Under The Mist

212 23 2
                                    


Gray POV

Akibat perkataan Cliff, aku jadi tidak fokus dalam melakukan apapun hari ini.

Pekerjaan dengan kakek kacau, kesan dengan Claire menjadi buruk, bahkan kini juga menjatuhkan buku-buku di perpustakaan Mary.

Baiklah, mungkin dua bagian awal bukan kesalahan Cliff. Tapi tetap saja dia turut andil dalam membuatku menjadi seperti ini.

Setelah Cliff menyarankan agar Claire menjadi pasanganku untuk festival lusa besok, aku mengantarkan dia untuk belajar berdansa dengan Karen. Setelah itu aku berniat untuk mendinginkan kepalaku di perpustakaan Mary, seperti biasanya.

Mary adalah perempuan yang berbanding terbalik dengan Claire. Secara keseluruhan, dia merupakan wanita paling pendiam di desa ini. Karena itulah temannya bisa dihitung dengan jari.

Kudengar dia memiliki hubungan yg buruk dengan Ann, tapi selain itu aku tidak tahu lagi, karena aku tidak begitu suka mencampuri urusan orang lain.

Aku sendiri dapat berteman dengannya mungkin karena kami memiliki kecocokan?

Dia dan keluarganya bukan keluarga asli desa ini. Mereka pindah delapan tahun yang lalu karena pekerjaan ayahnya sebagai penulis. Ayahnya merupakan orang yang menyenangkan dan berteman baik dengan kakek karena mereka adalah teman minum di bar.

Sementara istrinya, Anna sama seperti ibu-ibu pada umumnya. Suka bergosip dan berbicara sesuka hatinya. Tapi dia cukup senang melihatku dengan dengan Mary, katanya karena Mary tak memiliki kemampuan bersosialisasi, dia khawatir jika dia tidak akan mendapatkan teman disini.

Aku tak keberatan, karena Mary bukan perempuan yang seberisik Ann. Jadi dia tidak membuatku pening karena harus mendengarkan celotehannya yang tidak penting.

Siang ini, aku menjatuhkan sebagian buku dari salah satu rak di perpustakaan Mary akibat kecerobohanku dalam mengambil buku.

Saat itu, aku berniat mengambil buku mengenai menambang dan pandai besi seperti biasanya, namun saat mengambil buku, tiba-tiba aku teringat dengan perkataan kakek dan Cliff mengenai Claire. Hal itu membuatku kesal sendiri hingga tanpa sadar aku memukul rak buku tersebut.

Karena itulah kejadian memalukan ini dapat terjadi.

Menyebalkan.

Apa tidak ada satu saja kejadian yang menyenangkan dapat terjadi hari ini?

Mary membantuku untuk membereskan buku-buku yang berserakan. Dia sempat menawariku untuk mengobatiku jika aku terluka yang langsung kutolak. Karena aku sudah mendapatkan penanganan dari Ann sebelumnya. 

"Gray, apa kau sudah menemui Claire?" tanya Mary sambil memungut buku-buku yang berada didekatku.

"Ya, begitulah."

"Jadi?"

"Jadi apa?"

Mary menghentikan aktivitasnya, lalu menatapku. "Kau tidak menanyakannya?"

Apa ini. Setelah Kakek, kini Mary juga ikut-ikutan meledekku?

"Apa maksudmu Mary? Katakan dengan jelas." Sahutku jengkel. Tak suka dengan ucapan orang yang tidak langsung on the point. Aku tak suka jika harus berfikir.

"Kau tidak mengingat Claire sama sekali?"

"Mengingat apanya? Bertemu dengannya saja baru tiga hari yang lalu"

Mary menajamkan tatapannya. Kemudian mengulangi ucapannnya kembali dengan tegas. "Apa kau serius?"

"Apa aku terlihat sedang berbohong dimatamu?"

Say Something!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang