Claire POV
Aroma antiseptik yang tertangkap hidungku adalah hal pertama yang aku sadari sebelum membuka mata. Aku mengerjapkan mata ketika kepalaku berdenyut, menimbulkan rasa sakit yang tidak tertahankan. Aku meringis beberapa saat sambil memejamkan mataku.
Uh kepalaku terasa berat. Sudah berapa lama aku tertidur...
Tunggu, tertidur?
Buru-buru aku membuka mataku dan melihat ke arah sekitar.
Ini bukan didalam rumahku.
Dibalik kasur dingin yang penuh dengan aroma obat, tampak tirai mengelilingi tempat aku berbaring saat ini. Kudapati Ann berada di samping kasur ini tertidur pulas sambil memegang tanganku. Dia duduk diatas kursi yang menghadap ke arah kasur, dan diatas tubuhnya terdapat rompi bulu berwarna coklat.
Sepertinya milik Cliff?
Astaga, sudah berapa lama dia menemaniku disini? Dan yang paling terpenting, mengapa aku berada disini?
Nyut
"Aduh.." aku kembali mengerang ketika denyutan di kepalaku kembali.
"Claire?"
Mendadak lampu di ruangan itu menyala, dan tirai disibak oleh seseorang. Dengan rambut pirangnya yang berantakan dan raut wajah yang menegang, dia menatapku.
"Gray?" aku berusaha bangun dari tidurku. Mengapa sampai dia juga berada disini?
"Kau tidak apa-apa? Apa masih terasa sakit?" Dia mendekatiku. Kedua tangannya memegang pundakku saat dia menempelkan dahinya dengan dahiku. "Mau kupanggilkan dokter?"
"Uh i-iya, tidak apa-apa kok." jawabku gelagapan melihat wajahnya yang berjarak hanya beberapa inchi dariku. Hembusan nafasnya sampai terasa di wajahku, membuat rasa panas menjalar dari dahi, sampai ke seluruh tubuh.
Terakhir kali aku mendapati momen seperti ini ketika aku tidak sengaja tertidur di rumah Saibara. Apakah kali ini terulang kembali?
Sepertinya aku adalah tukang tidur yang buruk.
Gray terdiam untuk beberapa saat, lalu menatapku. Membuat kepakan halus kembali terasa dari dalam dadaku ketika kedua mata kami kembali saling mengunci. Mungkin karena wajah kami hampir tidak berjarak, sehingga aku dapat melihat kerutan di wajahnya yang sebelumnya ada, kini menghilang. Senyum tipis terukir disana, dimana merupakan pemandangan yang cukup langka untuk terjadi.
"Cliff? Kau disitu?" suara Ann mendadak memecah keheningan, dan membuat kami berdua tersentak. Gray buru-buru melepaskan kedua tangannya dari wajahku dan berdiri membelakangi Ann.
"Gray, kau juga sudah bangun?" Ann tampak belum sepenuhnya tersadar dari tidurnya. Dia merenggangkan kedua tangannya sambil menguap lebar.
"Begitulah."
"Jam berapa ini Gray?"
Gray menyikap lengan bajunya untuk melihat jam tangan yang melingkar disana. "Jam 1 malam."
"Ah begitu.."
Setelah bertanya demikian, Ann terdiam sambil memandangi Gray, kemudian dia menoleh kepadaku. Sebelum akhirnya dia melotot.
"ASTAGA CLAIRE, AKHIRNYA KAU BANGUN!" Heboh, Ann langsung memelukku erat-erat. Sambil mengusap pungggungku berulang kali. "Kau tidak apa-apa kan? Apa masih terasa sakit? Apa kau lapar? Apa kau butuh sesuatu?"
"Satu-satunya yang dia butuhkan adalah melepaskan diri dari pelukanmu Ann." kini suara Cliff yang terdengar. Aku menoleh. Dia berdiri tak jauh dari balik tirai, dan berjalan mendekat. "Biarkan dia mengambil nafas terlebih dahulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Something!
FanficLelaki bernama Gray itu jarang sekali berbicara. Namun tingkah lakunya membuat Claire, gadis pindahan dari kota itu penasaran. Terutama saat kedua mata mereka bertemu. Entah sejak kapan, Claire menjadi tergoda untuk mendekatinya. Inginkan lelaki pen...