Let it Blossom (3)

150 18 5
                                    


Jack's POV

Aku menghela nafas lega seusai memasang hiasan lampu yg terakhir. Kemudian menoleh kepada Rick yang tengah menata botol-botol yang diletakkan di tengah lapangan di desa. 

"Sudah semua Rick?"

Rick memberikan sinyal ibu jari tanpa menoleh ke arahku. Kemudian berdiri dan merenggangkan tubuh.

Aku tersenyum puas sambil memandangi lapangan desa ini yang telah disulap menjadi tempat yang berbeda. Hasil kerja kerasku dengan bantuan warga desa.

Lapangan Mawar, yang merupakan tempat diadakannya festival-festival yang diadakan di desa ini kini dipenuhi dengan lampu-lampu natal yang diletakkan di sekeliling semak-semak yang mengelilingi tempat ini. Jika dinyalakan, akan menimbulkan kesan jika lapangan ini tengah dikelilingi segerombol kunang-kunang. 

Tak lupa di beberapa titik diatas lantai lapangan berbatu marmer dengan pola memutar ini berdiri botol-botol kecil berisi kunang-kunang yang dijaga oleh para laki-laki yang sepantaran dengan Gray. Di sisi kiri dipenuhi dengan meja-meja untuk hidangan, dan para orang dewasa menyiapkan sound system dan peralatan untuk memainkan musik. Aku sendiri berdiri didekat papan pengumuman, memegang tombol untuk menyalakan seluruh lampu di lapangan ini. 

Sempurna. Tinggal menunggu Claire datang kesini saja.

"Jack, semua makanan sudah diletakkan diatas meja." Paman Doug, ayah Ann berjalan mendekatiku. Aku menoleh ke arah meja-meja kayu yang tadinya kosong, kini penuh terisi dengan hidangan buatan Doug. Sebagai pemilik satu-satunya penginapan di desa ini, kemampuan memasaknya memang yang paling unggul. Hal yang membuatku bersyukur ketika dia setuju untuk membantuku dalam menyiapkan semua ini.

"Terima kasih paman."

Paman Doug tersenyum, lalu berjalan ke arah Mayor Thomas yang berbicara bersama warga desa lain di bagian sound system. Di tengah lapangan, kulihat Rick, Cliff dan Gray sedang berdiskusi dengan serius. Aku tak tau apa yang mereka bicarakan, tapi semoga mereka bisa berhasil.

"Jack!"

Kuarahkan kepalaku ke sumber suara lain yang memanggilku. Kali ini Ann. Dia berlari tergopoh-gopoh dari arah peternakan Barley. 

"Claire hampir siap! Dia sudah menuju kesini."

"Baiklah kalau begitu." Aku menoleh ke arah beberapa warga desa yang berada di lapangan ini. Setelah Ann memberikan aba-aba, aku memencet tombol untuk mematikan lampu di tanganku. 

***

Claire's POV

Aku berjalan tertatih. 

Short dress sepaha dengan kain silk berwarna pink lembut berlapis tile putih, ditambah high heels berwarna hitam yg kukenakan ini membuatku sulit berjalan dengan leluasa. Tak hanya itu, aku takut jika aku asal berjalan hiasan rambutku yg berwarna pink tua dari kumpulan renda dengan beberapa renda putih dan pita yang kukenakan bisa lepas.

Karen berjalan disamping sambil memegang tanganku. Di belakang, Elli, Mary dan Popuri juga mengikuti. Ann sudah pergi terlebih dahulu setelah memasangkan kalung bunga beraneka warna yang kukenakan ini.

Sebenarnya apa yang terjadi? Bukannya ini pakaian untuk mengikuti festival dewi musim semi kemarin?

"Hati-hati." Elli memegang sebelah tanganku. "Jangan berjalan terlalu cepat, nanti kau berkeringat dan riasanmu bisa rusak sebelum kamu sampai di lapangan."

Mary berjalan di sebelahku sambil memandangiku dengan mata berbinar. "Kau cantik sekali Claire.."

Aku terlalu bingung untuk bisa menanggapi pujiannya, karena didalam kepala, otakku sedang berusaha mencerna apa yang telah terjadi hari ini.

Say Something!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang