XXVIII

10.8K 1.1K 67
                                    

Bunyi mesin mobil Jeep di carport menandakan Raka baru tiba di rumahnya, spontan Rere mengerling ke arah jam dinding. Sudah biasa. Jangan harap bekerja di perusahaan kontruksi bisa pulang dengan waktu normal. Nehi!! Kecuali memang sedang tak dikejar deadline. Ah, mau dikejar deadline ataupun tidak perusahaan konstruksi seperti itu harus kerja ekstra keras. Itulah alasan sejak awal ia kuliah—meski dibujuk rayu oleh Ayahnya tercinta untuk masuk Fakultas Teknik—dia menolak mentah-mentah permintaan ayahnya dan langsung mendaftar di fakultas ilmu sastra dan budaya. Berbeda dengan Raka dan Rania yang langsung mengamini, beda lagi dengan Raka atas keputusannya yang antimainstream dan nekat mendaftar bukan hanya satu jurusan, kakak sulungnya yang terlampau cerdas itu langsung mengambil dua jurusan sekaligus. Teknik Mesin dan Teknik Sipil. Alasannya? Dia suka dunia otomotif dan dia juga ingin menyenangkan hati Ayah mereka. Jadi, dia sama sekali tak keberatan jika harus keteteran menghadapi dua jurusan di waktu yang sama.

Ranz? Tak jauh beda dengannya. Sayangnya dia banyak drama, pake acara ngambek dan kabur dari rumah segala. Walau ujung-ujungnya juga sia-sia, toh dia tetap masuk fakultas Teknik dan lanjut jurusan tata boga di Imperial Cooking School Tokyo. Memang, pria Anggakusuma ini bikin kepala bunda pening. Takut anak-anak kesayangannya stress.

Kalau Randy, dia yang paling berjaya. Karena anak itu sudah menunjukkan bakat yang dikagumi oleh Ayah mereka. Jago melihat peluang dan super jitu dalam dunia bisnis di usia terbilang  muda, tak tanggung-tanggung uang jajan yang biasa diberi tiap pekan ternyata ia tabung dan diinvestasikan di perusahaan tbk. Awalnya Ayah marah, tapi Randy menenangkan bahwa ia sering memantau pergerakan uangnya lewat bursa efek. Bayangkan!! Rere hanya bisa termangu melihat bontot yang kecil ini sangat cerdik membuatnya merinding, tak lama kemudian si bontot memberi bukti hasil dari investasi nya. Dan dia juga ikutan kena serpihan-serpihan rupiah, wanita dan tipu muslihat. Maka ketika Randy mengambil fakultas Ekonomi jurusan management bisnis, Ayah mereka tak banyak komplain. Justru mendukung. Hal itu tentu membuat Ranz iri dan bersungut-sungut kesal.

Harusnya Ranz memang wajib dan kudu membantu Raka dan Rania di perusahaan konstruksi yang dijalankan oleh keluarga besar mereka. Tapi dia tak tahan harus bergelut dengan rumus dan angka-angka, bertemu klien rewel dan melihat kertas-kertas bertebaran dimana-mana yang bikin matanya sakit, apalagi harus susah payah memeras otaknya agar berpikir cerdas. Demi Tuhan! Dia sangat suka kebersihan dan lebih suka bergelung di dapur. Sedang di kantor? Rasanya seperti markas zombie. Tak seindah ekspektasi. Dia memang membantu tapi sekadar suka-suka mood nya, dia tak ingin terlibat lebih jauh. Walau bidangnya juga tetap ada andil di sana.

Rere bersandar di bahu ayahnya, saat ini mereka tengah nobar berita tentang politik. Kemelut antar kandidat presiden tahun 2019, sungguh banyak postingan provokasi yang bikin gerah di sosial media. Herannya, dua kubu ini tak lelah saling serang. Kalau Rere sih, kalem. Siapapun yang menang, dia santai tapi juga berharap semoga amanah dan adem ayem.

Ranz duduk di atas karpet berbulu lembut, punggungnya bersandar di kaki sofa. Mulutnya masih setia ngemil es krim rasa greentea, tatapannya lurus ke arah tv.

Kalau Randy? Sekarang dia sedang malas-malasan dan bermanja-manja pada bunda, anak bontot itu berbaring dan menjadikan paha bunda Ayla sebagai bantalan kepalanya.

Hingga sosok Raka datang yang membuat mereka melongo, atensi teralih dari tv. Kecuali Ayah masih fokus dan tak terusik sama sekali.

Wajah Raka terlihat berseri-seri dari biasanya tapi bukan itu yang membuat mereka terheran-heran, bagi Raka pantang baginya terang-terangan bermanja pada bunda, walau bagaimanapun Raka tetaplah anak sulung yang punya sisi sok cool dan pemalu. Kenyataannya, di depan mereka Raka acuh tak acuh menjatuhkan kepalanya dipangkuan bunda.

Randy tanpa diminta telah menghindar dari area teritorial nya sebelumnya dan kemudian ditempati Raka. Rere tak habis pikir, padahal kakak sulungnya ini belum beberes lebih dulu. Ranz melihat pemandangan itu dengan alis menukik.

Mutiara ✔ [Completed]Where stories live. Discover now