"Ada tau cowok yang benar-benar baik yang selalu ada ketika lo butuh pertolongan bukan karena ada maksud lain atau caper, tapi emang pure menunaikan kewajiban sebagai manusia yang masih punya rasa manusiawi." -Friga Ayudya Cahya
The One
Sayang, udah makan siang? Sebentar pulang jam brp? Nanti aku jemput.
Mutiara melipir ke belakang Friga, sengaja mengintip chat yang terlihat lebay tapi siapapun yang tengah jatuh cinta hal itu justru terlihat romantis. Tak heran, Friga sekuat tenaga mengulum senyum tipis apalagi mereka sedang berada di taman samping lab Biologi dimana banyak siswa berlalu-lalang. Friga kan telah di cap sebagai guru Killer mau taruh di mana mukanya kalau terlihat ramah?
Tangan Mutiara lihai merapikan peralatan makan, sejak beberapa minggu yang lalu dia telah memutuskan untuk membawa bekal makanan berat yang ia masak sendiri. Seperti hari ini ia membawa capcay dan ayam asam manis dan Friga adalah partner yang tepat untuk membantunya menghabiskan semuanya.
"Fri, mau makan nggak?"
Friga mengangkat kepalanya dari ponsel dengan senyum yang mengembang tipis dia mengangguk.
"Ya terus? Kenapa masih main hape?"
Netra Friga jelalatan memperhatikan sekitar, setelah merasa aman dia memamerkan cengiran.
Ternyata begini rasanya, lelah harus memperingatkan orang yang sedang jatuh cinta. Well, sekarang dia baik-baik saja, misinya saat ini harus menyadarkan sahabatnya agar tetap waras dari mabuk asmara.
Kalimat perintah yang baru sampai diujung lidah tak sempat diucapkan begitu Mutiara tak sengaja menangkap sosok berwajah kuyu, lusuh, keruh. Keningnya mengkerut, bingung.
"Van, mau kemana?" tegur nya saat Evan bahkan tak terlalu fokus untuk memperhatikan sekitarnya, langkahnya gontai terseok-seok seolah ada beban dipundaknya yang amat besar.
"Eng ... Ke kantin mbak." air mukanya agak kaget dan ... Linglung(?).
"Oh! Mau makan siang?"
Pria yang baru saja lulus Teknik Informatika itu mengangguk.
"Sini! Makan siang bareng mbak aja, sama Friga nih mumpung bawa banyak sih."
Bibirnya mengulas senyum tipis sekaligus memasang gelagat rikuh tapi karena undangan Mutiara ia akhirnya duduk di depan dua guru cantik yang masih belum menikah.
"Kamu suka capcay, gak?" tanya Mutiara menuangkan makanan untuk Evan.
"Suka mbak."
"Coba aja kalau gue Ra, mana ada lo siapin." Friga protes saat Mutiara dengan perhatian menyiapkan makanan untuk Evan.
"Segini cukup?" tanya Mutiara pada Evan tak peduli Friga yang memasang wajah cemberut, mungkin lupa kalau mereka masih di lingkungan sekolah.
"Cukup kok mbak," tanggap Evan. Anak itu jadi merasa tidak nyaman berkat Friga yang tiba-tiba merajuk.
"Elo kan lagi berbunga-bunga Fri, beda sama Evan, ini anak butuh nutrisi lebih lagi ada masalah kayaknya. Liat aja mukanya, butek begini."
"Eh?" baru saja anak itu menyuapkan nasi ke mulutnya tapi ia terhenti begitu Mutiara menyinggungnya. "Kelihatan banget ya, mbak?"
"Emang tadi kamu masang poker face?"
Anak itu nyengir menggaruk kepalanya seakan ia tertangkap basah berbohong.

YOU ARE READING
Mutiara ✔ [Completed]
RomanceRakasa Regantara dan Mutiara Cantika Harjanto adalah sedikit dari manusia yang memiliki kasus serupa. Gagal Move On. Sayangnya, siapa yang akan menyangka saat setelah mereka mengalami hal pahit mereka berjumpa dengan perbedaan karakter yang jauh be...