Setelah kejadian ciuman tanpa sengaja, Jennie dan Al saling diam. Mereka berdua mendadak seperti orang baru kenal, sangat canggung.
Al yang memang dingin menjadi semakin dingin, Jennie yang merasa tak enak jika berdekatan dengan Al.
Kejadian itu memang bukan kesalahan siapapun, itu murni sebuah ketidak sengajaan.
"Udah sore nih, gue nganterin Lisa balik dulu." Ucap Vino yang terlihat sedang membantu Lisa merapihkan rambutnya.
Perlakuan Vino sangat manis kepada Lisa, Jennie jadi berfikir kapan Al akan membantunya berbereskan rambutnya seperti itu.
"Gue juga mau nganterin Jissa balik, Al lo nganterin Jennie dan Raffa nganterin Malla." Ucap Fauzan yang disetujui Sena.
"Benertuh, sana buruan anterin udah sore juga ini." Ucap Sena sebagai tetua disini.
***
Dengan terpaksa Jennie pulang berama Al, walaupun Jennie senang diantar oleh Al. Siapasih yang tidak senang diantar oleh pujaan hati.Mereka kini berada di dalam mobil lamborghini Al, menuju ke apartement John kakak Jennie.
Jennie masih tinggal disana, Jennie belum ingin pulang. Toh, ayahnya Jennie tak menyuruhnya untuk pulang, lagian kebutuhan Jennie sudah ditanggung oleh John.
"Al, maafin gue ya, soal yang tadi gue engga sengaja." Ucap Jennie dengan cemas takut diabaikan.
"Gapapa, bibir lu manis." Ucap Al dengan menampilkan sebuah smirk.
"Apaan sih lo." Ucap Jennie dengan pipi yang bersemu merah.
Keheningan kembali terjadi sekarang, mereka tidak tau harus membicarakan hal apa.
Jennie memandang ponselnya, gambar wallpaper ponsel Jennie adalah foto dirinya dan Al. Kapan ya Al bisa merespon perasaan Jennie.
Jennie memandang lelaki berwajah putih bersih yang sedang menyetir disampingnya, raut wajahnya datar sekali. Tapi kenapa bisa membuat Jennie jatuh cinta padanya.
Tiba-tiba saja mobil Al mengerem mendadak, Al menatap kesal orang-orang yang menjegatnya.
Perlahan orang-orang itu turun dari motornya dan membuka helm fullface nya. Sudah bisa dipastikan kalo mereka adalah anak Planet.
Sony, Sehan, Cheno dan Chandra berlari menyerbu mobil Al. Mereka membawa kayu dan semacamnya.
"KELUAR LO, BANGSAT!"
"KELUAR LO, JANGAN JADI PENGECUT ANJING!"
"SUGARA ALVIAN, KELUAR LO PENGECUT!"
"LOSER!"
Berbagai umpatan keluar dari mulut keempat orang itu, Jennie hanya menatap takut kearah orang-orang diluar sana.
"Al, gue takut." Cicit Jennie dengan mata yang basah.
"Jen, jangan keluar. Gue bakal urus mereka, apapun yang terjadi jangan keluar." Kata Al dengan memandang Jennie dalam.
Cup!
Al mencium kening Jennie sekilas, kalau misalnya keadaannya tidak seperti ini mungkin Jennie sudah berteriak kegirangan dicium oleh Al. Tapi Jennie tau situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.
Al membuka pintu mobil lalu keluar dari dalam mobil. Wajah Al memancarkan aura yang kelam, matanya menatap tajam seperti elang yang menemukan mangsanya.
"Mau ngeroyok gue? Jadi siapa yang pengecut? Empat lawan satu, cih." Kata Al dengan nada sinis.
Masalahnya adalah, mereka berempat jago bela diri dan sudah mendapatkan sabuk hitam. Walaupun Al sangat jago Hapkido tapi kalau melawan 4 orang yang kekuatannya setara dengannya, apakah Al akan menang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy #BS2 (END)
Teen FictionSugara Alvian, sedingin es dikutub selatan itu sangat cuek kepada sekitarnya. Dia tidak pernah berbicara dengan nada ceria, dia selalu memakai nada ketus dan datar. Dia jarang tersenyum, wajahnya sangat kaku namun dia tampan. Adelia Jenniezza, dia a...