Seorang wanita bertubuh mungil dengan bibir tersungging cerah dan langkah kaki nya yang terasa ringan berjalan beriringan bersama seorang laki-laki yang jauh lebih muda lima tahun darinya. Wanita itu menggandeng tangan kiri laki-laki itu dengan santai, perutnya agak membuncit kerap kali membuat ia sering merasa lapar.
Itulah kenapa, wanita itu tak pernah ketinggalan cemilan sebagai pengganjal. Dengan syarat, snack organik lulus sensor dari suami tercinta dan tersayang namun suka jealous walau pada adik sendiri.
Benar, Mutiara lebih suka jalan bareng Randy dibanding jalan bareng Raka. Lebih suka ditemani Randy kemana-mana dibanding Raka dan suka jahilin Ranz dibanding Raka, lebih suka ngerepotin dan bikin Ranz kesel dibanding Raka. Mutiara juga tak mengerti, pokoknya ia lebih suka dengan adik-adik suaminya. Titik.
Tapi kalau urusan bermesraan dan membutuhkan ruang privasi, jelas ia lebih menginginkan bersama Raka.
Ketika bokong Mutiara menyentuh sebuah tempat duduk yang memiliki bantalan busa empuk, Ranz datang menghampiri sambil membawa sebuah piring. Wajahnya sepet, bibirnya maju dua senti. Untunglah. Untung tidak sepuluh senti, bisa-bisa Mutiara akan menggetok kepalanya dan meja biar amit-amit jabang bayi semoga anaknya tak mirip dengan tampang Ranz saat itu. Dan di belakang pria itu Friga menyusul sambil tertawa-tawa bahagia.
"Baru nyampe, Ra?"
Mutiara mengangguk dengan senyum masih setia tersungging, tapi ia memberi kode dengan bola matanya mengarah pada Ranz.
"Biasalah," tangan Friga mengibas. "Kayak lo gak tahu aja, semalam kan dia begadang terus lo paksa masak ayam goreng serundeng kering gimana gak kesel dia."
Tatapan Randy seketika terlihat sok prihatin dan kasihan pada kakaknya. Mutiara jarang memberatkannya, berbeda dengan Ranz. Tingkat kesulitannya adalah berperang dengan mood, emosi Mutiara yang suka meledak kapan saja dan the power of demi calon ponakan.
Ranz bungkam, setelah memberi makanan hasil dari masakannya sendiri, ia hengkang. Awalnya, Ranz pernah mencoba mengibuli Mutiara dengan berbohong kalau makanan yang dia beri adalah hasil masakannya tapi begitu Mutiara mencicipi nya, wajah Mutiara terlihat ragu dan akhirnya protes namun tetap memakannya. Air muka Mutiara yang terlihat tak sedap dipandang itu yang akhirnya meluluhkan Ranz untuk tak lagi menipu. Insting perempuan selalu tajam, apalagi kalau hamil. Sensitif.
Suara tawa Mutiara menggema dibalik punggung Ranz yang menjauh, pantas saja mata pria dewasa itu mulai terkatup-katup.
"Gue nyusul Ranz dulu ya, Ra? Dia pasti mau lanjut tidur di ruang kerjanya."
"Mau lanjut tidur atau main-main, mbak?" imbuh Randy nyengir. Ambigu.
"Astaga Randy!!!" seru Friga histeris. "Stop it! Oh no, kamu belajar dari mana sih?"
Bola mata Mutiara memutar, jengah.
"Aku bukan anak kecil lagi mbak."
"Bagi mbak, kamu tetep anak kecil, Randy." kekeuh Friga.
"Capek deeeehhhh!" seru Mutiara mencoba menengahi, ia mulai mengeksekusi masakan Ranz dengan lahap, lalu datang seorang waitress memberikan segelas lemon tea untuknya dan banana cake serta orange jus untuk Randy.
"Terserah, aku nyusul Ranz dulu."
Mutiara dan Randy tak menjawab karena memang Friga tak butuh tanggapan, anak itu segera hilang.
Selepas menghabiskan makanan mereka sambil berbincang ringan dan kemudian memutuskan pulang dari restoran Ranz. Randy dan Mutiara bertemu dengan Raka yang barusan sampai di area parkir.
"Udah mau balik?"
"Iya, habis koko lama." Mutiara cemberut.
Raka tersenyum, ia meraih wajah istrinya dan mengecup kening perempuan itu singkat. Jika dulu Raka malu mengumbar kemesraan kini tidak lagi, seakan ia ingin memberitahu pada dunia bahwa Mutiara miliknya, bahwa Mutiara memilihnya.
Randy mengangkat tangannya memberi gestur lambaian bahwa ia ingin pergi, "Mbak, udah gak butuh aku lagi, kan? Aku mau balik aja."
"Ih! Siapa bilang? Kamu itu selalu dibutuhkan mbak loh Rand, tapi untuk sekarang mbak lebih butuh bapak dari anakku sih." tutur Mutiara tertawa kecil.
Randy ikutan terkekeh geli apalagi wajah Raka yang berubah datar.
"Aku cemburu."
"Oh jelas! As always." Ejek Mutiara sambil melambai kan tangan pada mobil Randy yang mulai menjauh.
"Kenapa anakku gak mau ngerepotin papa nya aja?" keluh Raka melingkarkan sebelah lengannya dipinggang istrinya.
Mutiara mengedik, ia mendongak agar bisa menatap wajah Raka. "Mungkin ingin mencari perhatian lebih?"
"Hah?"
"Anak kamu saja mulai ngode minta diperjuangkan."
"Maksudnya?"
Kasihan sekali, Raka yang kaku dan Raka yang tak mengerti.
"Koko tahu gak, mungkin aja anak kamu ingin lihat seberapa besar papa nya mencari perhatian sama dia. Tapi papa nya sendiri pasrah doang."
Raka mengerling, menyorot Mutiara dalam. "Ini serius?"
Mutiara menggeleng, "ini hanya asumsi."
Astaga! Raka gemas sampai meraih tengkuk Mutiara dan memagut bibir istrinya sampai sebuah suara pekikan menginterupsi mereka.
"Hei! Kalian berdua! Get a room!!!" Rere yang baru sampai bersama kekasih baru nya itu menatap ngeri.
Mutiara tentu saja tak terpengaruh dan dia dengan sengaja ingin Rere tak nyaman. Ia memeluk Raka dengan mesra, mengedipkan genit sampai ya, Rere pergi sambil ngedumel menarik kekasihnya pergi dari sana.
Mutiara tertawa sedang Raka hanya geleng-geleng kepala lalu tubuh pria itu menunduk menyejajarkan kepalanya dengan perut Mutiara. "Anak papa anak yang baik, kalau lahir jangan suka bikin tante sama om jengkel ya, nak?" ucapnya mengusap-usap perut Mutiara.
"Anak papa anak yang baik kok, cuma jahil mirip om Ranz dan tante Rere kan gak salah Pa. Terus se-cute dan baby face seperti om Randy lebih kece." jawab Mutiara santai dan tertawa-tawa.
Raka mendesah tapi bahagia melihat istrinya tertawa. "Kita ke mobil."
"Ngapain? Rere kan baru nyampe, nyusul yuuuk." ajak Mutiara sambil merengek manja.
Raka menggeleng, "menuntaskan yang belum selesai. I want you."
"oh my," keluh Mutiara tapi tertawa lagi dan langsung melangkah mendekati pintu mobil sebelum Raka berjalan.
Di sana, biarkan mereka puas bercumbu mesra. Lagian, tidak sampai kebablasan. Hanya sekadar. Tak lebih.
---the end---

YOU ARE READING
Mutiara ✔ [Completed]
RomanceRakasa Regantara dan Mutiara Cantika Harjanto adalah sedikit dari manusia yang memiliki kasus serupa. Gagal Move On. Sayangnya, siapa yang akan menyangka saat setelah mereka mengalami hal pahit mereka berjumpa dengan perbedaan karakter yang jauh be...