0.34

4.5K 370 50
                                    

Marvel berniat untuk mengejar Felicia, namun tangan nya di tahan Salsa. Marvel menoleh ke arah Salsa dengan tatapan tajam nya. "Lepasin tangan gue b*tch!" ucap Marvel dengan tegas.

Namun tak ada pergerakan yang dilakukan Salsa, dia malah lebih menguatkan pegangan nya pada Marvel dengan wajah tanpa dosa.

Dari belakang sana, Fathir melempar kan sesuatu pada Salsa. Keyva yang melihat aksi jahil dari Fathir hanya terkekeh geli. Salsa kaget bukan kepalang,  saat tepat sekali kecoa itu
menempel di baju nya.


"Key, gue hitung sampe tiga. Nih jalang gue tebak pasti teriak, kita mulai hitung dari sekarang. Satu... dua... tiga..."

"Kecoa!!" teriak Salsa sangat keras. Dua orang itu langsung terkekeh penuh kemenangan, memang pikiran jahil Fathir terdabest sekali. Salsa berjingkrak-jingkrak ketakutan, Shasa yang tadinya berada di dekat Keyva dan Fathir langsung mendatangi Salsa untuk membantu nya.

"Mampus lo!"ujar Aza dengan senang.

"Udah Za, dari pada kita liatin yang gak penting gini. Mending kita susulin Feli aja sekarang, pasti dia terpuruk banget setelah liat kejadian tadi" saran Alya, dengan raut wajah khawatir.

"Iya Ya, gue setuju. Kuy" Aza menarik tangan Alya dan berlari menyusul ke pergian Felicia dengan langkah gontai.

Felicia masuk ke dalam kelas,lalu mengambil tas dan membereskan
beberapa buku yang masih tertinggal.
Aji mendekat  ke arah Felicia " Lo mau kemana?" tanya Aji bingung.

"Mau pulang Ji, gue lagi nggak enak badan nih. Butuh istirahat, temenin gue ke guru piket ya. Mau minta izin mau pulang" pinta Felicia dengan wajah sedikit memohon.

Mana bisa Aji tak mengiyakan permintaan orang yang dia cintai. "Tenang aja Fel, gue pasti temenin
lo kok. Ke pelaminan aja gue siap jadi pendamping lo" Aji terkekeh.

Tapi ini bukan saat nya untuk bercanda, jadi Felicia hanya membalas ucapan Aji dengan senyum tipisnya. Usai selesai membereskan semua bukunya, Felicia langsung menarik tangan Aji. " Ayok Ji" ajak Felicia.

"Berasa lagi kawin lari nih, lari-larian sama lo Fel" batin Aji.


Sepuluh menit kemudian, Aji dan Felicia sudah sampai tepat di depan ruangan guru piket. Bu Theresia yang hari ini bertugas sebagai guru piket, menatap kedatangan Felicia dan Aji dengan pandangan kaget.


"Maaf bu langsung nyelonong aja, soalnya pintunya gak ke tutup" Aji memulai percakapan.

Bu Theresia tak menghiraukan ucapan Aji, tatapan nya kini terfokus ke Felicia. Wajah gadis itu sedikit pucat, matanya yang merah terlihat sekali seperti orang yang habis menangis. "Kamu apakan Felicia?" tanya Theresia.

Aji nampak kaget dengan pertanyaan yang di lontarkan Theresia terhadap diri nya. "Aji gak ngapa-ngapain Feli bu, tanya aja sama Feli" jawab Aji apa ada nya.

"Apa benar yang dikatakan Aji barusan tadi Feli? Kamu jangan berusaha menutupi kejadian yang sebenarnya" tukas Theresia yang masih belum yakin dengan ucapan Aji.

"Apa yang dikatakan Aji benar bu, Felicia lagi gak enak badan. Jadi minta tolong sama Aji buat nemenin ke ruang piket, Felicia mau minta izin sama ibu buat pulang. Soalnya Feli kurang enak badan, boleh gak bu?" tanga Felicia dengan sopan.


Marvel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang