Pulang ke dorm muka Al benar-benar kusut, makin datar aja muka Al. Kayak uang seribuan yang udah lecek muka Al sekarang.
Tanpa mengucapkan salam dan basa-basi menyapa, Al langsung naik ke kamarnya yang ada diatas. Masa bodo sama penghuni dorm yang terheran-heran sama sikap Al.
"Kenapa lagi ya dia?" Tanya Raffa yang pusing sama tingkah laku Al yang belakangan ini galau mulu bawaannya.
"Lagi pms kali." Celetuk Vino yang tidak berpikir dulu.
"Lagi ga mood tuh." Sahut Haikal yang sedang nugas.
"Kayak cewek aja." Kata Rangga yang sedang tiduran gabut dikarpet bulu.
"Cowok juga manusia yang bisa ga mood, lo juga pasti ada saat dimana lagi ga mood dan masa sensitive anjir." Kata Haikal panjang.
"Bacot ah lo pada, Fauzan panggilin Al kesini coba." Ucap Sena yang daritadi pusing dengerin argumen yang tidak berfaedah.
"Asiyappp bosku." Kata Fauzan lalu berdiri dari duduknya.
Di dalam kamar Al, cowok putih pucat itu sedang jalan bulak-balik seperti setrikan di balkon kamarnya. Al sedang memikirkan gimana caranya supaya Jennie engga salah paham.
Tok.. Tokk.. Tokk..
"Al, lo dipanggil bang Sena tuh." Ucap Fauzan.
Al menghentikan kegiatan tidak berfaedahnya lalu menghampiri Fauzan yang ada di depang pintu kamarnya.
"Ngapain?" Tanya Al yang mukanya lempeng banget.
"Gak tau, gece ah." Kata Fauzan lalu pergi menuruni tangga.
Malas sebenarnya untuk keluar dari kamar, tetapi kalau Sena yang sudah menyuruhnya dia tidak bisa membantah. Bisa-bisa engga dapat makan malam nanti karena Sena ngambek sama Al.
"Kenapa, bang?" Tanya Al yang sudah berada di depan Sena.
"Gue cuma pengen tanya sama lo, lo kenapa lagi sih?" Tanya Sena yang jiwa keibuannya mulai keluar.
"Gue?" Tanya balik Al.
"Yaiyalah, masa si Dio." Kata Sena yang mencoba sabar.
"Gapapa." Ucap Al singkat.
"Jangan kayak cewek deh lo, bilangnya gapapa tapi ternyata ada apa-apa." Ucap Fauzan yang greget sama Al.
"Cerita aja sayang, siapa tau aku bisa bantu." Ucap Haikal yang sok manis tapi jatohnya malah kayak lekong.
"Geli bang, najis ih lo." Kata Raffa sambil mukul bahunya Haikal.
"Bacot ih diem deh lo Juki, gak gue traktir kinder joy lagi mau?" Ancam Haikal yang membuat Raffa seketika diem.
"Lo mah ngancemnya gitu ih, gak suka gue." Rajuk Raffa.
"Kalian kok bacot sih, dengerin si Al coba." Kata Vino yang ikut terbawa emosi.
"Sudah-sudah kalian jangan beradu argumen langsung gelud aja." Ucap Rangga dengan tampang tak berdosanya.
"Bacot ih bisa diem sih lo pada?" Kata Sena yang kesel sama kelima orang yang mulutnya gak bisa diem.
"Jadi lo kenapa? Jujur sama gue, Al!" Kata Sena tegas.
"Jennie salah paham sama gue." Kata Al dengan pandangan sendu.
"Ceritain coba." Kata Haikal.
"Jadi.."
Al pun menceritakan semuanya yang terjadi di restoran Korea, Al menceritakan sedetail mungkin tanpa ada yang ditambah-tambahkan dan dilebih-lebihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy #BS2 (END)
Teen FictionSugara Alvian, sedingin es dikutub selatan itu sangat cuek kepada sekitarnya. Dia tidak pernah berbicara dengan nada ceria, dia selalu memakai nada ketus dan datar. Dia jarang tersenyum, wajahnya sangat kaku namun dia tampan. Adelia Jenniezza, dia a...