19.

581 55 3
                                    

Di tengah kesunyian malam, cowok berkulit putih pucat itu menangis tanpa suara. Wajah yang selalu tanpa ekspresi itu kini tampak muram. Matanya memerah karena menangis dan juga hidungnya yang juga ikut memerah.

Kesedihan dan beban berat yang bertahun-tahun kini ia keluarkan melalui tangisan tanpa suara.

Balkon kamar saksi bisu lelehan air mata yang keluar dari mata minimalis Al, udara yang dingin bahkan tak membuat Al beranjak masuk. Cowok sipit itu terus terbelenggu oleh rasa sakit yang selama ini dia rasakan.

Drttt... Drttt...

You have a massage from bang Sena.

Seperti itulah pop-up yang muncul dilayar ponsel canggih Al.

Bang Sena:
Al, besok lu jadi pulang?

Al hanya melirik pesan singkat Sena tanpa ada niat membalas, pikiran Al sekarang sedang mengingat beberapa jam yang lalu, saat Jennie pulang dan Ibunya datang ke kantor cabang yang dipegang Al.

Flashback

"Kau memang anak yang tak berguna, Min Yoonjin." Ucap Raisa saat memasuki ruangan Al dengan tatapan menusuk.

Langkah heels yang dihentakan begitu terdengar jelas, tanpa ada basa-basi sedikit pun Raina duduk di sofa dengan anggun. Wibawa wanita itu sangat terlihat jelas.

"Apa maksud eomma?" Tanya Al dingin sambil jari-jarinya tak berhenti menari diatas keyboard.

Al juga tak mau menatap wajah Raisa itu, Al terus fokus pada apa yang sedang dia kerjakan sekarang. Tindakan itu justru membuat Raisa kesal karena merasa tak dianggap oleh anaknya.

"Aku sedang bicara Min Yoonjin, kemana sikap sopan-mu?" Tanya Raisa seraya membenarkan letak kacamata nya.

"Aku sedang bekerja, ada apa?" Tanya Al seraya menutup layar laptopnya lalu berjalan menghampiri Raisa dan duduk di depannya.

"Jadilah anak yang berguna untuk keluarga Min. Hanya tugas seperti ini saja tak bisa kau tangani, kau mau perusahaan kita bangkrut hanya karena para klien itu membatalkan kerjasama dengan kita!" Kata Raisa dengan suara yang pelan tapi menusuk.

"Aku tak butuh anak seperti kau, dari awal aku memang tak ingin memiliki anak. Aku hanya butuh tenaga kau saja Min Yoonjin jadi tolong bergunalah sedikit supaya aku tak menyesal melahirkan kau." Sarkas Raisa dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Hanya itu yang akan kau katakan?" Tanya Al berusaha tenang.

Padahal di dalam hati lelaki itu dia ingin marah, hatinya sangat sakit mendengar perkataan ibu kandungnya sendiri.

"Masih ada dua hal lagi yang harus aku katakan, yang pertama berhenti bergaul dengan teman-teman berandalmu yang ada di Indonesia. Mereka tak berguna, hanya membuatmu kesusahan saja. Dan kedua jangan pengaruhi Jeno sampai membuat dia membantah omongan orangtuanya, jangan pengaruhi dia dengan hal-hal yang tidak berguna." Ucap Raisa dengan menatap tajam putra satu-satunya itu.

"Sudah selesai, kau boleh keluar. Aku sedang banyak urusan." Kata Al lalu beranjak dari duduknya untuk kembali bekerja di meja kerjanya.

"Apa kau tak diajarkan oleh teman-teman tak berguna-mu tentang ke sopanan? Cih." Sinis Raisa sambil berdiri.

"Mereka yang tak berguna lebih baik darimu dalam memperlakukan aku, tak seperti kau yang jelas-jelas ibuku tetapi tak pernah memperlakukanku dengan benar." Ucap Al yang membuat Raisa bungkam.

Raisa hanya menatap Al sekilas sebelum meninggalkan ruangan Al dengan perasaan kesal bukan main.

Flashback end.

Cold Boy #BS2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang