Sore hari kali ini anak Perfect berkumpul di kamar rawat Al, jarang sekali jika anak Perfect kumpul dengan lengkap. Karena selalu saja ada gangguan, terutama Rangga yang jarang untuk ngumpuk karena kesibukannya.
"Bete gue bete, masa Lisa nyuekin guesih." Kata Vino yang sedari tadi fokus pada ponselnya.
Gitulah Vino yang sangat menganut ilmu perbucinan, cuma dicuekin beberapa jam aja uring-uringan. Berbeda dengan Fauzan yang senyum-senyum sendiri, si cimol satu itu sedang chattingan sama Jissa.
"Lebay lo, dasar bucin." Sahut Al yang ditujukan kepada Vino.
"Eh kalo lo udah pacaran sama Jennie pasti bakal ngerasain apa yang gue rasain." Ucap Vino tak terima dibilang lebay.
"Aish shit!" Umpat Haikal dari arah Jendela.
Entah kenapa hari ini Haikal sedang terlihat badmood engga jelas, cowok penggemar kartun little pony itu terlihat menjadi lebih pendiam.
Semua orang kini memerhatikan Haikal yang terlihat galau dan gundah gulana, sungguh moment yang sangat jarang melihat si cowok hyperaktif kayak Haikal jadi diam. Pasti ada apa-apanya ini.
"Kal, lo kenapa?" Tanya Sena lalu menarik Haikal untuk duduk disampimgnya.
Al yang tadi tiduran dikasur langsung duduk memerhatikan salah satu abangnya yang seperti ingin curhat.
"Gini deh ya, karena kita jarang ngumpul kita jadiin hari ini buat curhat-curhatan. Kalian ceritain apapun yang kalian rasain selama ini, kita berbagi cerita dan berbagi nasehat. Udah lamakan kita engga saling curhat gini, bukan cuma cewek yang butuh tempat curhat tapi cowok juga. Jangan malu buat cerita, kita ini keluarga, pokoknya jangan ada yang disembunyiin diantara kita." Ujar Rangga serius.
Semuanya mengangguk setuju, ini adalah suatu momen mereka yang sukai dan rindukan. Bener apa kata Rangga, cowok juga butuh curhat, kaum cowok juga punya sisi dimana membutuhkan sandaran saat mereka dihadapkan dengan kondisi rumit dan melelahkan batin.
"Dari bang Sena dulu, terus bang Rangga, bang Haikal, gue, Vino, Raffa, terakhir Al. Setuju gak?" Usul Fauzan yang diangguki semuanya.
"Gue udah order domino's pizza sama starbuck buat nemenin kita cerita, tenang gue yang traktir." Kata Vino yang membuat yang lainnya tersenyum senang.
"Yaudah bang Sena mulai cerita." Ucap Raffa.
Sena menatap satu-satu adiknya dengan wajah senang, lalu mulai bercerita.
"Hidup gue selama seminggu inisih datar-datar aja, gue juga sibuk buat ngurusin kalian. Dihidup gue yang berarti cuma kalian aja, maka dari itu gue ngurusin kalian sepenuh hati, dari mulai mastiin kalian makan teratur sampe tidur dengan tenang. Tapi seminggu ini gue dibuat khawatir sama Al, belum lagi jadwal kuliah lagi padet-padetnya. Gue pikir gue engga butuh cewek, gue udah nyaman dan senang hidup sama kalian gini, tapi bukan berarti gue homo, gue masih belum dapet cewek yang tepat." Ujar Sena diakhiri dengan senyuman menenangkan.
Anak Perfect terharu mendengar apa yang diucapkan abang tertua mereka, mereka engga menyangka kalo Sena benar-benar menyayangi mereka seperti ini. Mereka sangat beruntung punya saghabat seperti Sena.
"Gue juga sayang banget sama lo, bang." Ucap Fauzan yang terharu.
Fauzan jadi merasa bersalah karena selalu membantah apa kata Sena, padahal Sena sangat menyanyangi dirinya. Sena itu bagaikan ibu bagi anak Perfect.
"Gue terharu, nyet. Walaupun lo ngeselin gue sayang sama lo." Ucap Rangga lalu memeluk Sena dan dibalas oleh Sena.
"Bang Sena, gue beruntung punya abang kaya lo." Ucap Raffa yang matanya sudah berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy #BS2 (END)
Teen FictionSugara Alvian, sedingin es dikutub selatan itu sangat cuek kepada sekitarnya. Dia tidak pernah berbicara dengan nada ceria, dia selalu memakai nada ketus dan datar. Dia jarang tersenyum, wajahnya sangat kaku namun dia tampan. Adelia Jenniezza, dia a...