Mutiara jatuh dalam dekapan Friga, tergugu untuk beberapa saat di sana. Setelahnya ia pergi membersihkan diri dan kemudian mengeluh akan tampangnya yang mengenaskan.
"Kalau gue pikir-pikir," ucap Mutiara saat keluar dari kamar mandi, tangannya memegang handuk kecil menepuk-nepuk pelan wajahnya yang basah. "Lo ngasih tau mas koko ya kalau gue ke Bar?" tanya Mutiara berpasang wajah jengkel. Tidak mungkin Raka mengirimkan pesan tanpa sebab. Apalagi isinya seakan menyentil sikap nya yang menyiksa diri sendiri semalam.
Friga dengan tak enak hati, mengaku. "Ya gitu, gue penasaran lo lagi ada masalah apaan. Lo diem aja, jadi gue nanya dong."
"Koko bilang apa memangnya?"
"Intinya, gue nanya kabar dia. Dia langsung jawab kalau dia lagi gak baik, terus dia nanya kapan lo bisa tenang kalau ada masalah. Nah dari situ gue tahu, kalian lagi gak baik-baik aja."
"Terus?"
"gue bilang, ya gak pasti tergantung seberapa besar masalahnya. Koko nitipin lo ke gue, di suruh jaga baik-baik dan yang terakhir, ini pesannya. Apapun keputusan lo, dia akan terima."
Mutiara tertegun.
Friga yang melihat gelagat sahabatnya mendekat, ia menepuk pundak sahabatnya pelan. "Gue gak tahu apa masalah kalian, tapi gue harap lo bener-bener harus mikirin jalan baik kedepan untuk kalian berdua. Ingat ya Ra, hubungan lo sama koko dan gue sama Ranz itu rentan banget. Lo tahu sendiri nyokap kita-kita sahabatan, kan? Agak riskan, suasana gak bisa balik lagi seperti semula dan yang terakhir kita nyakitin hati nyokap kita. And then, gak usah mikirin orang lain, bikin beban. Sekali-kali egois gak papa. Demi kebahagiaan elo."
Mutiara mendesah, dia mengangguk tanda mengerti saran Friga. "Thanks ya, Fri."
"Sama-sama."
"Eh kita ke rumah lo, yuk."
"Ngapain?"
"Di sini kita baring-baring doang, gue mau buat Crunchy Sausage Bread."
"Beneran? Astaganaga! Gue lupa kalau lo patah hati kan biasanya suka eksperimen macem-macem di dapur." seru Friga heboh namun kesenangan mengingat ia akan menikmati cemilan buatan Mutiara.
"Sialan!" Mutiara kesal dengan hobi nya satu itu kalau berada dalam suasana hati buruk dan butuh peralihan. "Gue gak lagi patah hati." protes Mutiara, kekeuh.
"Ups, sorry. Maksud gue, kecewa ya?" Friga nyengir. "Yuks kita cusss, jam segini mami sama papi pasti lagi hangout berdua. Udah tua tapi berjiwa muda." cibir Friga yang dibalas anggukan Mutiara. Ia membereskan barang-barangnya dan kemudian mengajak Galih ikut serta.
***
Mutiara mencampur semua bahan yang baru ia dan Friga beli di super market. Maklum, tak ada bahan-bahan yang ia butuhkan di rumah Friga. Ia mencampur adonan sampai bisa di uleni lalu me-mixer nya hingga kalis. Terakhir, Mutiara menambahkan mentega dan garam. Mutiara kembali menguleni hingga kalis elastis. Mengukurnya dengan timbangan seberat 30-35 gram adonan yang ia buat dan dibuat tali panjang untuk melilit sosis yang telah ia potong sesuai keinginan. Kemudian ia meletakkannya dalam loyang, sampai semua sosis habis. Lalu mengolesinya dengan putih telur, menaburi bread crumb dan oregano. Butuh beberapa saat sampai mengembang dua kali lipat, barulah bisa di panggang dalam oven kurang lebih sengan suhu 170 selama dua puluh menit.
Setelah semua Crunchy Sausage Bread ia masukkan kedalam oven, Mutiara menghela napas lega. Ada perasaan menyenangkan tiap kali ia selesai bereksperimen. Ia mengelap peluh di dahi. Sementara menunggu, Mutiara membersihkan dapur dan peralatan dapur segera ia cuci sesegera mungkin sambil sesekali mengecek roti nya.

YOU ARE READING
Mutiara ✔ [Completed]
RomanceRakasa Regantara dan Mutiara Cantika Harjanto adalah sedikit dari manusia yang memiliki kasus serupa. Gagal Move On. Sayangnya, siapa yang akan menyangka saat setelah mereka mengalami hal pahit mereka berjumpa dengan perbedaan karakter yang jauh be...