Claire POV
"Lihat, disana ada kunang-kunang."
"Di saat bersalju seperti ini?"
"Tentu! Tidakkah kau tau, binatang disini sangat spesial!"
Gadis berambut pendek itu menarik tanganku sambil tertawa lepas. Suara tapak kaki yang menginjak jalan setapak yg tertutup salju berpadu dengan suara tawa dan mengisi kesunyian di sepanjang jalan. Hawa dingin tidak lagi terasa.
"Aku tak pernah tahu jika mendaki gunung akan semenyenangkan ini."
Dia menoleh setelah aku berkata demikian. Senyum penuh kegembiraan perlahan muncul di wajahnya.
"Kau suka?"
"Tentu!"
"Kalau begitu jangan lupakan pengalaman ini okay?" Dia menyodorkan kelingkingnya kepadaku. "Janji jari kelingking!"
Ketika aku mengarahkan kelingkingku kesana, mendadak semuanya menjadi gelap.
"Claire?"
Saat aku membuka mata, kudapati Elli berdiri di sampingku sambil membawa nampan berisi makanan.
"Tidurmu nyenyak?" dia tersenyum lembut, sambil menaruh mangkuk bubur dan gelas air di meja kecil sebelah kasur. "Setelah ini aku dan dokter akan menghadiri festival dewi musim semi. Kau akan disini bersama Gray."
Mendengar nama Gray disebut, mataku langsung mengawasi sekitar ruangan. "Dia dimana?"
"Dia baru saja meninggalkan klinik untuk merawat lahanmu."
Kali ini dokter yang bersuara. Tak seperti kemarin, kali ini dia kembali mengenakan seragam dokternya dengan lengkap. Dia berjalan kearahku sambil mengenakan stetoskop.
"Bagaimana keadaanmu pagi ini?"
"Lebih baik dari kemarin. Kepalaku sudah tidak terasa berat lagi." Sahutku sambil mengangkat tangan dan memamerkan otot lenganku. Dokter diam saja sambil menurunkan tanganku, dan mengarahkan stetoskopnya ke tubuhku, dibantu oleh Elli.
"Dengan begini aku sudah sembuh kan, dokter?"
"Tidak. Kau masih perlu istirahat."
"Tapi.."
"Lebih baik mengistirahatkan tubuhmu sampai kau benar-benar pulih agar tidak kembali kesini karena alasan yang sama." putusnya sambil berbalik meninggalkanku.
Dingin sekali.
"Jangan lupa dosis obatmu. 2 kali sehari untuk bodigizer dan 1 kali sehari untuk turbojolt. Diminum sesudah makan." Dokter menaruh kantung plastik berisi botol-botol bening di sebelah mangkuk bubur yang dibawa Elli. Botol itu dipenuhi cairan berwarna biru dan hijau didalamnya.
Sepertinya pahit.
"Tapi aku tak menyangka jika Gray mengetahui cara untuk bertani." ujar Dokter sambil merapikan stetoskopnya. "Kukira dia hanya mengenal cara untuk mengasah besi saja."
"Aku juga tak menyangka jika dia bisa cepat akrab dengan pendatang baru seperti Claire." Elli tertawa kecil sebelum melanjutkan. "Dia baru bisa berteman denganmu setelah beberapa tahun lamanya kan dokter?"
"Entahlah, aku tidak ingat."
Mendengarkan perbincangan mereka membuatku bingung. Nyatanya, kesan yg Gray perlihatkan padaku benar-benar berbeda. Meski canggung dan sedikit kaku, dia bisa terlihat seperti anak kecil jika sudah mengenai kegiatan yg disukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Something!
Fiksi PenggemarLelaki bernama Gray itu jarang sekali berbicara. Namun tingkah lakunya membuat Claire, gadis pindahan dari kota itu penasaran. Terutama saat kedua mata mereka bertemu. Entah sejak kapan, Claire menjadi tergoda untuk mendekatinya. Inginkan lelaki pen...