Cowok berbadan tinggi menjulang itu rasanya ingin pingsan seketika, saat mendengar kabar bahwa adiknya itu menjadi korban penembakan.
Desain tempat yang ia sedang buat ditinggal begitu saja. Cowok itu adalah Johnny, Johnny seketika menjadi linglung akibat shock karena kabar buruk itu. Tak ada pilihan lain selain menghubungi ayahnya, walaupun Johnny begitu sebal pada ayahnya.
Saat panggil terhubung, lalu ada suara lelaki paruh baya dalam ponsel itu Johnny langsung mengatakan tujuannya.
"Ayah, Jennie jadi korban penembakan di Seoul." Ucap Johnny dengan menahan tangisnya.
"Bercanda kamu, John? Ayah lagi kerja, jangan ngedrama saat ayah lagi sibuk gini." Ucap Reihan disebrang sana.
Geraman halus itu terdengar, Johnny mengepalkan tangannya kesal. Lalu menatap ponselnya dengan geram. Cowok itu mengacak rambutnya kasar, dalam keadaan seperti itupun ayahnya bahkan menganggapnya bercanda.
"Kalo ayah engga percaya terserah." Ucap Johnny lalu mematikan teleponnya sepihak.
Sekarang yang is butuhkan hanylah tiket penerbangan pesawat tercepat ke Korea, tanpa packing terlebih dahulu cowok itu langsung berangkat menuju bandara internasional Soekarno-Hatta.
Sedangkan disana hal yang diucapkan Johnny membuat Raihan gusar, mau bagimana pun juga Jennie adalah putri kesayangan pria paruh baya itu.
Reihan mengambil ponselnya lalu mengirim pesan pada salah satu oramg suruhannya untuk mencari tahu apakah perkataan putranya itu benar atau tidak.
*****
Setelah menghabiskan berjam-jam dipesawat Johnny akhirnya tiba di Korea, cowok itu langsung membuka ponselnya mencari rute jalan menuju rumah sakit tempat Jennie dirawat."Permisi, Pak Johnny?" Panggil seseorang.
"Siapa?" Tanya Johnny yang mengalihlan wajahnya kearah orang asing itu.
"Saya Hyungsik, sopir pribadi tuan muda Al. Saya bertugas untuk mengantar anda sampai ketujuan." Jawab Hyungsik dengan membungkuk hormat.
"Saya Johnny kakak dari Jennie, bagimana kondisi mereka?" Tanya Johnny.
Mereka akhirnya terlarut dalam obrolan, untungnya Johnny bukan orang introvert yang susah bergaul dengan orang yang baru ia temui.
****
"Orangtua lo ditahan Al, saham perusahaan lo engga begitu turun untungnya, karena kejadian ini mereka jadi percaya sama lo." Ucap Ranggayang duduk disofa tempat Al dirawat."Gak berminat buat ngurus perusahaan." Ucap Al cuek, cowok itu malah makin dingin saat sedang sakit seperti ini.
"Buka mulut!" Ucap Sena yang mengarahkan sendok pada mulut Al. Tanpa banyak berbicara, cowok itu membuka mulutnya.
"Ditembak sakit gak sih?" Tanya Raffa yang sedang bermain mobile legend lewat ponselnya.
"Kalo lo ditembak si Malla baru gak akan sakit." Celetuk Fauzan dengan tersenyum menyebalkan.
"Dih tai." Umpat Raffa malas.
"Ya lagian lo nanya pertanyaan bego, ya pasti sakitlah!" Kata Vino dengan menoyor kepala Raffa.
"Bacot ah lo pada anjeng!" Sahut Haikal yang sedang memotong kukunya.
"Gue mau tunangan sama Jennie hari ini." Ucap Al enteng yang membuat teman-temannya menghentikan aktivitasnya seraya menatap aneh cowok itu.
"Gila lo, jangan aneh-aneh deh. Orangtua lo sekarang lagi ditahan polisi juga." Ucap Sena yang sedang mengaduk bubur milik Al.
"Gue serius." Ucap Al dengan mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy #BS2 (END)
Teen FictionSugara Alvian, sedingin es dikutub selatan itu sangat cuek kepada sekitarnya. Dia tidak pernah berbicara dengan nada ceria, dia selalu memakai nada ketus dan datar. Dia jarang tersenyum, wajahnya sangat kaku namun dia tampan. Adelia Jenniezza, dia a...