Jam makan siang Jennie, Jissa, Malla dan Lisa sedang makan siang di kantin fakultas kedokteran. Soalnya makanan diaini murah dan juga kebersihannya terjaga.
"Eh lo sama Al udah jadian ya?" Tanya Lisa sambil natap Jennie menggoda.
"Kata siapa?" Tanya Jennie yang mukanya udah merah aja.
"Kata Fauzan lah, PJ lah." Kata Jissa sambil tersenyum bahagia.
"Ih serius? Kok Vi gak cerita sih." Kata Lisa protes.
"PJ gak mau tau." Sahut Malla.
Helaan nafas pasrah terdengar, itu adalah Jennie. Jennie melirik dompetnya yang berada diatas meja. Langsung habislah ini uang jajan Jennie untuk seminggu hanya untuk meneraktir para sahabatnya yang berperut karet.
"Biar gue aja yang teraktir." Kata Al yang tiba-tiba duduk disamping Jennie.
"Gak usah, biar gue aja." Kata Jennie yang engga enak sama Al.
"Kalo lo gak kasihan sama Johnny karena ngamburin duit dia buat hal yang gak penting sih yaudah." Ucap Al panjang lebar.
Al berbicara panjang hanya pada Jennie saja, jika pada yang lain seperti biasa irit ngomong dan ngomong asal jeplak gak pame mikir dulu.
"Udah, biar Al aja yang teraktir kita. Al kan holkay." Kata Malla menengahi perdebatan Jennie dan Al.
"Yaudah, iya." Kata Jennie pasrah.
"Yeayyy, makan banyak." Kata Lisa senang.
Lagian siapa coba yang gak suka gratisan, apalagi kalo ditraktir sama holkay macam Al.
"Asik, makasih ya Al." Kata Jissa.
"Ya." Jawab Al.
****
"Jalan dulu gak?" Tanya Al setelah mereka selesai makan."Lo emang gak ada kelas?" Tanya Jennie balik.
Hanya gelengan yang menjawab pertanyaan Jennie, lalu Al menggandeng tangan Jennie erat yang membuat mereka menjadi pusat perhatian.
"Yaudah, nonton aja ya." Kata Jennie yang diiyakan Al.
Semakin risih karena banyak yang berbisik-bisik karena digandeng Al, Jennie mencoba melepaskan genggangaman tangan Al. Sayangnya tidak semudah itu untuk lepas dari Al.
"Al, mau diliatin orang." Bisik Jennie yang memandang Al memelas.
"Biarin mata mereka kok." Kata Al cuek.
Tapi diam-diam Al menatap tajam orang-orang yang berbisik-bisik membicarakan mereka tanpa sepengetahuan Jennie, karena Al tidak mau Jennie merasa tidak nyaman karena berjalan dengannya.
"Al, tapi gue risih." Kata Jennie yang bener-bener merasa engga nyaman.
"Jen, lo harus terbiasa. Lo harus percaya diri, lo hidup bukan buat dengerin omongan mereka, lo hidup buat diri lo sendiri. Jadi stop mikirin kata-kata orang yang bikin lo gak percaya diri." Ucap Al panjang lebar dengan senyuman diakhir kalimatnya.
Speecles Jennie melihat Al yang jarang berbicara bisa bijak, apalagi cowok itu kan savage mulutnya.
"Lo gak salah makan kan?" Tanya Jennie yang mukanya polos banget.
"Bodo ah." Kata Al sambil jalan duluan.
"Ih marah, Al gue cuma bercanda." Kata Jennie sambil ketawa-ketawa bahagia.
Jennie menyusul Al lalu kembali menggandeng tangan Al lagi, sebenarnya Al gemas sekali sama tingkah Jennie yang menurutnya lucu.
"Ayooo Al, kita nonton yaaaa." Kata Jennie sambil menganyunkan tautan tangannya dengan Al.
Di depan parkiran Al tiba-tiba berhenti berjalan, lalu menghadap ke arah Jennie dengan wajah yang super datar.
"Kenapa?" Tanya Jennie yang salah tingkah karena ditatap Al datar.
"Berhenti, Jen." Kata Al sambil natap Jennie serius.
"Hah?" Tanya Jennie yang engga ngerti.
"Berhenti bikin gue gemes sama lo." Kata Al sambil ketawa seneng lalu mengusap lembut kepala Jennie.
"ALLL JANGAN BIKIN GUE SALTING SIALAN." Kata Jennie sambil nutupin pipinya pakai tangan karena sudah panas dan pastinya merah.
Orang-orang yang ada disekitar parkiran speecles liat Al yang terkenal dingin bisa ketawa lepas kayak gitu, hanya karena Jennie cowok itu bisa ketawa bahagia kayak gini.
Kayaknya sih Jennie berhasil membuat sisi lain dari diri Al keluar, yaitu Al yang ceria dan mudah tersenyum.
Kalau kayak gini gimana Jennie enggak makin cinta coba?
****
Karena kehabisan tiket buat nonton Jennie sama Al engga jadi nonton, Jennie gak mau nonton selain film itu soalnya."Terus sekarang kita kemana dong?" Tanya Jennie yang lagi nyender ke bahu Al.
Mereka berdua lagi duduk dikursi yang disediakan di dekat eskalator. Mereka berdua bingung mau ngapain habis ini gak punya tujuan.
"Lo gak mau belanja gitu? Make-up? Baju?" Tanya Al.
"Gak ah ngapain buang-buang duit aja, mending kita makan aja yuk." Kata Jennie sambil maenin tangan Al yang putih banget.
"Lo kan tadi udah makan." Kata Al yang gak paham sama perut Jennie yang udah kayak karet.
"Jadi lo gamau nih? Yaudah gue sendiri aja." Kata Jennie yang mulai ngambek.
"Iya-iya, ayo makan. Nanti kalo lo ngeluh berat badan naik, gue temenin ngegym deh." Kata Al sambil ngusap pipi chubbynya Jennie.
"Boyfriend material banget sih lo." Kata Jennie sambil meluk tangan kiri Al.
"Yaudah ayo." Kata Al sambil berdiri.
"Lo mau makan apa?" Tanya Al lagi.
"Mau Jajangmyeon, pengen kimchi juga. Pengen makan makanan kesukaan lo." Kata Jennie manja.
"Iya, kalo perlu gue beli restorannya." Kata Al yang gemas banget.
"Sombonggg." Kata Jennie sambil ketawa.
Mereka jalan sambil ngobrol hal-hal yang jelas hingga engga jelas, hingga mereka ketemu sama satu restoran korea yang cukup ramai. Di dalamnya banyak turis orang korea yang kayaknya sengaja makan disini.
Mereka masuk, dengan Jennie yang masih memeluk lengan kiri Al. Al sih engga masalah malah seneng ditempelin sama Jennie.
"Min Yoonjin!" Panggil seseorang dari belakang.
"Lee Suram." Kata Al yang mukanya biasanya aja gak ada senyum gak ada kesel.
"Bogoshipeo." Kata Suram sambil meluk Al erat. Membuat Jennie hampir aja jatoh ke dorong.
"geugeos-eul noh-eusibsio, lee Suram." Ucap Al datar.
Al sama sekali engga membalas peluka Suram, males sih terus juga takut Jennie cemburu.
"Jeolmang bogoshipeo." Kata Suram lagi.
Jennie menatap kesal kearah Al, Jennie langsung pergi dari restoran itu tanpa berkata apapun lagi pada Al. Yang pasti Jennie kecewa pada Al, Al juga tau jika Jennie pasti kecewa dan juga sakit hati.
Al langsung mengejar Jennie, tetapi sayang sekali Jennie sudah menaiki taksi. Jennie ingin sendiri dulu mungkin, Al tidak bisa memaksakan Jennie untuk berbicara juga pada Al.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy #BS2 (END)
Teen FictionSugara Alvian, sedingin es dikutub selatan itu sangat cuek kepada sekitarnya. Dia tidak pernah berbicara dengan nada ceria, dia selalu memakai nada ketus dan datar. Dia jarang tersenyum, wajahnya sangat kaku namun dia tampan. Adelia Jenniezza, dia a...