Haee readers kessQ❤️
Sebelum baca utamakan
Vote dulu yak. Biar lebih
Haqiqi.🤤Marvel menutup pintu ruang rawat Felicia. Dia memiliki keputusan yang sudah bulat dan tak ada yang bisa melarang nya untuk melakukan ini semua. Yang dipikiran dia saat ini hanyalah kesembuhan gadis itu saja.
Sosok Fathir yang biasanya ceria saja kini menatap iba ke arah Marvel. Dia tak menyangka kejadian nya akan seburuk ini, apalagi mengakibatkan nyawa seseorang terancam.
"Vel, lo harus yakin kalo Felicia pasti bisa lewat in masa kritis nya sekarang. Yang terpenting, gue harap lo gak mikir yang macem-macem." Keyva menepuk punggung Marvel pelan, memberi semangat.
Marvel menghela nafas beratnya. Menatap kedua sahabatnya secara bergantian, lalu menatap Aza dan Alya yang berada disitu juga.
"Gue bakal ngelakuin sesuatu buat Felicia," ucap Marvel, nada suara nya penuh keseriusan.
"Lo mau ngapain?" tanya Fathir.
"Nanti kalian bakal tau sendiri. Sekarang gue pergi, ada urusan yang belum gue selesai in. Gue minta tolong sama kalian, tolong jagain Felicia" setelah mengatakan itu, Marvel pergi.
Dengan langkah gontai, Marvel keluar dari perkarangan rumah sakit. Dia harus membicarakan hal serius ini kepada orang tua nya, terlebih lagi orang yang menyelekai nya adalah saudara kembarnya sendiri.
Tak butuh waktu lama Marvel untuk sampai di rumah nya. Hanya lima belas menit saja, dia telah sampai di perkarangan halaman rumah dengan rambut yang sedikit acak-acak kan. Tapi itu malah membuat nya semakin terlihat keren.
Seperti biasa, Pak Supri membukakan gerbang untuk Marvel. Tak ada satu kata pun yang terlontar dari mulut nya, pikiran nya terus terbayang-bayang oleh Felicia.
Marvel menghidupkan bel rumah nya. Beberapa menit kemudian, pintu itu terbuka dan menampak kan kehadiran Bi Inah yang muka nya terlihat khawatir.
"Akhirnya Den Marvel pulang juga" Bi Inah menatap tubuh Marvel dari atas sampai bawah. Tak sengaja, Bi Inah melihat noda darah di baju yang dikenakan Marvel. Membuat Bi Inah cemas.
"Itu kenapa di baju Den Marvel ada darah? Aden gak kenapa-kenapa kan? Nyonya sama Tuan khawatir tadi nyari in Aden" kata Bi Inah.
Tiba-tiba saja Marvel memeluk tubuh Bi Inah, ingin menangis, tapi ego Marvel terlalu besar untuk melakukan kan nya.
"Bi, Marvel mau ngucapin makasih sama Bi Inah karena udah selalu ada buat Marvel saat Mama sama Papa sibuk dengan urusan nya masing-masing. Kalo gak ada Bi Inah, mungkin Marvel gak akan pernah ngerasa in sama sekali yang nama nya kasih sayang"
Di pelukan Bi Inah, tak sengaja Marvel menitiskan air mata. Dengan cepat, tangan Marvel mengusap nya, setelah itu melepaskan pelukan nya dari Bi Inah.
"Den Marvel gak perlu ngucapin terima kasih, itu sudah kewajiban Bi Inah mengurus Den Marvel. Bi Inah juga ikhlas melakukan semua nya, Den Marvel sudah Bibi anggap kayak anak sendiri" air mata Bi Inah terjatuh, dia sangat terharu.
Tinnn....Tinnn....Tinnn....
Suara klakson mobil itu membuat Marvel tersadar dengan tujuan awal nya saat ini. Dia berjalan mendekati kedua orang tua nya.
"Papa, Marvel mau ngasih tau sesuatu" kata Marvel, rahang nya yang kokok mengeras.
Marko tak menggubris perkataan Marvel, tangan kanan nya tiba-tiba saja melayang ke pipi Marvel dengan sangat keras. Sehingga Marvel sedikit meringis kesakitan, Ranti ingin menolong nya. Tetapi saat ini Marko benar-benar emosi dengan Marvel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marvel
Teen Fiction#278 teenfiction = 25Mei2018 #194 teenfiction = 29Mei2018 #257 teenfiction = 04Juni2018 #244 teenfiction = 23Juni2018 #149 teenfiction = 30Juni2018 (Beberapa chapter ada yang aku private acak, jadi kalo mau baca harus follow akun ini terlebih dahulu...