Setelah melewati perjalanan selama beberapa jam dan juga cukup melelahkan, kini akhirnya mereka sampai di Bandara Internasional Incheon.
Wajah-wajah yang berseri mereka menunjukan bahwa mereka sangat antusias dan juga senang akhirnya bisa mengunjungi Korea dengan selamat.
"Lis, kamu bawa apaan sih berat banget ini." Ucap Vino yang kesusahan membawa tiga koper sekaligus.
"Barang berhaga, Vi." Ucap Lisa acuh tak acuh.
"Yang, ini loh kamu tuh bawaannya banyak banget." Ucap Fauzan yang menatap badannya penuh dengan brang bawain Jissa. Seperti di lehernya menggantung dua tas Jissa, di keteknya terselip sendal tidur Jissa, lalu kedua tangannya sibuk memegang dua koper.
"Ngeluh mulu ish." Ucap Jissa yang sedang Selfie dengan Jennie.
"Barang-barang lo juga banyak nih Jen, mana berat." Ucap Haikal yang membantu membawakan beberapa tas milik Jennie.
"Dih enggak ikhlas banget kayaknya." Sinis Jennie.
"Kayaknya Malla doang yang bawaannya sedikit." Ucap Sena dengan menatap Malla.
"Bang lo engga ada niatan bantuin kita?" Melas Fauzan yang udah engga kuat sama barang-barang bawaan Jissa.
"Rasain aja sendiri, siapa suruh punya pacar." Ucap Sena meledek.
"Dih dasar sirik sih gak punya pacar." Ucap Vino nyinyir.
Mereka berjalan beriringan menuju mini bus yang disewa oleh Vino dengan masih adu mulut, entahlah hanya umur mereka yang sudah tua sedangkan kelakuan mereka seperti anak kecil.
Cowok dengan balutan kemeja non formal itu menoleh kearah Jennie, Gadis berambut coklat itu terlihat gusar. Gadis itu terus bergerak tak nyaman dalam tidurnya, Haikal merasa kasihan kepada Jennie.
"Chat gue sampai sekarang engga dibls sama Al." Ucap Rangga mendengus kesal. Pikir cowok itu Al sengaja tak membalas pesannya, itu sangat menjengkalkan.
"Chat gue juga." Ucap Sena sambil menunjukan roomnya mereka.
"Eh si Al tuh ada di Seoul atau di Daegu dah?" Tanya Rangga.
"Seoul, udah gue lacak. Rumah utama keluarga Min kan ada di Daegu sama di Seoul." Sambung Fauzan.
"Eh mall dulu yuk, mau makan laper." Ajak Sena.
"Setuju!"
****
Mereka akhirnya sampai di COEX MALL Seoul, Korea Selatan. Mereka semua turun dari mini bus itu, lalu memasuki area mall.
"Gila gila gede banget mallnya." Ujar Raffa takjub.
"Makan apa nih enaknya?" Tanya Sena.
"KFC." Celetuk Malla.
"Jauh-jauh kesini cuma mau ke KFC, norak banget lo." Ledek Raffa nyinyir.
"Dih apaan sih lo." Ucap Malla kesal.
"Lo berdua ribut terus." Ucap Jennie jengah.
Kedua orang yang saling bertentangan itu langsung menutup mulutnya, Malla menunjukan kepalan tangannya pada Raffa sedangkan Raffa menjulurkan lidahnya meledek.
Selain itu Kelvino dan Lisa yang terlihat perang dingin, padahl tadi saat di mini bus mereka baik-baik saja.
"Lo berdua juga kenapa sih?" Tanya Jennie.
"Lisa tuh ngelirik cowok-cowok Korea itu, padahal gantengan juga gue." Sungut Kelvino kesal.
"Yaampun, Kelvino Andriyan! Aku gak ngelirik mereka, mereka yang ngelirik aku!" Ucap Lisa frustasi, rasanya cewek itu ingin sekali menenggelamkan tunangannya ke dalam sungai Han.
"Halah, ngeles aja kamu." Ucap Vino seraya membenarkan topinya.
"Lo berdua itu ya, ngeributin hal yang engga penting." Ucap Rangga.
Kelvino melengos lalu berjalan berdampingan dengan Haikal, cowok itu tidak mau berdekatan dengan Lisa.
"Vi, kamu tuh jangan kayak anak kecil deh." Ucap Lisa.
"Lalisa Sabrina, jangan deketin aku dulu, aku lagi ngambek sama kamu." Ucap Vino dengan gayanya yang seperti anak kecil.
Sedangkan Jissa dan Fauzan tengah ribut juga lantaran keinginan Fauzan yang benar-benar random sekali.
"By, boleh ya aku beli lampu tumblr disini. Terus beli kamera polaroid." Pinta Fauzan dengan ekspresi wajah memelas.
"Enggak!" Bentak Jissa kesal.
"Kenapa sih emang?" Tanya Fauzan.
"JIMAN FAUZAN LO TUH UDAH PUNYA LEBIH DARI SERATUS KEK BEGITUAN!" Bentak Jissa kesal.
Seketika Fauzan diam dengan bibirnya yang merengut lima centimeter, galaknya Jissa membuat Fauzan tidak berani menentangnya.
"Bacot ya kalian, kita makan di Restoran Beef Korean noh disana." Tunjuk Sena seraya berjalan menuju Restoran itu.
"Nama Koreanya tuh Samgyeopsal." Ucap Rangga.
Mereka memesan BBQ dengan beberapa jenis daging yang lezat, tetapi tak ada daging babi tentu saja.
Saat membakar daging tak sengaja tangan Jennie terkena api. Gadis itu terkaget lalu dengan spontan Haikal memegang tangan Jennie.
"Pelan-pelan, Jen." Ucap Haikal seraya mengusap tangan Jennie yang terluka.
"Sakit engga?" Tanya Haikal yang dijawab gelengan oleh Jennie.
"Eh gue pengen ke toilet kebelet." Ucap Rangga pamit serya berdiri dari duduknya.
Cowok bertubuh tinggi berisi itu berjalan menuju kamar mandi, Rangga merasa ponselnya bergetar. Ternyat ada pesan singkat dari dosennnya, maklum Rangga adalah asisten dosen.
Brukk!!
Tak sengaja cowok itu menabrak seseorang karena tak fokus berjalan, akibatnya ponselnya terjatuh. Rangga langsing mengambil ponselnya lalu mengecek ponselnya takut jika ada kerusakan.
"Josonghamnida." Ucap Rangga tanpa melihat siapa orang dirinya tabrak itu.
"Bang Rangga?" Panggil Al dengan wajah tak percaya.
Rangga terdiam untuk beberapa saat takut ini hanya ilusi, lalu beberapa saat kemudian langsung mengangkat kepalanya menatap Al yng menatap datar Rangga.
"Al kebetulan banget kita ada disini.' Ucap Rangga sedangkan Al hanya diam tak bergeming ditempatnya.
"Al lo sehatkan? Ayo ikut gue yang lain lagi makan" Ucap Rangga pada Al yang masih diam.
Tangan Al ditarik paksa oleh Rangga, entah kenapa cowok itu tak bisa menolak tarikan tangan Rangga padahal duia harus menolak.
"Guyssss... Ada Al nih." Ucap Rangga riang.
"AL!" Pekik Jennie riang lalu menghampiri Al.
Gadis itu terlihat senang luar biasa, tanpa aba-aba Jennie memeluk Al erat. Gadis itu benar-benar khawatir pada kondisi Al karena cowok itu tak ada kabar selama beberapa hari.
"Kamu tuh kemana aja sih? Sibuk banget apa sampai gak bisa ngabarin aku? Aku tuh khawatir sama kamu." Ujar Jennie yang semakin memeluk Al dengan erat.
Sedangkan cowok itu merasakan hatinya remuk saat mengingat fakta bahwa, ia harus menjauhi Jennie sekarang. Hatinya hancur melihat Jennie yang merengek seperti ini.
Tetapi apa yang bisa ia perbuat? Tak ada. Hanya bisa pasrah tanpa tau harus berbuat apa.
Tanpa membalas pelukan Jennie, Al hanya bisa berucap lirih pada kekasihnya itu. "Jaga diri."
Srett!!
Brak!!Tubuh Jennie ditarik lalu didorong dengan kencang hingga membentur meja BBQ, tubuh gadis itu limbung begitu saja karena tak ada persiapan untuk menghadapi Suram.
"JENNIE!" teriak teman-teman Jennie panik.
"Yak! michyeosseo?" Tanya Al geram pada Suram.
"Don't approach him again, he is mine. If you approach him again you will die." Ancam Suram lalu menarik tangan Al, Al hanya mengikuti Suram tanpa menoleh kearah Jennie yang menatap dirinya kecewa.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy #BS2 (END)
Teen FictionSugara Alvian, sedingin es dikutub selatan itu sangat cuek kepada sekitarnya. Dia tidak pernah berbicara dengan nada ceria, dia selalu memakai nada ketus dan datar. Dia jarang tersenyum, wajahnya sangat kaku namun dia tampan. Adelia Jenniezza, dia a...