Rasa panik itu yang dirasakan Johnny saat melihat kamar Jennie yang kosong. Pikiran Johnny sudah negatif, Johnny takut jika Jennie diculik oleh orang suruhan Siela.
"JENNIE LO DIMANA? JENNIE?" Teriak Johnny mencari Jennie disekitar rumah.
Acara pertunangan sudah di mulai, Johnny tidak peduli. Hanya Jennie yang sekarang Johnny pikirkan, Johnny takut jika Jennie kenapa-kenapa.
"Jenniee... Jenniee..." Teriak Johnny.
Johnny berlari mengelilingi rumahnya yang lumayan luas, Johnny takut jika adiknya nekat kabur.
"Ada apa tuan muda?" Tanya seorang penjaga yang melihat Johnny kalang kabut.
"Adek gue ilang bangsat! Cari sampai ketemu!" Marah Johnny.
Tanpa berpikir apapun lagi Johnny berlari menuju panggung dimana ada Raihan dan Siela yang baru saja selesai bertukar cincin, Johnny tak peduli pandangan orang-orang terhadap sikap tidak sopannya.
"Pa! Jennie ilang!" Bentak Johnny dengan nada tinggi.
"Ilang? Jangan mengada-ada kamu." Ucap Raihan yang ikut panik.
Bagaimana pun juga Raihan sangat menyayangi anak-anaknya, naluri seorang ayah. Tetapi Raihan berhasil mengontrol wajahnya supay terlihat seperti biasa lagi.
"Jennie ilang kak?" Tanya Jissa yang muncul dari kerumunan bersama ayahnya.
"Iya, Jis. Gue udah cari disekitar rumah tapi gak ketemu." Ucap Johnny dengan wajah frustasinya.
"Anak itu sangat tidak bisa diatur, cari saja sendiri ayah tidak peduli." Ucap Raihan dengan tanpa rasa bersalahnya.
Johnny mengepalkan lengannya marah, terlihat dari muka Johnny memerah karena amarah yang telah menguasai dirinya. Kalau bukan karena Raihan yang memaksa Johnny dan Jennie datang ke acara pertunangannya ini semua tidak akan mungkin terjadi.
Bugh!!!
Johnny memukul ayahnya begitu saja, lalu pergi meninggalkan panggung yang kini menjadi rusuh dan menjadi pusat perhatian banyak orang. Banyak tamu yang berbisik-bisik, suasana jadi kacau seketika.
"Anak tidak tahu diuntung." Sinis Raihan yang masih bisa di dengar Johnny.
Johnny berlari diikuti Jissa keluar dari rumahnya dengan kalut, Johnny mengambil mobilnya dulu yang diberi oleh bunda di garasi.
Mereka berdua langsung tancap gas mencari keberadaan Jennie yang menghilang begitu saja. Untungnya jalanan sepi mempermudah perjalanan Johnny dan Jissa.
"Gue coba hubungin temen-temen gue dulu, siapa tau Jennie ada sama mereka." Ucap Jissa sambil mengotak-atik hp nya.
"Tanya sama Al juga, Jen." Ucap Johnny yang sedang fokus menyetir tapi kadang sesekali menengok kanan dan kiri siapa tau Johnny melihat keberadaan Jennie.
"Oke." Ucap Jissa.
Bacotttt (4)
Jissana:
P
Woi
Dengerin penting.Mallana:
Lu ngetik setan
Bukan ngomong.Lalisa:
Apaan?
Lo mau pamer lagi jalan sama Fauzan?Jissana:
Suudzon mulu sama gue.
Jennie ada sama lo pada gak?Mallana:
Kaga gua lagi ada kegiatan mapala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy #BS2 (END)
Teen FictionSugara Alvian, sedingin es dikutub selatan itu sangat cuek kepada sekitarnya. Dia tidak pernah berbicara dengan nada ceria, dia selalu memakai nada ketus dan datar. Dia jarang tersenyum, wajahnya sangat kaku namun dia tampan. Adelia Jenniezza, dia a...