15

668 56 0
                                    

Karena Al menang dalam balapan kemarin, Al mengadakan makan-makan di restorannya Sena. Tenang Al yang traktir pastinya.

Sebelum datang ke restorannya Sena, Al menjemput Jennie terlebih dahulu sekaligus meminta izin pada Johnny untuk mengajak Jennie keluar.

Sekarang Al sedang berada di lobby apartement Johnny, dengan gaya swagnya Al menaiki lift lalu setelahnya langsung menuju unit apartement Johnny.

Ting...

Al memencet bell apartemen barusan, tak lama kemudian keluarlah seorang lelaki bertubuh tinggi dengan wajah beler habis bangun tidur keluar.

Sekarang hari libur, Johnny ada di rumah dengan keadaan kucel.

"Selamat sore, kak Johnny." Ucap Al dengan nada datar seperti biasa.

Fyi, suara Al sebenarnya masih sedikit mencampurkan aksen Korea. Walaupun hanya sedikit tapi terasa.

"Eh elo, masuk-masuk, Jennie ada di kamarnya." Kata Johnny.

Al masuk dan duduk di sofa ruang tengah, Johnny pergi menuju kamar Jennie untuk memberitahu jika ada Al.

Tak lama Jennie datang dengan wajah kusut seperti habis bangun tidur, Al lupa untuk memberitahu Jennie jika sekarang ada acara makan-makan.

"Ada apa? Perasaan kita engga ada janji jalan deh, Al." Kata Jennie yang duduk diseberang Al.

"Acara makan sama yang lain, sekarang." Kata Al langsung pada intinya.

Jennie menggaruk kepalanya yang tak gatal, lalu menatap wajah Al yang lempeng seperti penggaris besi.

"Oh, oke, gue siap-siap dulu." Kats Jennie lalu berjalan menuju kamarnya.

Al hanya mengangguk sebagai responnya, dia menatap kearah punggung mungil Jennie dengan tersenyum kecil.

Pipi Al tiba-tiba memerah, warna merah itu sangat terlihat karena warna kulit Al yang sangat putih.

Entah kenapa hanya karena memikirkan Jennie bisa membuatnya malu dan salah tingkah, ini sangat bukan sifat Al yang terlihat tidak punya emosi sama sekali.

"Al, lo sakit? Muka lo merah" Tanya Johnny yang tiba-tiba datang entah darimana.

"Gerah, kak." Ucap Al tidak masuk akal, masalahnya Johnny saja merasa kedinginan karna suhu AC yang sangat rendah.

"Lo sakit, Al. Ini AC nya udah dingin banget, masa masih dingin." Kata Johnny yang mulai menatap Al aneh.

"Gak kok, gua emang suka gini." Kata Al dengan suara yang terdengar gugup.

Johnny hanya tersenyum jenaka, Johnny itu type orang yang peka terhadap lingkungan sekitar.

"Lu dibaperin sama Jennie atau gimana?" Tanya Johnny dengan nada menggoda.

"Maksudnya?" Tanya Al yang tidak mengerti. Lebih tepatnya pura-pura tidak mengerti, mau ditaruh dimana muka Al jika ketahuan memikirkan Jennie.

"Halah jangan sok polos, Al.  I know you love my younger sister." Kata Johnny lalu berjalan menuju ke dalam kamarnya.

Al hanya diam mendengar ucapan Johnny, dia bahkan tak berniat membantah. Karena apa yang diucapkan Johnny benar adanya.

"Al, ayolah berangkat." Kata Jennie dan diangguki Al.

****
Anak Perfect dan anak Whitepink sudah kumpul lengkap di restoran milik Sena. Mereka baru saja datang dan langsung memesan makanan karena sudah lapar.

Menunggu pesanan mereka datang, mereka semua bersenda gurau tentu saja, lebih tepatnya bergosip.

"Tau gak, Irenne katanya udah keluar dari penjara." Kata Malla sambil menatap kearah Lisa dan Vino.

"Loh kok bisa, bukannya masih 2 tahun lagi ya dia ditahan?" Tanya Jennie.

"Katanya sih karena bantuan bokapnya." Kata Malla.

Masih ingat dengan Irenne? Cewek yang terobsesi dengan Vino, yang dulu membully Lisa habis-habisan.

"Biarin aja, selagi dia engga ganggu gue itu engga masalah." Kata Lisa yang disetujui oleh Vino.

"Anjir gua baru inget, kemarin si chimol jatoh di depan kantin." Kata Haikal dengan wajah yang berekspresi senang.

Sedangkan Fauzan hanya pasrah karena sebentar lagi dia akan menjadi bahan bullyan teman-temannya.

"Masa? Kamu kok engga bilang?" Kata Jissa yang langsung khawatir.

"Kalo dia bilang sama lu, itu sama aja mempermalukan diri sendiri." Kata Raffa dengan diiringi tawa.

"Bangsat ya kalian!" Kata Fauzan yang emosinya udah diubun-ubun.

Drttt... Drrrtttt...

Ponsel Al bergetar dan tertera nama Ibunya. Al menatap layar ponselnya bingung, tumben sekali ibunya menghubungi Al.

"Yeoboseyeo."

"Ne appaga mayag sageon-iiss-eo, daegulo jigeum gal su-iss-eo? ulineun dangsin-i pil-yohabnida."
(Ayahmu terkena kasus narkoba, bisakah kamu ke daegu sekarang juga? Kami membutuhkanmu.)

"Joh-a, ije galgeoya. Da-eum beon-e munjega saeng-gimyeon na jasin-eul dolboji anh-a." (Baiklah, aku akan kesana sekarang. Lain kali jika ada masalah uruslah sendiri, aku tidak suka direpotkan oleh kalian.)

"Neo na hante geuleohge malhaneunge neomu mulyehada, naneun neoui eomma ya, Min Yoon Jin." (Kau sangat tak sopan berbicara seperti itu padaku, aku ini ibumu, Min Yoon Jin)

"Naneun jigeum naega nuguege malhaneun ji singyeong sseuji anhneunda. dangsin-eun naleul geogjeonghaji anhneunda. eoseo, god galgeoya, geunyang gidalyeo." (Aku tidak peduli dengan siapa aku berbicara sekarang, kalian saja tidak pernah peduli padaku. sudahlah, aku akan segera kesana, tunggu saja.)

Tut.

"Al, ada apa?" Tanya Sena yang melihat perubahan raut wajah Al.

"Gue harus ke Korea sekarang, lanjutin acaranya nanti gue bayar." Kata Al lalu bangun dari tempat duduknya.

****
Jennie sekarang berada diapartement kakaknya bersama dengan Lisa. Jennie menatap layar ponselnya, Jennie menunggu balasan pesan dari Al.

Khawatir, itu yang dirasakan Jennie sekarang. Sebenarnya ada apa dengan Al?

Kenapa Al harus pulang ke Korea tiba-tiba, pasti ini ada masalah yang serius yang terjadi pada keluarganya.

Semoga saja Al bisa mengatasi masalahnya, yang sekarang bisa Jennie lakukan hanyalah berdoa.

"Udah jangan mikirin si Al aja lo." Tegur Lisa yang sedang memotong kukunya.

"Gue khawatir sama dia, Lalisa sabrina." Kata Jennie dengan nada pasrah.

"Iya tapi jangan berlebihan, lo tanya aja sama anak Perfect coba siapa tau mereka udah tau kenapa Al balik ke Korea tiba-tiba." Kata Lisa yang membuat Jennie tersadar.

Dengan cepat Jennie mencari nomor Sena melalui ponselnya, lalu langsung menelpon Sena.

"Halo?"

"Bang, tau engga kenapa Al tiba-tiba pulang ke Korea?" Tanya Jennie.

"Bokapnya Al kena kasus narkoba, jadi terpaksa Al harus pulang. Cuma seminggu kok disana, tadi Dio baru aja bilang ke gue. Buat saat ini Al lagi engga bisa mainan ponsel dulu jadi kalo lo ngechat dia tapi engga dibales itu alasannya."

"Oke bang, makasih infonya  gue tutup ya!" Kata Jennie dengan perasaan yang semakin khawatir pada Al.

Walaupun bukan Al yang terkena kasus narkoba tetap saja pasti Al kena imbas oleh kelakuan ayahnya itu, rasanya ingin sekali Jennie terbang ke Korea sekarang juga untuk menenangkan Al.

"Gimana?" Tanya Lisa.

Jennie pun menceritakan apa yang Sena bilang padanya barusan, Lisa mendengarkannya dengan seksama.

*****
See youuu

Ada yang rindu Al gak?

Cold Boy #BS2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang