Setelah dua minggu berada di Korea Selatan, Al dan Jennie akhirnya hari ini akan pulang ke Indonesia. Al bekerja mati-matian supaya semua masalah selesai secepatnya.
Wajah Al sudah mirip seperti zombie, apalagi kulitnya yang semakin putih pucat membuat Al seperti mayat hidup. Lingkaran hitam juga ikut membuat wajah tampan itu seperti mayat.
Padahal Jennie sudah terus-menerus memperingati Al supaya tidur lebih cepat dan tidak terlalu sibuk bekerja, tetap saja Al tak mengikuti apa yang Jennie katakan.
Mereka berdua sekarang sedang mengemas barang-barang mereka, mereka berdua akan take-off pukul empat sore.
"Al, muka lo udah mirip setan." Celetuk Jennie yang fokusnya sudah teralihkan dari mengemas barang ke arah Al yang sedang membereskan baju-bajunya.
"Gak ada setan ganteng kayak gue." Jawab Al sekena, kadar kenarsissan Al bertambah setiap harinya.
"Pede banget lo." Kata Jennie sambil menatap sinis Al.
"Hm, Jen. Makasih udah nemenin gue disini." Kata Al yang telah selesai mengemas bajunya ke dalam koper.
Jennie menghentikan aksinya yang belum selesai mengemas barang, perhatiannya kini tertuju sepenuhnya pada lelaki berkulit pucat itu.
Rasanya Jennie sangat ingin memberitahu jika dia disini karena mencintai Al, bukan hanya sekedar kasihan tapi rasa cinta sangat mendominasi adanya Jennie disini.
"Lo sahabat gue, gak usah makasih." Kata Jennia yang lagi-lagi berbohong.
Jauh di lubuk hati Al, cowok itu menolak keras jika Jennie dan dirinya hanya sahabat. Cowok itu mengiginkan lebih.
"Ok." Kata Al singkat.
Drttt... Drrttt..
Hp Jennie bergetar, karena Lisa menelpon vidio Jennie. Jennie buru-buru mengangkat telepon vidio dari Lisa.
"JENNIE!"
Suara cempreng Lisa dan Rose beradu menjadi satu, dua prempuan itu senyum-senyum gak jelas dilayar ponsel Jennie.
"Berisik." Saut Al yang memunculkan wajahnya dilayar ponsel Jennie.
"Yeuh suka-suka kita dong, komen aja lo Al." Cibir Rose.
"Tau nih, btw gimana kabar lo berdua? Gak ngelakuin hal yang diluar batas kan?" Tanya Lisa dengan wajah menggoda.
"Baik kok, enggalah anjir. Emang elo sama Vino!" Kata Jennie dengam memeletkan lidahnya.
"Gue sama Vino gak pernah ngelakuin aneh-aneh ya!" Ucap Lisa.
"Iya dah iya, kita lagi beres-beres mau balik nih." Kata Jennie.
"Ganggu lo pada." Kata Al datar.
"Yaudah lo pada beres-beres, tiati pas mau terbang." Kata Rose.
"Yaudah gue tutup ya." Ucap Lisa
"Asiap, dadah." Kata Jennie.
****
Jennie dan Al berjalan beriringan di Bandara Internasional Incheon. Wajah Al tampak cerah tidak seperti beberapa jam yang lalu, Al senang sekali akhirnya pulang ke Indonesia.Al juga memutuskan untuk tidak berpamitan pada keluarganya yang ada di Korea, termasuk pamit pada Jeno. Sengaja, Al tak ingin melihat kesedihan Jeno.
"Yakin engga mau ketemu Jeno dulu?" Tanya Jennie.
"Yakin." Kata Al dengan nada masih ragu.
Jennie menghela nafas, Jennie tentu tau bagaimana perasaan Al yang berubah melow saat bertemu dengan Jeno, terlihat sekali dari gerak-gerik cowok itu.
"Tapi pasti Jeno kecewa banget karena lo main pergi aja, tanpa pamit sama Jeno." Kata Jennie sambil berhenti berjalan.
Al menatap Jennie dalam, cowok itu senyum tipis. Lalu membuka beanie nya dan memasangkan ke kepala Jennie. Al tak mengubris kata-kata Jennie, dia hanya diam tanpa bicara.
"Al, dengerin gue gak sih?" Tanya Jennie jengkel sambil memanyunkan bibirnya.
"Hm." Dehem Al.
Hanya itu respon yang diberikan Al, lalu cowok berkulit pucat itu menggandeng lembut tangan Jennie supay kembali berjalan disampingnya.
"YOONJIN-IE HYUNG!" Panggil seseorang dari belakang.
Dengan otomatis Al dan Jennie berhenti berjalan, lalu menoleh kebelakang melihat ada Jeno yang menatap Al berkaca-kaca.
Jeno berlari lalu memeluk Al erat, isak tangis Jeno terdengar. Senyum miris Al tercipta, tangannya mengusap lembut rambut Jeno.
"Hyung harus pergi, Jeno." Ucap Al dengan suara lembut.
Jennie yang berdiri disamping Al tersenyum dan sekaligus terharu melihat pemandangan ini.
"Tak bisakah hyung tetap tinggal disini? Aku kesepian hyung! Aku ingin pergi dengan hyung, tapi aku tidak bisa." Keluh Jeno setelah melepaskan pelukannya.
"Jeno, dengarkan hyung. Kau memang harus tetap disini, kau pasti bisa melewati semuanya. Kau juga harus berjanji untung tetap baik-baik saja." Ucap Al dengan tatapan teduhnya.
Wajah Al yang dingin entah hilang kemana, Al berubah menjadi sosok yang sangat peduli pada orang lain. Ini semua karena Al menyayangi Jeno--sepupunya yang bernasib sama dengannya.
Jennie menepuk bahu Jeno menenangkan cowok itu yang masih terus meneteskan bulir-bulir bening yang menjamah pipi tirusnya. Walaupun Jennie tak mengerti apa yang mereka bicarakan yang karena memakai bahasa Korea, tetapi Jennie tau apa yang mereka rasakan saat ini.
"Aku tau hyung, jangan khawatir aku baik-baik saja." Ucap Jeno dengan senyuman yang mwmbuat matanya juga ikut tersenyum.
"Kak, tolong jaga Yoonjin-ie hyung ya." Kata Jeno dengan logat Korea nya yang masih sangat kental.
"Pasti Jeno, lo juga harus baik-baik aja disini. Jangan bikin kita khawatir!" Peringat Jennie yang diangguki Jeno dengan terkekeh.
"Iya kak Jennie." Kata Jeno.
Jennie memeluk Jeno erat, dibalas Jeno tak kalah erat. Mereka berpelukan cukup lama membuat Al mendadak kesal entah alasannya karena apa.
Jennie melepaskan pelukannya, lalu tersenyum manis lalu berkata. "Yaudah kalo gitu, kita berangkat ya."
"Iya, kak. Hati-hati ya, Yoonjin hyung tolong jaga Jennie noona!" Ucap Jeno yang diangguki Al.
"Iya Jeno, kita duluan." Kata Jennie.
"Jeno, jaga diri disini. Kita pamit dulu, assalammualaikum." Kata Al.
"Iya, waalaikumsalam." Kata Jeno.
Jennie dan Al berjalan menuju pesawat dengan Al yang menggenggam erat lengan Jennie, lalu Jeno melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arah Al dan Jennie.
***
Di pesawat, Al hanya diam dan fokus pada buku yang dia baca. Buku tentang bisnis, Jennie hanya diam sambil memandangi Al yang sangat fokus pada kegiatan membacanya."Alll." Panggil Jennie.
"Hm." Al hanya berdehem.
"Lo kenapa sih? Dari tadi diem aja?" Tanya Jennie sambil menatap Al serius.
"Terus gue harus gimana? Gak usah mikirin gue, sana pelukan lagi aja sama Jeno." Ucap Al lalu menyimpan majalah bisnisnya dan memejamkan mata minimalisnya.
Jennie bengong, lalu tiba-tiba tersenyum cerah lalu menyadarkan kepalanya dibahu Al. Gadis itu tau apa penyebab Al seperti ini.
"Cemburu kan lo? Ngaku deh, jujur sama gue." Bisik Jennie dengan cekikikan yang bahagia.
Al hanya diam tak merespon, yang merespon hanya wajah dan telinganya yang memerah karena malu.
Sedangkan Jennie terus tertawa puas dan menggoda Al. Al hanya diam tak mau bicara dengan Jennie.
***
Minal adzin walfaidzin semuanya, maaf bila jarang update ya. 😆😆😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy #BS2 (END)
Teen FictionSugara Alvian, sedingin es dikutub selatan itu sangat cuek kepada sekitarnya. Dia tidak pernah berbicara dengan nada ceria, dia selalu memakai nada ketus dan datar. Dia jarang tersenyum, wajahnya sangat kaku namun dia tampan. Adelia Jenniezza, dia a...