Date?

288 35 11
                                    

Pagi ini kumulai dengan usaha mengembalikkan kewarasanku ke dunia nyata.

Oke, mungkin kau menganggapku hiperbola, tapi bayangkan. Jika pemandangan pertama yang kau lihat saat kau membuka mata di pagi hari adalah...

Orang yang kau suka.

Seperti itulah kondisiku sekarang.

Saat aku terbangun, aku mendapati Gray sedang tertidur dengan kantung tidur yang diberi kakeknya di depan tv kamarku ini. 

Rambutnya yang pirang itu merupakan pemandangan langka, karena sehari-harinya dia terbiasa mengenakan topi. Dan kini rambut itu teracak-acak, khas seseorang yang tengah tertidur pulas.

Ketika aku melihatnya, aku kira aku masih belum sepenuhnya terbangun, atau aku terlalu senang atas kejadian kemarin dan membuatku berhalusinasi ke dunia nyata.

Tapi saat aku mencubit tanganku dan merasa sakit karenanya...

Aku sadar ini bukan mimpi.

"Ada apa?" suara berat Gray mendadak memasuki telingaku. 

Aku tersentak, hingga hampir menjatuhkan sandwich untuk sarapan pagi itu. "...gak dimakan?" jari telunjuk Gray terarah menuju sandwich yang kupegang. Kulirik piring makanannya yang kosong, tanda dia sudah menghabiskan jatah sarapannya.

....uh mengapa kita seperti pasangan yang baru saja menikah.

"Ah, tidak! Tidak apa-apa kok." tukasku, (berusaha) senormal mungkin.

Sepertinya kejadian keputusanku kemarin untuk keluar dari rumah saat badai merupakan keputusan yang tepat.

***

Sore itu, aku terbangun dengan mata yang sangat lengket. Dan entah mengapa, bantal yang kugunakan sebagai tempatku bersandar ini terasa begitu nyaman, hingga membuatku enggan untuk beranjak meski hanya sedetik saja. Karena terasa hangat sekali..

Samar-samar, terdengar suara dengkuran halus dari "bantal" ku itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Samar-samar, terdengar suara dengkuran halus dari "bantal" ku itu. Juga sesuatu yang menyentuh rambutku.

Tunggu sebentar,

Dengkuran?

Refleks aku membuka mata dengan cepat, sambil melirik "bantal"ku itu.

....mantel kerja berwarna cokelat dengan kaus berwarna biru muda di dalamnya. Serta dada bidang yang terasa nyaman...

.....OI TUNGGU. DADA?

Kualihkan pandanganku ke arah atas dengan pelan. 

Oh, benar. Gray.

Hehe.

.....

"Ehem..."

Aku refleks menoleh ke arah suara itu. Terlihat kakek Saibara sedang memandangi kami berdua sambil tersenyum penuh arti. Di tangannya terdapat cangkir dengan kebulan uap panas diatasnya.

Say Something!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang