BaG #19 Pembulian

55.6K 3.4K 63
                                    

"Raf, tunggu oy. Lo kebelet eek apa gimana? Cepet banget jalannya," panggil Zaki dari belakang, berusaha menyusul langkah Rafa di koridor. Namun Rafa terus berjalan, tanpa menoleh ataupun menyahut.

Zaki menyejajarkan langkahnya di samping kanan Rafa, disusul Jico yang juga ikut berjalan di samping kiri wanita itu.

"Muka lo sehari gak pernah kalo gak kecut. Senyum kek, elah," celoteh Jico menyenggol lengan Rafa di sebelahnya yang masih bungkam tak merespon.

"Ga usah baper mikirin si cewek plastisin. Mulutnya emang begitu," ujar Zaki. "Mentang-mentang senior."

"Bener tuh," sahut Jico. Ia lalu beralih menatap wajah judes Rafa yang masih tak bereaksi apapun. Karena tak tahan didiamkan, Jico akhirnya berteriak tepat di telinga sahabatnya.

"RAFA ADIRAH?!!"

Rafa terperanjat kaget. Dengan sebal, ia mencubit lengan Jico kuat.

"Asem lo! Awas aja kalo gendang gue ampe rusak." kata Rafa sambil mengelus kuping kirinya.

Zaki menimpali. "Ya abisnya lo diem aja dari tadi."

Rafa menatap tajam kedua wajah sahabatnya itu bergantian, dan dengan kesal menampol pipi mereka. "Lo berdua sumpah ya! Maksud kalian apa tadi, belain tuh siswa tengil di depan gue?"

Jico memegang pipinya yang sedikit panas akibat tabokan dari Rafa, lalu terkikik jenaka. "Oh, jadi lo marah gara-gara tadi kita pojokin lo? Yaelah lo mah, kita kan cuma bercanda Raf."

"Haha, abisnya tadi Logan sumpah aneh banget, tiba-tiba main duduk di samping lo," sambung Zaki.

Rafa memutar kedua bola matanya bersedekap. "Kapan sih tuh orang gak aneh?"

"Tapi tadi emang dia aneh banget cuy. Bahkan pas lo udah mo pergi, dia sampe nahan tangan lo. Gue curiga tebakan kita kemarin kalo dia suka sama lo emang bener."

Rafa mendengus, seandainya tidak dalam keadaan kesal, ia pasti tergelak mendengar penuturan Zaki.

"Gue udah bilang sama lo berdua. Dia gak doyan sama gue. Gue yakin pasti tuh anak ada apa-apanya."

Jico mengernyit. "Apa-apanya?"

"Maksud gue, mungkin dia lagi nyusun rencana apa kek gitu, buat ngerjain gue lagi. Gue tau tuh anak otaknya pinter bener kalo soal ngerjain orang."

"Curigaan banget lo. Posthink kek elah."

"Heh? Maksud lo gue harus percaya gitu, kalo dia suka sama gue?" Rafa menaikkan satu alisnya. "Oh, my... sampe rumah spongebob berubah jadi pisang juga itu gak mungkin ya, tolong! Yang ada gue dikatain kegeeran." ada jeda. "Dan oh iya, jangan lupa kalo dia itu pacaran sama Laura."

"Tapi tadi gue liat Logan kek gak suka pas Laura datang. Serius deh Raf," ujar Jico meyakinkan.

Rafa menarik napas dan mengembuskannya kasar. Dia benar-benar muak membahas hal ini.

"Serah lo berdua." Rafa kemudian berjalan berbeda arah dari kedua sahabatnya itu.

"Eh ayam, lo mo ke mana?" pekik Jico saat melihat Rafa berbelok mengambil jalan di koridor lain.

"Toilet!" balas Rafa terus berjalan tanpa berpaling.

Jico dan Zaki hanya bisa mengembuskan napas pelan, dan lanjut melangkah menuju kelas.

♠♠♠

"Dasar gatal! Ngaca woy! Lo tuh sapa?! Sok cakep banget lo jadi cewek!"

Sesampainya di depan pintu yang tertutup, dengan posisi memegang gagang, indra pendengaran Rafa tanpa sengaja menangkap sebuah seruan keras dari dalam toilet.

Bad and GoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang