prolog

30.4K 1.4K 19
                                    

I have loved you
From a far so long 

I can't remember
The time I did'nt love you
-anonim-
 

"Gue minta maaf." Perempuan itu menunduk dalam, ia meremas jemarinya dengan gugup. Lelaki di depannya terdiam cukup lama, kenyataan yang cukup menghantamnya ini membuatnya butuh waktu sejenak untuk berpikir jernih.

Saat perempuan yang masih mengenakan seragam dinas khas pendidik SMA Pertiwi itu mengangsurkan kembali tiket gold gala premier yang baru saja ia berikan, membuatnya menatap perempuan itu dengan hampa.

Mutiara berusaha tersenyum, "pergilah dengan seseorang yang lo anggap belahan jiwa lo. Gue minta maaf Di, gue gak bisa selalu berada di sisi lo sebagai sahabat sementara hati gue meronta ingin lo melihat gue sepenuhnya sebagai wanita." Mutiara mengambil napas panjang, suaranya sedikit serak. "Gue akan tetap menjadi seperti Ara yang lo kenal, tapi gue butuh jarak. Gue tau seberapa kuat diri gue sendiri. Untuk itu, tolong. Tolong kita jangan ketemu dulu sementara waktu."

Dio Prakasa seorang aktor papan atas yang selalu berlaga di film layar lebar Indonesia ini benar-benar di buat bungkam atas kenyataan yang baru saja menghantamnya.

Mutiara melarikan tatapannya ke seluruh penjuru interior coffe shop di daerah Senayan. Dia sedang berusaha menenangkan dirinya. Tangannya gemetar, tidak mudah mengungkapkan perasaan setelah hampir 7 tahun menyembunyikannya.

“Kebahagiaan itu di bentuk, maka gue perlu mencari kebahagiaan gue sendiri,” ia masih meracau. Mutiara meneguk saliva nya susah payah. "Gue nggak bisa selalu ada di sisi lo sebagai sahabat, tujuh tahun memendam rasa gue pikir akan mudah bagi gue untuk membuangnya dalam waktu singkat asal tak terhubung sama lo lagi."

"Bagaimana kalau tidak bisa?" Tanya Dio cepat dan menantang. Narasi soal membentang jarak untuk sementara waktu tak bisa ia terima.

"Pintu kebahagiaan gak hanya satu. Dan lo bukan satu-satunya."

Jawaban yang membuat Dio sadar, dirinya telah banyak menyia-nyiakan Mutiara. Perempuan baik tapi ia lalai menyadari kalau sahabatnya itu selalu di sisinya tanpa pamrih dan memilih mengalah demi kebahagiaannya.

Mutiara kembali mengontrol dirinya, berusaha menjadi dirinya yang ceria. Tersenyum tulus, ia mengulurkan tangan.

Dio menatap uluran tangan itu dengan ragu,  namun akhirnya membalasnya.

"Selamat tinggal, tapi gue pastikan kita bertemu lagi. Dengan kebahagiaan masing-masing yang telah kita perjuangkan. Dan kita tetap akan menjadi sahabat."

Mutiara mengulum senyum lega, setidaknya rasa tak nyaman yang bercokol dalam dirinya nyaris tujuh tahun telah pergi dan dia bisa menjadi dirinya sendiri dengan leluasa tanpa harus diliputi awan mendung kegamangan.

***

Andy mengacak rambut cepaknya dengan kesal sekaligus gemas, ia menatap sepupunya yang masih anteng memasang wajah kaku tanpa ekspresi. Wajah oriental dengan mata sipit, rambut gondrong  setengkuk dan rahang kokoh nan tajam di hias bulu-bulu halus yang belum dicukur rapi.

"Dia sudah menikah, Ka. Sampai kapan mau berdiri di tempat yang sama?"

Laki-laki itu tetap diam, duduk tenang  menatap bulan purnama yang tampak lebih memukau dibanding wajah kusut Andy yang sedari tadi tak kunjung diam.

Realita ternyata kejam, sayangnya Rakasa Regantara baru menyadari saat usianya nyaris memasuki usia tiga puluh tahun. Entah terlalu mudah dirinya menjalani hidup selama ini, atau perihal cinta yang teramat sangat itu terlalu berat untuk di lepaskan?

"Lo tidak pernah memilikinya, Ka. Lo hanya selalu bersembunyi di belakang Jessica, harusnya lo tau cinta diam-diam itu lebih cenderung berakhir tragis."

Raka memejamkan matanya rapat, ulu hatinya tersentil. Kenapa ia baru sadar?

"Lo jelas tau bagaimana rasanya di tinggalkan, Ndy."

"Oh jelas gue tau," seru Andy yang tampak bersemangat. "Tapi bukan berarti diam dan tenggelam dalam kepiluan," ungkapnya tajam. "Lo memang perlu waktu dan semuanya gak semudah membalikkan telapak tangan, tapi suatu saat lo akan sadar seseorang di masa depan yang bisa mendampingi kamu akan membuatmu bersyukur pada pencipta bahwa kenyataan pahit menempa diri menemukan kebahagiaan yang tak biasa."

Raka menatap Andy dengan tajam. Dan Andy mengangguk meyakinkan.

To be continued …

Mutiara ✔ [Completed]Where stories live. Discover now