"Kalau musim semi, wajib hukumnya nanam ini."
"Oh iya, jangan lupa pupuk. Pupuk juga perlu. Kamu sudah tau cara membuat pupuk kompos?"
"Musim panas nanti minimal kau sudah membersihkan kolam untuk memelihara ikan juga. Penghasilannya akan membantumu sampai kau bisa membeli ayam nanti. Jadi sekarang belilah beberapa kantung." Tanpa berhenti mengoceh, kak Jack memasukkan beberapa kantong makanan ikan kedalam keranjang belanja.
Setelah peristiwa menghebohkan kemarin, kini kak Jack mengajakku untuk berbelanja beberapa benda yang kubutuhkan.
Atau yang dia pikir, aku butuhkan.
Aku melirik ke dalam keranjang. Selain beberapa kantung pakan ikan dan bibit tanaman musim semi, ada 5 potong roti, beberapa kardus yg berisi tepung, serbuk kari, serta 3 bungkus nasi kepal. Aku tergoda untuk membeli cokelat juga, namun langsung ditepis oleh kakakku. Katanya stok cokelat saat ini bukan untuk dibeli olehku membuatku cemberut.
Apaan sih, cuma cokelat saja tidak boleh. Pikirku sebal.
"Oh iya Claire, apa kau ingin ransel baru?" Tanya Kak Jack sambil menunjuk ke arah ransel kulit berwarna cokelat diatas meja etalase.
Aku memandanginya sebentar. Ukurannya lebih besar daripada ransel yg kugunakan sekarang, sepertinya bisa menampung semua peralatanku sekaligus.
"Boleh juga, aku mau!"
"Ya ampun Jack, kau tidak berencana membelikan seisi supermarket ini untuk adikmu kan?"
Bersamaan dengan suara bel tanda pengunjung masuk, suara kak Rick terdengar didalam toko. Kami menoleh bersamaan. Selain kak Rick, terdapat Karen disampingnya, yg langsung tersenyum lebar kepadaku.
Kak Jack mendengus sambil menggaruk kepalanya. "Tentu saja tidak. Dia kan masih baru disini, jadi aku hanya menunjukkan apa saja yang harus dia miliki sebagai petani amatir."
"Hm, coba kulihat..." kak Rick berjalan mendekatiku dan melirik isi keranjang. "Apa ini? Pakan ikan? Memangnya kolamnya sudah bisa digunakan lagi?"
"Hanya untuk persediaan. Dia bisa membersihkannya di pengujung musim semi nanti."
"Lalu, apa ini?"kak Rick merogoh sesuatu dari dalam keranjang, lalu mengeluarkannya. "Cokelat?"
"AH!" Aku refleks menjerit ketika kak Rick mengeluarkan cokelat yang diam-diam kumasukkan ke dalam keranjang. Tanpa pikir panjang aku langsung merebutnya.
"Oi Claire-"
"Apasih kak! Memang hanya sepotong cokelat apa salahnya?" Sergahku kesal sambil menjauhkan cokelat dari jangkauannya.
Kak Rick dan Karen tertawa melihat ulah kami, sementara Paman Jeff, pemilik Supermarket ini yang berdiri dibalik meja kasir tersenyum. "Kalau kau mau, kau bisa menyimpannya Claire."
"Eh, sungguh?" mataku berbinar-binar. Kak Jack terkejut mendengarnya lalu menoleh ke arah Paman Jeff. "Tapi paman, cokelat itu kan-"
"Tenang saja Jack, kali ini Supermarket menyediakan stok lebih untuk cokelat, tidak hanya untuk event khusus saja." Potong Karen sambil berjalan mendekatiku. Wangi anggur dari kantung plastik yang dia bawa dengan cologne bunga yang anggun melewati hidungku ketika dia berada disampingku. "Jadi Claire tidak sedang merebut stok milik siapapun."
Mendengar penjelasan Karen, kak Jack menghela nafas, lalu menatap cokelat yang kupegang. "Baiklah kalau begitu."
"Eee, merebut stok? Event khusus?" Aku menoleh kearah semua orang yg berada di supermarket ini secara bergantian. "Apa.. aku sedang berbuat kejahatan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Something!
FanfictionLelaki bernama Gray itu jarang sekali berbicara. Namun tingkah lakunya membuat Claire, gadis pindahan dari kota itu penasaran. Terutama saat kedua mata mereka bertemu. Entah sejak kapan, Claire menjadi tergoda untuk mendekatinya. Inginkan lelaki pen...