"Claire!"
Gadis itu mendongak saat namanya disebut. Di hadapannya berdiri lelaki berambut cokelat berjas rapi sambil tersenyum lebar.
"Berhasil?"
Senyuman laki-laki itu kian melebar sambil memamerkan kertas yg dia pegang. "Pastinya!"
Claire tersenyum lega melihat benda yg lelaki itu bawa. Kertas proposal dengan tanda tangan persetujuan dari Ketua Perusahaan.
Atau kakaknya sendiri."Tuh kan? Sudah kubilang pasti rencanamu itu akan disetujui!"
"Itu semua berkatmu!" Lelaki itu memegang pundak Claire. "Terima kasih!"
Claire tertawa senang melihat senyuman laki-laki itu, terasa ada debar ringan yg menjalar di tubuhnya. Bersama dengan rasa syukur yg teramat dalam dari lubuk hatinya tuk merayakan kebahagiaan orang yg disayanginya tersebut.
"Sama sama Pete.."
"Aku akan mentraktirmu!" Lelaki yg sudah disebutkan namanya itu membusungkan dada. "Katakan apa yang kamu mau!"
"Pi--"
"Pizza jamur kan? I know it." Potong Pete sambil meraih tangan Claire. "Ayo! Kita jemput Flora dulu ya."
Debar ringan yang dia rasakan meningkat dengan signifikan ketika jemari Pete menggengam tangannya dengan mantap. Mati-matian Claire berdoa supaya riasan wajahnya mampu menutupi perubahan warna di rona pipinya.
***
"Cheers!"
Suara dentingan gelas mengawali jamuan yang disuguhkan di restoran Itali langganan karyawan kantor mereka. Selain karena rasanya yang enak, restoran ini menjalin kerjasama dengan kantor mereka, karena itulah mereka bisa mendapatkan harga khusus.
"Bukan mainn." Flora berucap setelah menengak teh persik di tangannya. "Ga kusangka proyekmu itu akan diterima. Padahal cukup berisiko juga."
Senyuman Pete semakin lebar mendengar penuturan tersebut. Dengan bangganya, dia menjawab. "Hei kau tau, Jack itu satu pemikiran denganku. Karena itu dia bisa melihat peluang akan keberhasilan dari produk yang kurencanakan ini!"
"Kalau begitu kenapa sampai gagal 2 kali?" sindir Claire yang disambut dengan suara cekikikan Flora.
"Bodo amat. Yang penting sekarang diterima kaaan." cibir Pete sambil kembali menengak Caramel Macchiato miliknya, membuat kedua rekan kerjanya itu kembali tertawa.
Tangan mereka kemudian mengambil satu persatu hidangan yang tersedia. Pizza berukuran besar dengan topping jamur, pepperoni, daging sapi, saus tomat dan keju mozarella yang meleleh berada di tengah meja bundar yang mereka duduki sebagai hidangan utama. Tiga piring garlic bread sebagai hidangan pembuka, dua piring brownies cokelat dengan eskrim dan satu parfait pudding berisi aneka potongan buah tropis yang mengelilingi custard caramel pudding di dalam satu mangkuk kaca yang cantik.
Obrolan mereka mengalir dengan seru. Seolah tak kehabisan topik, Pete selalu bisa memunculkan hal baru untuk dibicarakan. Baik itu seputar pekerjaan, trend masa kini, makanan yang rajin dipesan oleh Jack...
Hingga perempuan yang selalu ada di hatinya.
"Jadi kapan kau akan menemuinya?" Tanya Flora setelah Pete puas bercerita.
Pete menggelengkan kepala. "Belum dalam waktu dekat. Karena saat ini aku belum bisa memberikan hal yang dia inginkan."
Flora dan Claire saling bertemu pandang, kemudian sama sama bertanya. "Apa itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Something!
FanfictionLelaki bernama Gray itu jarang sekali berbicara. Namun tingkah lakunya membuat Claire, gadis pindahan dari kota itu penasaran. Terutama saat kedua mata mereka bertemu. Entah sejak kapan, Claire menjadi tergoda untuk mendekatinya. Inginkan lelaki pen...