0.50 (a)

2.7K 296 51
                                    

Sebelum baca, vote dulu yaww.
Biar sama-sama enak kitaa^_^

Felicia menundukkan kepala merasa takut, gadis berpipi chubby itu menumpahkan seluruh air matanya. Perbuatan Salsa dan Shasa tidak dapat lagi di toleransi, mereka begitu kriminal. Kedua tangan Felicia di ikat, begitu juga dengan kedua kakinya. Mulut nya diplester agar dia tidak dapat meminta tolong.

Perlahan-lahan, Felicia memberanikan dirinya menatap ke arah perempuan yang terlihat sedang berjaga-jaga di dekatnya. Dia adalah Shasa, sedang kan Salsa berada di luar berbincang dengan seseorang.

Rasanya Felicia ingin sekali kabur dari sini, tapi bagaimana caranya. Kaki dan tangan nya saja di ikat seperti ini, mata nya mulai kesana kemari untuk menyusun rencana.

Dia melihat pecahan beling berada di dekatnya, akhirnya Felicia memiliki cara untuk terlepas dari Salsa, Shasa, dan satu orang lagi yang berada di depan. Felicia belum tau betul itu siapa, yang pasti dia juga jahat.

Felicia menunggu waktu yang pas. Dia berharap Shasa pergi meninggalkan dirinya seorang diri, agar dia bisa menjalankan aksinya. Namun sayang sekali, keberuntungan tidak jatuh pada Felicia.

Salsa datang dengan orang yang mengejutkan bagi Felicia. Mata Felicia membulat lebar tak percaya, selama ini orang yang baik di depan Felicia ternyata diam-diam menghanyutkan. Dia adalah Marcel. Tapi Felicia masih menganggapnya Zero, bukan Marcel. Karena Marvel belum menceritakan apa-apa soal saudara kembarnya yang sudah ditemukan.

Marcel tersenyum licik, ia mengangkat dagu Felicia sehingga Marcel dapat menatap wajah cantik Felicia. "Hai cantik, jangan menangis" tangan Zero perlahan menghapus bekas air mata Felicia.

Felicia menatap Marcel penuh kebencian, ingin sekali kuku nya yang tajam mencakar wajahnya itu, namun kedua tangan nya sedang di ikat.

"Apa pacarmu itu telah memeberitahukan sesuatu padamu?" pertanyaan Marcel tersebut membuat Felicia kebingungan. Marcel membuka plester an nya di mulut Felicia.

"Gue gak tau apa yang lo maksud! Sekarang lepas in gue Zero!" pekik Felicia, air mata nya semanis deras.

Salsa berjalan mendekat ke arah Felicia. "Apa lo bilang? Lepas in?" Salsa tertawa jahat, menatap tajam Felicia. "Gue akan bunuh lo dan pacar kesayangan lo disini! Ini akibat nya kalo kalian main-main dengan Salsa Sabila" lanjut Salsa tersenyum penuh kemenangan.

Felicia menggeleng. "Cukup Salsa! Kalo lo emang bener sayang sama Marvel, cinta sama Marvel, seharusnya lo bisa bahagia walaupun Marvel gak sama lo. Lo gak bisa maksa in cinta dia Sal, cinta itu gak bisa dipaksa in. Harus murni dari hati".

Salsa hanya tertawa mendengar ucapan Felicia, tak ada yang bisa menghentikan Salsa saat ini. Dia benar-benar patah hati karena Marvel tidak menerima nya sama sekali. Sekali ia menginginkan yang ia mau, segala cara akan dia gunakan demi kesenangan nya.

Tapi kini cinta Salsa berubah menjadi benci, ada sesuatu hal yang telah dia rencanakan bersama Marcel dan Shasa. Awalnya Shasa menolak, Marcel pun sama. Karena ancaman menakutkan dari Salsa, mereka berdua terpaksa ikut dalam hal ini.

"Bullshit! Gak usah bacot lo, Fel! Lo liat aja apa yang gue lakuin nanti" Salsa mendorong tubuh Felicia kebelakang. Lalu mereka bertiga meninggalkan Felicia di dalam ruangan gelap itu seorang diri.

Felicia kembali menangis, air mata nya kali ini bukan karena dia di ikat. Namun karena kenyataan pahit yang akan dia lewati setelah ini. Bagaimana bisa ia dengan bodoh nya mempercayai ucapan Marcel selama ini

Felicia terisak, ia menunduk dalam ketakutan nya. Berharap ada seseorang yang dapat membantu nya saat ini. Karena kelelahan menangis, gadis berpipi chubby itu tertidur. Tak lama kemudian, tangan nya merasakan sentuhan hangat, tali yang terikat di tangan nya perlahan terlepas. Sehingga tangan nya dapat bergerak dengan bebas.

Marvel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang