercanda lo. Ini sumpah ya, gak lucu!"

Bukannya menggubris, Fathir malah semakin memperkuat cekalan kedua tangannya di rambutnya. Rasa sakit itu semakin menusuk, seolah kepalanya akan pecah.

"Kepala lo kenapa? Ke rumah sakit aja gih." Rafa jadi gelisah sendiri melihat kondisi Fathir.

"Shh, arg..." Fathir terus meringis menutup mata erat, berusaha melawan kedutan pedih di kepalanya itu.

Bad and GoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang